Orang Tua Cerai, Tinggal dengan Nenek, Gadis Kota Sukabumi Ini Pilih Jadi Lesbi

Sabtu 24 Februari 2018, 16:47 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Mega adalah sahabat dekat penulis. Gadis tomboy ini, lahir di Kota Sukabumi, 12 Desember 1996. Ia terlahir dalam keluarga broken home. Akibatnya, sejak kecil ia tinggal bersama nenek dan kakeknya. Walaupun hidup serba berkecukupan, namun anak tunggal ini tumbuh dalam kurangnya kasih sayang orang tua.

Beranjak remaja, Mega mulai menunjukkan sikap frustasi dan sulit diatur, hingga menunjukkan orientasi seksual menyimpang. Sejak remaja, ia menyadari kecenderungan dalam dirinya menyukai sesama jenis.

Bahkan, sejak duduk di bangku sekolah dasar, Mega mulai senang berpenampilan tomboy. Tak heran jika sejak kecil hingga beranjak remaja, gadis yang tinggal di Jalan Nyomplong ini, terbiasa bermain dengan teman-teman prianya. Bahkan, seringkali anak gadis tetangga sesusianya dibuat menangis. "Nakalnya" Mega ini, tentu saja kerap membuat kakek dan neneknya jengkel.

BACA JUGA: Pengakuan: Nestapa Wanita Sukabumi, Hidup Dalam Sangkar Emas

Usai menyelesaikan pendidikan sekolah dasar, Mega masuk ke SMP Negeri 7 Kota Sukabumi. Menginjak remaja, sikap memberontak pemilik tinggi 165 centimeter ini, semakin menjadi. Ia mulai merokok, hingga meminum minuman beralkohol.

Sejak itu pula, Mega merasakan perasaan berbeda bila dekat dengan sesama jenis. Namun, saat itu ia masih bisa menyembunyikan prasaan yang tidak seharusnya terjadi terhadap sesama jenis itu.

Sejak itu, seringkali foto mesranya dengan sesama jenis terungkap tanpa sengaja oleh penulis. Namun, sesering itu juga Mega membantahnya. "Ih lo lesbi ya?" Tanya penulis.

BACA JUGA: Pengakuan: Mengintip Prostitusi di Ciracap Kabupaten Sukabumi

"Enak aja, itu mah teman," jawab Mega singkat dan tandas.

Bahkan selalu saja Mega menemukan cara untuk mengalihkan pembicaraan, untuk mengalihkan tema obrolan sekitar foto-foto mesranya dengan sesama jenis.

Karena kian remaja semakin tidak terkendali, kakek dan neneknya pun berinisiatif memasukannya ke salah satu pondok pesantren yang cukup terkenal di Kota Sukabumi. Dengan persetujuan ayahnya, Mega akhirnya resmi menjadi santriwati di pondok pesantren yang berlokasi di Jalan Bhayangkara itu.

BACA JUGA: Pengakuan: Mengintip Bisnis Lendir di Ibu Kota Kabupaten Sukabumi

"Walaupun pada awalnya gue sempat menolak, tapi mau gak mau, akhirnya nurut juga," terang Mega kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (13/5).

Namun diakui pemilik berat badan 43 kilogram ini, ketika itu, ia merasa sangat marah kepada keluarganya yang telah memaksanya masuk pondok pesantren. Tak pelak, Mega pun kembali menunjukkan sikap memberontaknya dengan cara kabur dari pesantren.

"Sejak itu, gue mulai mengubah penampilan fisik. Memotong model rambut pendek, memasang beberapa tindikan di beberapa bagian tubuh, seperti telinga dan hidung, sampai berpenampilan sama sekali mirip laki-laki," terang Mega lebih jauh.

BACA JUGA: Pengakuan: Labirin Hidupku, Lesbi dan Pria Beristri

Bahkan, sejak itu, ia sudah tak lagi merasa canggung untuk mempublis foto-foto kedekatan dan kemesraan hubungannya dengan sesama jenis di media sosial.

