Bill Gates akan "Tutup" Matahari untuk Atasi Pemanasan Global, Indonesia Ikut Dibahas

Jumat 29 Januari 2021, 11:13 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Bill Gates secara mengejutkan tengah mendukung sebuah pengembangan teknologi peredupan matahari dengan cara memantulkan sinarnya keluar dari atmosfer bumi. Pendiri Microsoft ini berharap proyek yang diberi nama SCoPEx tersebut dapat mengatasi pemanasan global. Nama Indonesia pun tak luput dalam pembahasan program ini.

Melansir dari laporan Forbes pada 11 Januari 2021, proyek SCoPEx atau Eksperimen Perturbasi Terkendali Stratosfer ini diluncurkan oleh sejumlah ilmuwan dari Universitas Harvard dan mendapat dukungan finansial dari Bill Gates.

Proyek tersebut bekerja dengan cara menyemprotkan debu kalsium karbonat (CaCO3) tidak beracun (aerosol) ke atmosfer untuk memantulkan sinar matahari. Kalsium karbonat sendiri merupakan senyawa yang umum dijumpai pada batu di semua bagian dunia, dan merupakan komponen utama cangkang organisme laut, seperti siput, bola arang, mutiara, dan kulit telur.

SCoPEx akan mengambil langkah kecil dalam penelitian awalnya pada bulan Juni ini dengan meluncurkan balon yang membawa sejumlah instrumen ilmiah setinggi 20 kilometer di dekat kota Kiruna, Swedia. Perusahaan luar angkasa Swedia pun disebut telah setuju untuk membantu peluncuran balon tersebut.

Peluncuran balon ini tidak bertujuan untuk melepaskan aerosol ke stratosfer. Percobaan tersebut justru akan berfungsi sebagai tes untuk menggerakkan balon dan memeriksa sistem komunikasi dan operasional. Jika ini berhasil, maka dapat menjadi langkah menuju tahap percobaan kedua yang akan melepaskan sejumlah kecil debu CaCO3 ke atmosfer.

Belum diketahui dengan pasti berapa jumlah CaCO3 yang diperlukan untuk mendinginkan planet ini. Bahkan ilmuwan SCoPEx sendiri tidak bisa memastikan apakah aerosol stratosfer tersebut merupakan partikel terbaik untuk mengerjakan proyek tersebut atau bukan.

Namun dalam penelitian awal menunjukkan bahwa zat tersebut memiliki "sifat optik yang mendekati ideal" dan memungkinkannya menyerap radiasi yang jauh lebih sedikit daripada aerosol sulfat. Hal ini menyebabkan pemanasan stratosfer yang jauh lebih sedikit dan menjadi tujuan dari proyek tersebut.

Nantinya, setelah sejumlah CaCO3 yang aman dan eksperimental dilepaskan, balon akan terbang melewatinya dan mengambil sampel reaksi atmosfer dan merekam dinamika yang dihasilkan. Penyelidik utama proyek ini, Frank Keutsch mengaku belum mengetahui apa hasil yang akan didapat. Namun ia menyebut, aerosol yang sempurna tidak akan langsung merusak stratosfer.

Di sisi lain, profesor fisika terapan dan kebijakan publik di Universitas Harvard, David Keith menuturkan, geoengineering atau konsep memanipulasi iklim bumi guna melawan efek pemanasan global memang telah banyak mendapat perhatian. Ia berujar, tidak ada yang mengetahui apa yang akan terjadi hingga CaCO3 tersebut dirilis dan dipelajari setelahnya.

Penelitian luas tentang kemanjuran rekayasa geo surya sebenarnya telah terhenti selama bertahun-tahun karena menimbulkan kontroversi. Para penentang meyakini bahwa ilmu pengetahuan semacam itu datang dengan risiko yang tidak dapat diprediksi, termasuk perubahan pola cuaca yang ekstrem dan tidak berbeda dengan tren pemanasan yang sekarang disaksikan.

Sejumlah pemerhati lingkungan juga khawatir bahwa perubahan dramatis dalam strategi mitigasi akan diperlakukan sebagai lampu hijau untuk terus mengeluarkan gas rumah kaca dengan sedikit atau tanpa perubahan dalam pola konsumsi dan produksi sekarang ini.

Namun para pendukung geoengineering telah mengutip efek pendinginan global dari letusan gunung berapi yang disebabkan masuknya abu sulfur ke atmosfer. Salah satunya letusan Gunung Tambora pada tahun 1815 di Indonesia yang mengakibatkan "tahun tanpa musim panas". Sementara letusan Gunung Pinatubo pada tahun 1991 di Filipina yang menurunkan suhu rata-rata global sebesar 0,5 derajat celcius.

Sehingga mengeluarkan partikel serupa secara sengaja bisa berpotensi melawan emisi gas rumah kaca selama beberapa dekade. Bahkan sebuah laporan oleh panel antar pemerintah terkait perubahan iklim menyarankan prosedur SCoPEx bisa menurunkan suhu global hingga 1,5 derajat celcius penuh untuk tidak lebih dari $ 1-10 miliar setahun.

Kendati demikian, proyek yang mendapat dukungan Bill Gates ini tetap mendapat sorotan sejumlah pihak. Pasalnya, penurunan suhu tersebut dapat membawa risiko yang serius. Suhu beku yang terjadi pada tahun 1815 sendiri mengakibatkan kegagalan panen dan menyebabkan situasi kelaparan.

