Akhir Perjalanan Yuswandi, Pendaki Sukabumi yang Tutup Usia di Gunung Slamet

Sukabumiupdate.com
Selasa 29 Jul 2025, 17:27 WIB
Akhir Perjalanan Yuswandi, Pendaki Sukabumi yang Tutup Usia di Gunung Slamet

Putra sulung Yuswandi berdoa di pusara ayahnya. Yuswandi meninggal dunia di Pos 5 Gunung Slamet saat mendaki bersama istrinya. (Sumber Foto: SU/Ibnu)

SUKABUMIUPDATE.com – Perjalanan hidup Yuswandi (46 tahun), pendaki asal Sukabumi, berakhir di Pos 5 Gunung Slamet, Jawa Tengah. Ia meninggal dunia saat mendaki gunung tersebut bersama sang istri pada Sabtu 26 Juli 2025. Peristiwa ini menjadi duka mendalam bagi keluarga dan kerabatnya.

Yuswandi merupakan warga Kampung Kebon Pala, RT 01/RW 07, Desa/Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Bersama istrinya, ia dikenal gemar menjelajahi alam dan telah beberapa kali mendaki gunung, seperti Merbabu, Sindoro, Gede, dan Ciremai. Namun, pendakian ke Gunung Slamet kali ini menjadi perjalanan terakhirnya.

Jenazah Yuswandi kini sudah dimakamkan di tanah wakaf miliknya di wilayah Nagrak, Kabupaten Sukabumi. Proses pemakaman berlangsung setelah jenazah berhasil dievakuasi dari Gunung Slamet oleh tim SAR dan tiba di rumah duka pada Minggu pagi 27 Juli 2025.

Baca Juga: Pendaki Asal Cibadak Sukabumi Meninggal Dunia di Gunung Slamet

Pihak keluarga memutuskan untuk langsung membawa jenazah ke Sukabumi menggunakan ambulans, tanpa singgah ke rumah sakit, agar tidak terlalu lama dalam perjalanan.

“Setelah kami berkoordinasi dengan tim SAR dan ibu saya yang mendampingi ayah saat mendaki, kami putuskan jenazah langsung dibawa ke Sukabumi agar tidak terlalu lama di perjalanan,” kata Ghazi Adias Alghazali Yuswandi (21), putra sulung almarhum kepada awak media di rumah duka.

“Kami menerima ini sebagai musibah, sebagai takdir dari Allah. Tidak ada indikasi kejadian lain,” imbuhnya.

Cinta Alam Hingga Akhir Hayat

Yuswandi mendaki Gunung Slamet bersama istrinya, Ati Kusmiati, dan seorang porter. Pasangan ini dikenal memiliki hobi mendaki dan menjelajahi alam bebas.

“Ayah dan ibu sudah beberapa kali mendaki bersama, seperti ke Merbabu, Sindoro, Gede, dan Ciremai. Terakhir, sekitar tiga minggu sebelum ke Slamet, mereka baru saja turun dari Gunung Ciremai,” ujar Ghazi.

Baca Juga: Diduga Ngantuk! Pemotor Tabrak Pembatas Jalan di Lingkar Selatan Sukabumi, Terluka dan Masuk RS

Menurut keluarga, kepergian Yuswandi diduga akibat kelelahan selama perjalanan menuju pos-pos pendakian.

“Ayah memang sudah tidak muda lagi, jadi beliau menyewa porter untuk keamanan. Mendaki bagi ayah bukan sekadar menaklukkan puncak, tapi cara menikmati ciptaan Allah,” ucap Ghazi mengenang.

Dimakamkan di Tanah Wakaf untuk Pendidikan

Jenazah Yuswandi dimakamkan di sebidang tanah wakaf miliknya di Nagrak, Kabupaten Sukabumi. Tanah tersebut kini menjadi bagian dari lembaga pendidikan Islam Kuttab Al-Fatih, tempat almarhum aktif dalam kegiatan keorganisasian.

“Itu tanah wakaf ayah, yang memang diwasiatkan untuk pembangunan TK dan SD berbasis Islam,” jelas Ghazi.

Evakuasi jenazah dari Purbalingga dilakukan dengan cepat. Pihak keluarga menjemput ambulans yang membawa jenazah di Cirebon sekitar pukul 05.00 WIB.

“Ibu pulang sendirian dengan ambulans, jadi kami semua berangkat dari Sukabumi jam satu dini hari. Banyak keluarga ikut. Kami tiba siang harinya dan langsung memakamkan ayah,” pungkasnya.

Berita Terkait
Berita Terkini