Status UHC Non-Cut Off Dicabut, Dinkes Sukabumi Jelaskan Layanan Kesehatan Warga Miskin

Kamis 02 Mei 2024, 18:23 WIB
Sekretaris Dinkes Kabupaten Sukabumi Andi Rahman saat menjelaskan soal pencabutan status UHC Non-Cut Off oleh BPJS Kesehatan. (Sumber : Istimewa)

Sekretaris Dinkes Kabupaten Sukabumi Andi Rahman saat menjelaskan soal pencabutan status UHC Non-Cut Off oleh BPJS Kesehatan. (Sumber : Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi angkat bicara terkait surat edaran BPJS Kesehatan Sukabumi bernomor: 98V-02/0424 yang isinya tentang pencabutan status Universal Health Coverage (UHC) Non-Cut Off JKN-KIS segmen PBPU/BP (Pekerja Penerima Upah/Bukan Pekerja) Pemda Kabupaten Sukabumi yang berlaku mulai 1 Mei 2024.

Pencabutan privilege (hak istimewa) Program UHC JKN untuk Kabupaten Sukabumi tersebut akibat prosentase keaktifan peserta di Kabupaten Sukabumi pada bulan April 2024 berdasarkan data BPJS masih di angka 71,81% dari jumlah penduduk semester I 2022, sedangkan standar angka UHC Non-Cut Off adalah 75%.

“Nah, per 1 Mei itu, sudah dicabut statusnya dikarenakan standarnya 75% dari jumlah penduduk itu terdaftar aktif. Sekarang 71% yang aktifnya, jadi kurang lebih 4% dari jumlah penduduk itu kurang lebih 83.000 peserta yang tidak aktif,” ujar Sekretaris Dinkes Kabupaten Sukabumi, Andi Rahman, kepada sukabumiupdate.com, Kamis (2/5/2024).

Andi memastikan bahwa dampak dicabutnya status UHC Non-Cut Off oleh BPJS Sukabumi ini tidak mengganggu pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang sudah terdaftar dan menjadi penerima manfaat JKN-KIS.

Baca Juga: DPRD Sukabumi Kaget Soal Kabar Pemutusan Layanan Kesehatan Warga Miskin

Hanya saja bagi warga prasejahtera yang baru mendaftar JKN-KIS khususnya kategori PBPU/BP yang dibiayai APBD pemda, kepesertaannya tak bisa langsung aktif dalam waktu 1x24 jam, melainkan jadi 14 hari.

“Jadi pelayanan tetap berjalan, cuman begitu kita datang ke rumah sakit mendaftarkan itu aktifnya itu nanti 14 hari,” jelasnya.

Andi memastikan pemerintah daerah kini tengah mengupayakan solusi agar Kabupaten Sukabumi kembali mendapat status UHC Non-Cut Off dari BPJS Kesehatan. Salah satunya dengan mengaktifkan kembali kepesertaan 83.000 jiwa tadi.

“Karena sebetulnya per 1 Maret itu, kita akan cut off waktu itu, sehingga kita membuat addendum kesepakatan dengan BPJS, 83 ribu itu nanti akan dibayar, diaktifkan kembali, dengan perjanjian per 31 April akan dibayar, tapi sehubungan dana anggaran dari bantuan provinsi yang tadi untuk daerah itu tidak turun, sehingga kita upayakan bayar dari dana CSR klinik dan puskemas,” ujarnya.

Hanya saja, lanjut Andi, dari pihak BPJS Sukabumi saat itu tak bisa memberikan data By Name By Adress (BNBA) 83.000 peserta tak aktif karena kewenangan BPJS pusat, sehingga pemda kesulitan mencari anggaran CSR dari klinik dan puskesmas sebagai fasilitas kesehatan pertama yang melayani peserta.

“Kita butuh data BNBA itu agar tahu dimana yang 83 ribu terdaftarnya, terus apakah itu peserta mandiri atau yang disubsidi pemerintah. Kalau berdasarkan asumsi, dari 83 ribu itu bisa saja ada peserta mandiri yang tak sanggup bayar jadi tidak aktif. Jadi tadinya niat kita Dinas Kesehatan untuk membantu itu, agar puskesmas atau klinik bisa membayar supaya yang 83 ribu itu aktif kembali asal ada data,” tuturnya.

“Nah hari ini tanggal 3 Mei 2024 pemerintah daerah yang dipimpin pak Sekda sedang kumpul di Bandung untuk membahas kaitan anggaran yang dari bantuan provinsi Jabar untuk mencari solusi bagaimana membayar 83 ribu peserta tersebut yang nilainya capai Rp14 miliar,” tambahnya.

