Lukisan Gua Tertua di Dunia Ditemukan di Indonesia, Menyelami Sejarah Maritim Nusantara

Jumat 15 Januari 2021, 13:07 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Indonesia menyimpan sejumlah peninggalan sejarah yang cukup berpengaruh bagi perkembangan umat manusia hari ini. Gambar babi kutil yang ditemukan di Leang Tedongnge Sulawesi Selatan diketahui sebagai lukisan gua tertua di dunia yang berusia sekitar 45.500 tahun. Penemuan ini pun mengindikasikan adanya penguasaan teknologi maritim oleh manusia modern awal yang masuk ke nusantara sejak puluhan ribu tahun yang lalu.

Lukisan babi kutil itu ditemukan dalam riset yang dilakukan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) dan Universitas Griffith Australia. Temuan tersebut lalu dipublikasikan dalam jurnal Science Advances pada Rabu, 13 Januari 2021.

Mengutip dari laman resmi Science Advances, prakiraan usia Lukisan babi kutil itu terungkap berdasarkan metode penanggalan Uranium-Series di Radiogenic Isotope Facility, University of Quensland di Australia.

Temuan ini merupakan kali kedua setelah sebelumnya ditemukan lukisan figuratif hibrida manusia-hewan yang berburu babi kutil Sulawesi dan anoa. Gambar tersebut ditemukan oleh tim penelitian yang sama di gua batu kapur yang tak jauh di lokasi penemuan baru ini, yakni situs Leang Bulu' Sipong 4 dengan prakiraan usia sekitar 43.900 tahun.

Lukisan di Leang Bulu' Sipong 4 | Sumber foto: BBC Indonesia

Peneliti Puslit Arkenas yang terlibat dalam riset tersebut, Adhi Agus Oktaviana mengatakan, sampel popcorn (istilah kalsium karbonat yang tumbuh di atas pigmen gambar gua) tersebut diambil dari salah satu kaki belakang babi kutil. Setelah itu lalu dianalisis dan menginformasikan umur minimum dari lukisan tersebut, yakni 45.500 tahun.

Temuan ini setidaknya merepresentasikan bahwa leluhur bangsa Indonesia telah mengembangkan kesenian dalam keseharian mereka sejak dulu. Hal ini juga menjadi indikator penting untuk memahami pola jalur migrasi manusia modern ke Nusantara.

Gambar babi kutil yang ditemukan di Leang Tedongnge Sulawesi Selatan | Sumber foto: Science Advances

Gambar babi kutil Sulawesi yang merupakan endemik kepulauan tersebut ditemukan dalam kondisi dikelilingi tebing kapur yang terjal dan hanya dapat diakses lewat gua sempit saat musim kemarau. Pasalnya, dasar lembah di lokasi itu tergenang air saat musim penghujan. Lukisan ini adalah bagian dari panil gambar yang terletak di atas langkan tinggi di dinding gua Leang Tedongnge di Sulawesi Selatan.

Adhi menuturkan, panil tersebut menunjukkan gambar seekor babi berjambul pendek dengan rambut tegas dan sepasang kutil wajah seperti tanduk di depan matanya. Bentuk seperti itu merupakan ciri khas babi kutil Sulawesi jantan berusia dewasa.

Gambar tersebut dilukis menggunakan oker merah (bahan pewarna dinding yang dibuat dari barang tambang yang mengandung tahu besi dicampur dengan tanah liat dan pasir yang berwarna berkisar antara kuning, jingga, dan cokelat). Hal ini mengindikasikan bahwa praktik perburuan hewan itu telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu.

Adhi menjelaskan bahwa temuan ini penting pula untuk memahami jalur migrasi manusia saat itu. Sebab, selama Zaman Es berlangsung, selat-selat dalam yang mengelilingi Sulawesi tidak pernah mengering. Kondisi itu membuat mustahil bagi manusia prasejarah untuk masuk tanpa menyeberangi lautan.

Oleh karena itu, temuan tersebut juga mengindikasikan bahwa adanya penguasaan teknologi maritim oleh manusia modern awal yang masuk ke nusantara sejak puluhan ribu tahun yang lalu, meskipun mungkin masih secara sederhana.

Gua Leang Tedongnge di Sulawesi Selatan | Sumber foto: Dok. Adhi Agus Octaviana

Sementara itu, peneliti lain dalam tim ini, Profesor Maxime Aubert menuturkan, penanggalan lukisan babi di Leang Tedongnge menggambarkan gambar cadas paling awal di masanya, bila memang bukan yang pertama.

Ia mengungkapkan, lukisan tersebut merepresentasikan tinggalan arkeologis sebagai bukti manusia modern di kepulauan Nusantara, dimana terletak di antara Asia dan Australia yang dikenal sebagai Wallacea.

"Spesies kita harus menyeberangi Wallacea dengan transportasi air untuk mencapai Australia paling tidak 65.000 tahun yang lalu," ucap Aubert.

Aubert berujar, kepulauan Wallacea memang kurang dieksplorasi dan saat ini bukti arkeologi yang paling awal diekskavasi (penggalian yang dilakukan di tempat yang mengandung benda purbakala) dari wilayah tersebut jauh lebih muda usianya.

Tim riset ini berharap, penelitian yang akan akan datang di kawasan timur Indonesia akan mengarah pada penemuan lukisan gua yang lebih tua umurnya dan temuan arkeologis lainnya, setidaknya 65.000 tahun dan mungkin lebih awal.

