PM Nepal Mundur Usai Unjuk Rasa Berdarah karena Larangan Medsos dan Isu Korupsi

Sukabumiupdate.com
Selasa 09 Sep 2025, 22:51 WIB
PM Nepal Mundur Usai Unjuk Rasa Berdarah karena Larangan Medsos dan Isu Korupsi

Perdana Menteri (PM) Nepal, Khadga Prasad Oli Sharma. (Sumber Foto: Twitter)

SUKABUMIUPDATE.com – Perdana Menteri (PM) Nepal, Khadga Prasad Oli Sharma, resmi mengundurkan diri pada Selasa, 9 September 2025, di tengah gelombang unjuk rasa berdarah yang dipicu larangan media sosial dan isu korupsi pemerintah.

"PM telah mengundurkan diri," ujar ajudan Oli, Prakash Silwal, dikutip dari ABC Australia. Langkah ini menambah ketidakpastian politik di Nepal.

Dalam surat pengunduran dirinya kepada presiden, KP Sharma Oli menuliskan, "Saya telah mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri efektif mulai hari ini... untuk mengambil langkah lebih lanjut menuju solusi politik dan penyelesaian masalah," seperti dikutip dari France24.

Unjuk Rasa Meletus Usai Larangan Medsos, 19 Tewas

Pengunduran diri Oli terjadi sehari setelah 19 orang tewas dalam aksi demonstrasi besar-besaran yang dipicu larangan penggunaan media sosial menyusul viralnya kasus korupsi di kalangan pejabat pemerintah.

Sebelumnya, Oli sempat menggelar pertemuan dengan partai-partai politik dan menyatakan bahwa kekerasan bukan solusi. "Kita harus menempuh dialog damai untuk menemukan solusi atas masalah apa pun," ujarnya.

Baca Juga: 19 Orang Tewas di Nepal, Aksi Protes Larangan Media Sosial dan Maraknya Korupsi

Namun, pernyataan tersebut tak meredakan kemarahan publik. Ribuan pengunjuk rasa tetap turun ke jalan, terutama di sekitar gedung parlemen Kathmandu, menentang jam malam tanpa batas waktu yang diberlakukan pemerintah.

Polisi Tembakkan Gas Air Mata dan Peluru Karet

Pemerintah mencabut larangan media sosial setelah kerusuhan memuncak, dengan aparat menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah massa. Insiden tersebut menyebabkan lebih dari 100 orang terluka.

Rumah beberapa pejabat tinggi Nepal dibakar massa. Menteri Dalam Negeri Ramesh Lekhak turut mengundurkan diri sebagai bentuk tanggung jawab atas korban jiwa, termasuk seorang anak berusia 8 tahun.

Beberapa menteri dilaporkan dievakuasi dengan helikopter militer. Video yang viral di media sosial menunjukkan kediaman pejabat di wilayah Kathmandu diserbu massa.

Akar Masalah: Ketimpangan dan Korupsi

Nepal saat ini menghadapi tekanan dari generasi muda, terutama setelah viralnya video anak pejabat pamer kekayaan di TikTok, platform yang tidak diblokir oleh pemerintah.

Sejak Jumat, media sosial ramai membandingkan kemewahan anak politisi dengan kehidupan rakyat biasa. Situasi ini memicu kemarahan publik, khususnya kaum muda dan Gen Z.

Nepal sendiri merupakan negara dengan PDB per kapita hanya US$1.447, dan pengangguran mencapai 10 persen, menurut data Bank Dunia. Hampir 43 persen populasi berusia 15–40 tahun, mencerminkan tekanan sosial-ekonomi yang cukup besar.

Demonstrasi Gen Z: Tuntutan untuk Masa Depan Lebih Baik

Unjuk rasa meluas ke berbagai kota, termasuk dari wilayah perbatasan India-Nepal. Mereka menyuarakan tuntutan atas pendidikan, layanan kesehatan, dan masa depan yang lebih baik.

"Kami masih berdiri di sini untuk masa depan kami … kami ingin negara ini bebas korupsi sehingga semua orang dapat dengan mudah mengakses pendidikan, rumah sakit, [fasilitas] medis … dan untuk masa depan yang cerah," ungkap Robin Sreshtha, salah satu pengunjuk rasa.

Akibat protes dan pembakaran ban di jalan, bandara internasional Kathmandu menghentikan penerbangan dari sisi selatan karena asap pekat mengganggu jarak pandang.

Sumber: Tempo.co

Berita Terkait
Berita Terkini