“Dengan tampilan gue kayak gini, gue merasa sangat percaya diri. Buat gue, udah banyak ini di luar sana yang berpacaran sesama jenis, toh dosa ditanggung sendiri," ungkap Mega.

Tak bisa dihindari, omongan tetangga kanan kiri, akibat sikap Mega yang memilih mengubah penampilannya meniru laki-laki. Diakuinya, keluarganya pun dibuat malu karena penampilan dan pergaulannya yang dinilai melewati batas kewajaran mayoritas masyarakat heteroseksual.

Hingga puncaknya, keluarga pun akhirnya berpikir untuk hanya menyekolahkan Mega di pondok pesantren tersebut, tanpa harus nyantri.

BACA JUGA: Pengakuan: Ayu, Kembang Layu dari Cikembang

Lulus SMA

Lulus sekolah menengah atas (SMA), Mega memilih melanjutkan pendidikan di Sangkuriang Hotel Maritim Institut di Kota Bogor. Sang ayah yang sangat menginginkan anak semata wayangnya itu meraih kesuksesan, tentu saja sangat mendukung keputusan Mega. Dengan harapan, anak gadisnya itu akan berubah jika kemauannya diikuti.

Namun, apa lacur, pengakuan Mega malah 180 derajat berbeda dengan keinginan sang ayah. “Gue enak banget hidup di Bogor, bebas gak ada yang ngekang. Di sana juga banyak femme,“ aku Mega lebih jauh.

BACA JUGA: Pengakuan: Nestapa Istri Muda

Tak bisa dipungkiri, penampilannya yang cukup "tampan", belum lagi materi berkecukupan, tidak membuat Mega yang sudah mengganti nama panggilan menjadi Ega itu, alami kesulitan dalam mendapat pasangan.

“Banyak banget yang mau sama gue, termasuk pemandu lagu, tapi gue pilih-pilih orang. Walaupun cantuk, tapi PL gue jijik,” ujar Mega.

BACA JUGA: Pengakuan: Selingkuh Dibalas Selingkuh

Diakui Mega, akibat seringnya pamer kemesraan dengan sesama jenis, telah pula membuat teman-teman satu pesantrennya dulu merasa malu berteman dengan dirinya.

“Gue mah sebodo amat. Gak peduli orang gak mau berteman, karena gak bisa nerimain aslinya gue gimana. Lagian masih banyak kok teman sesama buchi (lesbian yang cenderung kelelaki-lakian-red) yang mau temenan sama gue,“ tegas Mega.

BACA JUGA: Pengakuan: Ternoda Diusia Belia

Ketika penulis bertanya enaknya pacaran dengan sesama jenis, Mega menjawab, karena sama-sama perempuan, jadi sama-sama lebih mengerti dan memahami satu sama lain.

Dan ketika ditanya kapan akan berubah, kembali menjalani hidup sebagai perempuan normal, ia percaya dan yakin, ada saat tepat bagi dirinya untuk berubah.

“Nanti juga ada waktunya, ada seseorang yang bisa mengubah gue. Gue juga mikir, gak akan selamanya kaya begini. Tapi untuk saat ini, ya nikmati dan jalani saja,“ pungkasnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Bola03 Mei 2024, 14:00 WIB

Hadapi Bali United, Bek Persib Alberto Rodriguez Antusias Tatap Championship Series

Alberto Rodriguez antusias hadapi Bali United di Championship Series.
Alberto Rodriguez antusias hadapi Bali United di Championship Series. (Sumber : X@persib)
Sukabumi03 Mei 2024, 13:49 WIB

Disperkim Segera Bangun Tugu Nol Kilometer Kabupaten Sukabumi, Lokasi Mulai Dirapihkan

