Mundurnya Edy dan Masalah PSSI

Kamis 24 Januari 2019, 01:45 WIB

Eddi Elison 
Pengamat Sepak Bola Nasional

Mungkin ada yang beranggapan mundurnya Edy Rahmayadi (ER) sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada saat berlangsungnya kongres tahunan PSSI di Bali, Ahad lalu, sebagai hal yang mengejutkan. Maklum, sebelumnya, bekas Panglima Komando Strategi Angkatan Darat itu berdalih menolak mundur meski dituntut sejumlah pihak dalam komunitas sepak bola karena kegagalan tim nasional senior dalam Piala AFF.

Namun mundurnya Edy tersebut sama sekali bukanlah hal yang mengejutkan. Ada banyak hal yang mendahului hal itu. Dimulai ketika Edy terpilih sebagai Gubernur Sumatera Utara dan terjadinya bentrokan antar-suporter klub yang merenggut nyawa. Disusul dengan terbongkarnya skandal pengaturan skor yang melibatkan dua anggota Executive Committee PSSI. Tersisihnya tim garuda di babak pertama Piala AFF dan tidak kembalinya pelatih tim nasional Luiz Milla menambah lagi alasan tersebut. Semua itu membuat kita yakin bahwa Edy hanya menunggu waktu terbaik untuk menyatakan mundur.

Argumentasi yang paling mendesak sebenarnya adalah ketiadaan waktu Edy untuk dapat mengurus masalah persepakbolaan yang menumpuk. Hal itu bersamaan dengan menggunungnya persoalan dari berbagai sektor di Sumatera Utara. Apalagi Edy berdomisili di Medan, sedangkan kantor pusat PSSI di Jakarta. Pilihan Edy untuk mundur di kongres memang waktu yang tepat, mengingat dia terpilih juga melalui kongres luar biasa (KLB).

Dalam sejarah PSSI, Edy menjadi orang keempat yang mengundurkan diri setelah Ali Sadikin, Sjarnoebi Said, dan Azwar Anas, dari I5 orang yang pernah terpilih sebagai Ketua Umum PSSI. Bang Alibegitu sapaan Ali Sadikinmengundurkan diri secara diam-diam hanya beberapa bulan sebelum masa kepengurusannya selesai akibat "rongrongan" internal setelah keterlibatannya dalam Petisi 50, kelompok penentang kebijakan pemerintah Presiden Soeharto.

Sjarnoebi mundur akibat kegagalan tim nasional ditambah kondisi persepakbolaan nasional yang tak memungkinkan berprestasi terbaik setelah kompetisi Galatama kehilangan marwah karena "jual-beli" gol. Azwar mundur setelah tim nasional bermain "sepak bola gajah" di Vietnam pada I998 dalam Tiger Cup. Sedangkan yang terpaksa dimundurkan adalah La Nyalla Mattalitti.

Edy seharusnya menjalankan tugas sebagai Ketua Umum PSSI dari 10 November 2016 hingga 20 Januari 2019. Mundurnya Edy pada Ahad lalu membuat masa kepengurusannya masih menyisakan waktu satu tahun sepuluh bulan. Mengingat masa waktu yang tersisa tersebut, seharusnya Kongres Bali sudah dapat memutuskan kapan KLB PSSI digelar untuk memilih ketua umum baru, sebagaimana dituntut demonstran pada waktu kongres. Apalagi banyak pihak yang menghendaki sebaiknya, selain Edy, seluruh pengurus juga mundur.

Setelah Edy mundur, PSSI kini ditangani penjabat Ketua Umum Joko Driyono alias Jokdri, tokoh yang puluhan tahun telah bergelut dalam persepakbolaan nasional, sejak era Galatama pada 1980-an sebagai Manajer Klub Pelita Krakatau Steel. Cukup banyak jabatan yang pernah dipegangnya, termasuk Sekretaris Jenderal PSSI dan pemimpin kompetisi.

Joko Driyono tentu punya visi, kemampuan, dan mendalami ketentuan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) untuk mengelola persepakbolaan nasional. Apalagi sekarang ia juga menjabat Wakil Presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Yang diragukan adalah kemurnian integritasnya terhadap dunia sepak bola nasional, mengingat "kedekatannya" dengan Nirwan D. Bakrie dan Nurdin Halid.

Maka, kita bisa mengerti mengapa Kongres Bali belum berani menentukan kapan dilaksanakannya KLB, terutama karena gejolak politik menjelang pemilihan umum 17 April mendatang dan akan digelarnya Kompetisi Liga 1, yang diperkirakan dilangsungkan pada April juga.

Semoga keguncangan dalam persepakbolaan nasional ini tidak terjadi lagi. Tapi, bukan mustahil, jika tim nasional tahun ini kalah di SEA Games Filipina dan U-I9 gagal di Piala AFF, ditambah kian merebaknya "pengaturan skor" yang sedang ditangani Satuan Tugas Anti-Mafia Bola, hal itu tentu akan mengundang reaksi keras dari masyarakat bola.