Sebenarnya, dalam jurnal tersebut dikatakan bahwa tim peneliti ini juga melakukan analisis terhadap lukisan figuratif yang ada di Leang Balangajia 1, gua lain yang masih satu kawasan dengan Leang Tedongnge.

Gambar dalam gua Leang Balangajia 1 diprakirakan berusia 32.000 tahun, dihitung dengan metode penanggalan yang sama. Kedua situs seni cadas yang sebelumnya tidak dikenal ini masing-masing ditemukan pada tahun 2017 dan 2018.

Sumber: tempo.co | Science Advances

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sehat05 Mei 2024, 09:00 WIB

9 Rekomendasi Sarapan Terbaik Bagi Penderita Asam Lambung (GERD)

Ada beberapa makanan yang baik dikonsumsi untuk sarapan bagi penderita asal lambung (GERD).
Ilustrasi Crepes - Ada beberapa makanan yang baik dikonsumsi untuk sarapan bagi penderita asal lambung (GERD). (Sumber : pexels.com/@ The Castlebar).
Sehat05 Mei 2024, 08:00 WIB

Picu Serangan, 4 Bahaya Terlalu Banyak Makan Purin untuk Penderita Asam Urat

Penderita asam urat memiliki metabolisme yang tidak efisien dalam mengurai purin.
Ilustrasi - Serangan Asam Urat di Rumah Adalah Salah Satu Bahaya Makan Purin Berlebihan (Sumber : Freepik/freepik)
Food & Travel05 Mei 2024, 07:00 WIB

Cara Membuat Air Rebusan Daun Jawer Kotok untuk Mengobati Diabetes, 7 Langkah Simpel!

Daun Jawer Kotok memiliki aroma yang khas dan rasa yang sedikit pahit namun bisa diolah sebagai air rebusan untuk mengobati diabetes secara alami.
Ilustrasi. Daun Jawer Kotok, Bahan Air Rebusan untuk Mengobati Diabetes Secara Alami. Foto: Instagram/@gerbanghijau
Science05 Mei 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 5 Mei 2024, Langit Pagi Cerah Berawan untuk Sukabumi

Prakiraan cuaca hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya 5 Mei 2024.
Ilustrasi. Prakiraan cuaca hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya 5 Mei 2024. (Sumber : Unplash/Gabriel Garcia Marengo)
Sukabumi04 Mei 2024, 23:13 WIB

Mau Diperbaiki? Jembatan Reyot Penghubung Waluran-Surade Sukabumi Ditinjau Staf Kemenlu

Jembatan gantung yang berada di aliran Sungai Cikarang, Kampung Cukangbayur, Desa Caringinnunggal, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, kondisinya sudah lapuk.
Pemdes Caringinnunggal Kecamatan Waluran. Staf Kemenlu, Relawan dan Pemdes saat meninjau Jembatan Gantung Sungai Cikarang | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi04 Mei 2024, 22:54 WIB

58 Persen Masyarakat Kabupaten Sukabumi Kurang Puas Atas Kinerja Marwan-Iyos

Lembaga Kajian dan Penelitian Skala Institute, merilis hasil survei terkait tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi dibawah kepemimpinan Bupati Marwan Hamami dan Wakil Bupati Iyos Somantri.
Gedung Pendopo Kabupaten Sukabumi | Foto : Ist
Sukabumi04 Mei 2024, 21:49 WIB

Niat Cari Kerja: Pelaku Tolak Sodomi hingga Duel Sebelum Bunuh Pria di Citepus Sukabumi

Kasat Reskrim Polres Sukabumi, AKP Ali Jupri, mengatakan bahwa pelaku berinisial A (20 tahun) awalnya mendatangi Ceceu ini dengan niat mencari kerja, sebelum akhirnya membunuh korban
Pelaku pembunuhan setelah ditangkap di Mapolsek Parungkuda Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Sukabumi04 Mei 2024, 21:09 WIB

Pemkab Sukabumi Akan Relokasi Rumah yang Terdampak Longsor di Cibadak

Pemerintah Kabupaten Sukabumi berencana merelokasi warga terdampak longsor di Kampung Cibatu Hilir RT 01/RW 11, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, yang berdampak pada belasan rumah.
Foto udara lokasi longsor di Kampung Cibatu Hilir RT 01/11, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Instagram/@kiekiesukabumi
Sehat04 Mei 2024, 21:00 WIB

8 Cara Sehat Menyembuhkan Asam Urat Agar Tidak Kambuh di Malam Hari

Berikut Sederet Cara Sehat Menyembuhkan Asam Urat Agar Tidak Kambuh di Malam Hari yang Bisa Dilakukan.
Ilustrasi - Pijat Ringan untuk Meringankan Penyakit Asam Urat (Sumber : Freepik/freepik)
Sukabumi Memilih04 Mei 2024, 20:46 WIB

Survei Terbaru Elektabilitas 17 Calon Bupati Sukabumi: Tidak Ada Sosok yang Kuat

asil survei dirilis oleh Lembaga Kajian dan Penelitian Skala Institute bekerjasama dengan Litbang Sukabumiupdate.com.
Ilustrasi pasangan calon bupati/wakil bupati Sukabumi dari jalur perseorangan atau independen | Foto : Sukabumi Update