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) telah memulai melakukan penataan area lokasi yang akan menjadi tempat pembangunan Tugu Nol Kilometer Kabupaten Sukabumi yang berada di Alun-Alun Palabuhanratu.
Penataan area pembangunan tugu nol kilometer Kabupaten Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Life03 Mei 2024, 13:48 WIB

Hadiahi Perilaku Baik, Ini 8 Cara Mengajarkan Keterampilan Disiplin Diri pada Anak

Apa pun jenis disiplin yang Anda gunakan pada anak, tujuan akhir dari strategi pengasuhan Anda adalah untuk mengajarkan disiplin diri pada anak.
Ilustrasi mengajarkan keterampilan disiplin diri pada anak. | Foto: Pexels.com/@Andrea Piacquadio
Sukabumi03 Mei 2024, 13:36 WIB

Penguatan P2WKSS, Pemkot Sukabumi Tingkatkan Peran Perempuan dalam Pembangunan

Ineu Nuraeni menjelaskan soal P2WKSS dan lokus program di Kelurahan Sukakarya.
Rapat koordinasi program P2WKSS pada Jumat (3/5/2024) di Balai Kota Sukabumi. | Foto: Website KDP Kota Sukabumi
Life03 Mei 2024, 13:30 WIB

6 Alasan Kenapa Perantau Dikenal Punya Mental Tangguh dan Petarung, Ini Penyebabnya

Para perantau pada umumnya akan memiliki mental tanggung dan petarung. Sebab, berada di lingkungan baru membentuknya sedemikian rupa.
Ilustrasi. Alasan perantau punya mental tangguh. Sumber foto : Pexels/GustavoFring
Science03 Mei 2024, 13:25 WIB

Prediksi Temperatur di Jawa Barat, BMKG Soal Suhu Panas di Indonesia dan Asia

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Teguh Rahayu, pada Kamis 2 Mei 2024 menjelaskan bahwa fenomena ini dipengaruhi oleh gerak semu matahari.
peta temperatur wilayah pada Jumat (3/5/2024) (Sumber: zoom.earth)
Sukabumi03 Mei 2024, 13:16 WIB

Dipasang Bronjong, Dinas PU Tangani Longsor Tebing Di Jalan Surade Sukabumi

UPTD Pekerjaan Umum Jampangkulon Kabupaten Sukabumi melaksanakan kegiatan pemasangan bronjong pada lokasi longsor di ruas jalan Kadaleman-Mareleng Sta 3+800 di Desa Kadaleman, Kecamatan Surade.
Pemasangan bronjong di lokasi longsor di jalan ruas Kadaleman-Mareleng, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ragil Gilang
Sehat03 Mei 2024, 13:00 WIB

Langkah Simpel Membuat Teh Daun Mangga untuk Menurunkan Kadar Gula Darah

Daun mangga dapat dibuat teh dan dimanfaatkan untuk menurunkan kadar gula darah dalam tubuh.
Ilustrasi - Daun mangga dapat dibuat teh dan dimanfaatkan untuk menurunkan kadar gula darah dalam tubuh. (Sumber : YouTube/G Family Thai).
Life03 Mei 2024, 12:30 WIB

6 Cara Mendidik Anak Agar Jadi Orang yang Berakhlak dan Beradab, Yuk Terapkan!

Cara mendidik anak agar menjadi orang yang berakhlak dan beradab memang impian semua orang tua. Yuk, terapkan!
Ilustrasi. Cara mendidik anak agar berakhlak dan beradab. Sumber foto : Pexels/GustavoRing
Bola03 Mei 2024, 12:00 WIB

Peluang Terakhir ke Olimpiade Paris 2024: Timnas Indonesia U-23 vs Guinea di Laga Play-off

Meskipun kalah dari Irak di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024, Garuda Muda masih memiliki peluang lolos melalui babak play-off melawan Guinea, wakil Afrika.
Meskipun kalah dari Irak di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024, Garuda Muda masih memiliki peluang lolos melalui babak play-off melawan Guinea, wakil Afrika. (Sumber : pssi.org)