Sumber: Tempo

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkini
Musik02 Mei 2024, 17:00 WIB

Lirik Lagu Cinta Luka Sempurna Iqbaale Ramadhan Eks Personil CJR

Inilah Lirik Lagu Cinta Luka Sempurna Iqbaale Ramadhan Ex Personil Coboy Junior (CJR) yang Viral di Medsos.
Lirik Lagu Cinta Luka Sempurna Iqbaale Ramadhan. Foto: YouTube/IqbaalRamadhan
Keuangan02 Mei 2024, 16:30 WIB

Hindari 5 Gaya Hidup Boros yang Membuat Hidup Miskin dan Sulit Kaya

Yuk Hindari Sekarang! Inilah Sederet Gaya Hidup Boros yang Membuat Hidup Miskin dan Sulit Kaya
Ilustrasi. Belanja berlebihan. | Gaya Hidup Boros yang Membuat Hidup Miskin dan Sulit Kaya. (Sumber : pexels.com/AndreaPiacquadio)
Bola02 Mei 2024, 16:28 WIB

Malam Ini, Nobar Pila AFC U-23 Indonesia VS Irak di Halaman Mapolres Kota Sukabumi

Perebutan juara ketiga yang mempertemukan antara Indonesia dengan Irak itu akan digelar hari ini pada Kamis (02/5) sekira pukul 22:30 WIB, malam.
Nonton bareng pertandingan Piala AFC U-23 Indonesia vs Irak di Halaman Maporles Kota Sukabumi | Foto : Ist
Entertainment02 Mei 2024, 16:00 WIB

Rizky Febian dan Mahalini Dikabarkan Bakal Menikah Secara Adat di Bali Pada 5 Mei

Rizky Febian dan Mahalini dikabarkan akan melangsungkan pernikahan secara adat di Bali pada Minggu, 5 Mei 2024.
Rizky Febian dan Mahalini dikabarkan akan melangsungkan pernikahan secara adat di Bali pada Minggu, 5 Mei 2024. (Sumber : Instagram/@rfasmusic)
Life02 Mei 2024, 15:23 WIB

6 Sikap yang Membuat Anda Sulit Dipercaya Orang Lain di Masyarakat

Beberapa sikap dalam hidup rupanya berpengaruh terhadap penilaian orang lain, salah satunya menjadi patokan apakah dipercaya apa tidak di mata orang
Sikap yang membuat orang sulit dipercaya | Foto : Pexels/Liza Summer
Sukabumi02 Mei 2024, 15:15 WIB

Bejat, Gadis 13 Tahun Digilir 8 Remaja di Kosan Usai Dicekok Miras di Sukabumi

Berawal dari status di media sosial, gadis dibawah umur berinisial R (13 tahun) warga Salabintana, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, menjadi korban pencabulan dan digilir delapan orang.
Ilustrasi, Gadis inisial R (13 tahun) asal Selabintana menjadi korban pencabulan 8 remaja di kosan di Cicantayan Kabupaten Sukabumi | Foto: : Freepik/raybon
Sukabumi02 Mei 2024, 15:15 WIB

Pernah Jadi Korban, Pengakuan Pembunuh dan Pelaku Sodomi Bocah SD di Sukabumi

Polisi akan memeriksa secara medis kejiwaan S dan wilayah lubang anusnya.
(Foto Ilustrasi) Terduga pelaku pembunuhan dan sodomi di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, berinisial S (14 tahun), mengaku pernah menjadi korban. | Foto: Pixabay
Inspirasi02 Mei 2024, 15:00 WIB

Lowongan Kerja di Sukabumi Sebagai Barista, Minimal Lulusan SMA/SMK

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Lowongan Kerja di Sukabumi Sebagai Barista, Minimal Lulusan SMA/SMK (Sumber : pexels.com/Wendy Wei)
Sukabumi02 Mei 2024, 14:50 WIB

Lewat E-Lapor, Empat Aduan Diterima Pemkot Sukabumi Selama April 2024

Keempat aduan ini paling banyak disampaikan untuk DPUTR Kota Sukabumi.
(Foto Ilustrasi) Pemkot Sukabumi melalui Diskominfo mencatat selama April 2024 empat aduan masuk ke E-Lapor. | Foto: Istimewa
Sukabumi02 Mei 2024, 14:37 WIB

Hardiknas, Pemkot Sukabumi: Momentum Melanjutkan Gerakan Merdeka Belajar

Hardiknas yang diisi penampilan kesenian para pelajar merupakan bukti tingkat pendidikan di Kota Sukabumi sudah cukup baik.
Disdikbud Kota Sukabumi pada Kamis (2/5/2024) menggelar Upacara Peringatan Hardiknas Tingkat Kota Sukabumi di Lapang Merdeka. | Foto: Website Pemkot Sukabumi