Ilmuwan Inggris dilaporkan telah menilai bahwa aerosol stratosfer dari letusan gunung berapi di Alaska dan Meksiko menjadi penyebab potensial kekeringan di wilayah Sahel Afrika. Gangguan besar pada iklim global memang bisa membawa konsekuensi yang tidak diinginkan, berdampak negatif pada kawasan berpenduduk padat, dan menyebabkan krisis pengungsi lainnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Keuangan20 April 2024, 10:46 WIB

Buruh di Sukabumi: Kami Berjuang Sendirian! Mediasi Tunggakan Upah Kembali Buntu

proses mediasi turut dihadiri oleh para petinggi perusahaan yakni HRD, Personalia, PPIC, kepala produksi, direktur utama hingga penasehat perusahaan serta dihadiri sekurangnya 60 eks buruh.
Puluhan eks-buruh PT Bahtera Dingga Jaya (BDJ) kembali melakukan mediasi bersama Pihak Perusahaan untuk memperjuangkan haknya datangi Disnakertrans (Sumber: istimewa)
Life20 April 2024, 10:00 WIB

7 Kebiasaan Sederhana yang Bisa Membuat Hidup Tenang, Yuk Lakukan!

Ingin Hidup Tenang dan Bahagia? Yuk Lakukan Kebiasaan Sederhana Ini!
Ilustrasi. Kebiasaan Sederhana yang Membuat Hidup Tenang (Sumber : Pexels/Kaushal Moradiya)
Sehat20 April 2024, 09:00 WIB

5 Bahan Alami untuk Menurunkan Kadar Kolesterol dalam Tubuh, Tanpa Obat!

Manfaat bahan herbal seperti daun kemangi atau surawung ternyata sangat baik untuk kesehatan seperti untuk kolesterol.
Ilustrasi - Manfaat bahan herbal seperti daun kemangi atau surawung ternyata sangat baik untuk kesehatan seperti untuk kolesterol.| Foto: Pixabay/_Alicja_
Sehat20 April 2024, 08:00 WIB

Bisa Menurunkan Gula Darah, 5 Manfaat Kencana Ungu untuk Kesehatan

Selain sebagai tanaman hias, beberapa spesies kencana ungu juga memiliki nilai pengobatan tradisional dalam beberapa budaya.
Ilustrasi. Cek Diabetes. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kencana ungu dapat membantu menurunkan kadar gula darah, yang bermanfaat bagi penderita diabetes atau orang yang memiliki masalah kontrol gula (Sumber : Pexels/PhotoMixCompany)
Life20 April 2024, 07:00 WIB

10 Ciri Orang yang Mengalami Gangguan Kesehatan Mental, Apakah Kamu Salah Satunya?

Orang yang mengalami gangguan kesehatan mental dapat menunjukkan berbagai ciri-ciri, baik secara emosional, perilaku, maupun pikiran.
Ilustrasi - Orang yang mengalami gangguan kesehatan mental dapat menunjukkan berbagai ciri-ciri, baik secara emosional, perilaku, maupun pikiran. (Sumber : Freepik.com)
Food & Travel20 April 2024, 06:00 WIB

Cara Membuat Rebusan Asam Jawa untuk Menurunkan Gula Darah, Ini 8 Langkahnya!

Begini Cara Membuat Rebusan Asem Jawa untuk Menurunkan Gula Darah, Ikuti 8 Langkahnya Yuk!
Asam Jawa. Cara Membuat Rebusan Asem Jawa untuk Menurunkan Gula Darah, Ini 8 Langkahnya! (Sumber : Freepik/jcomp)
Science20 April 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 20 April 2024, Cek Dulu Sebelum Berakhir Pekan!

Prakiraan cuaca hari ini Sabtu 20 April 2024, Sukabumi dan sekitarnya.
Ilustrasi - Prakiraan cuaca hari ini Sabtu 20 April 2024, Sukabumi dan sekitarnya. (Sumber : Freepik)
Sukabumi20 April 2024, 00:14 WIB

Usai Lebaran, Pasien Membludak di RSUD Palabuhanratu Sukabumi

Humas RSUD Palabuhanratu Sukabumi sebut pasien yang datang rata-rata mengeluhkan penyakit demam, pencernaan, metabolik, serta penyakit dalam.
Kondisi di sekitar IGD RSUD Palabuhanratu Sukabumi, Jumat (19/4/2024). (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi Memilih19 April 2024, 23:48 WIB

Yudi Suryadikrama Respon Perundingan Kebonpedes Soal Dukungan Maju Pilkada Sukabumi

Ketua DPC PDIP Kabupaten Sukabumi, Yudi Suryadikrama merespon pernyataan sejumlah kader partai yang memintanya untuk maju dalam kontestasi Pilkada Sukabumi 2024.
Yudi Suryadikrama Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari
Keuangan19 April 2024, 23:24 WIB

Upaya Bapenda Sukabumi Mudahkan Layanan Perpajakan Bagi Wajib Pajak di Desa

Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri mengatakan inovasi tersebut menekankan pentingnya integrasi sistem administrasi pajak daerah dari tingkat desa hingga kabupaten.
Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri. | Foto: SU/Ilyas (Sumber : SU/Ilyas)