Kemudian upaya selanjutnya, Andi menyebut Dinkes akan mencoba menyusun kembali Draft Addendum nota kesepahaman dengan BPJS agar status UHC Non Cut Off ini bisa aktif kembali minimal sampai akhir Juni 2024.

“Dengan janji bulan Juli 2024 melakukan pembayaran agar 83 ribu peserta tersebut bisa diaktifkan kembali melalui anggaran yang tengah diupayakan pemda saat ini,” ujarnya.

Andi menegaskan meski adanya pencabutan status UHC non-Cut Off ini, setiap fasilitas kesehatan baik puskesmas, klinik, dan rumah sakit di lingkungan Dinkes Kabupaten Sukabumi tetap melayani semua peserta BPJS Kesehatan termasuk warga prasejahtera atau miskin.

“Semua dilayani, karena pemerintah tengah melakukan addendum atau kesepakatan kembali dengan BPJS,” tandasnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkait
Berita Terkini
Life17 Mei 2024, 13:45 WIB

Jangan Khawatir Bunda, Ini 6 Tips Memberikan ASI Untuk Bayi yang Rewel

Memiliki bayi yang rewel saat diberi ASI memang dapat menggoyahkan rasa percaya diri, namun bagi banyak orang tua mencari bantuan yang tepat adalah hal yang sepadan dengan waktu dan upaya yang diperlukan.
Ilustrasi menenangkan anak yang rewel ketika akan diberikan ASI (Sumber : Pexels.com/@RDNEstockproject)
Life17 Mei 2024, 13:30 WIB

7 Gaya Hidup Sehat untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Lengkap Menu Makan Sehari!

Dengan mengikuti langkah-langkah gaya hidup sehat, Anda dapat mengurangi kadar kolesterol tinggi secara signifikan dan meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan.
Ilustrasi. Menu Makan Sehat. Gaya Hidup yang Bisa Menurunkan Kolesterol Tinggi. (Sumber : Pexels/FoodieFactor)
Sehat17 Mei 2024, 13:15 WIB

7 Gejala Asam Urat Pada Pria, Terasa di Kaki dan Jari Tangan Saat Malam Hari

Gejala asam urat pada pria ternyata bisa dirasakan pada kaki dan jari, terutama di malam hari. Waspadai gejala yang muncul ketika asam urat kambuh. Bila semakin parah sebaiknya segera periksa ke dokter atau layanan kesehatan lain
Begini 7 gejala asam urat yang terjadi pada pria, terasa setiap malam hari. (Sumber : freepik.com/@javi_indy)
Sehat17 Mei 2024, 13:00 WIB

Solusi Taklukan Serangan Asam Urat: 8 Cara Mengobatinya di Rumah dengan Bahan Alami

Asam urat adalah salah satu jenis radang sendi yang menyebabkan nyeri dan bengkak pada persendian.
Ilustrasi - Asam urat adalah salah satu jenis radang sendi yang menyebabkan nyeri dan bengkak pada persendian. (Sumber : Freepik.com).
Sehat17 Mei 2024, 12:45 WIB

7 Minuman Herbal Ini Mampu Obati Asam Urat, Minum Tiap Pagi Hari!

Asam urat adalah penyakit yang menyerang bagian sendi dan sering menimbulkan rasa nyeri yang begitu menyakitkan, sampai tidak beraktivitas. Terntaya ada beberapa minuman herbal yang bisa mengobati asam urat
Ilustrasi teh jah yang merupakan salah satu dari tujuh minuman herbal yang dapat mengobati asam urat (Sumber : Freepik.com)
Life17 Mei 2024, 12:30 WIB

10 Cara Meredakan Nyeri Asam Urat dengan Pengobatan Alami dan Perubahan Gaya Hidup

Meredakan Nyeri Asam Urat. Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu menjaga kesehatan sendi dan mengurangi risiko serangan gout.
Ilustrasi. Cara Meredakan Nyeri Asam Urat dengan Pengobatan Alami dan Perubahan Gaya Hidup (Sumber : Pexels/EllaColsson)
Life17 Mei 2024, 12:15 WIB

6 Dampak Buruk Sering Menuruti Kemauan Anak, Orang Tua Jangan Menyesal!

Selalu menuruti kemauan anak rupanya memiliki dampak buruk yang mesti diperhatikan oleh orang tua ketika mendidiknya. Semua ini perlu diperhatikan demi kebaikan anak ketika dewasa
Ilustrasi dampak buruk selalu menuruti kemauan anak (Sumber : Pexels.com/@RDNEStockproject)
Bola17 Mei 2024, 12:00 WIB

Bojan Sebut Motivasi Pemain Persib Berlipat Jelang Leg 2 Semifinal Championship Series

Pemain Persib motivasinya kian berlipat jelan menghadapi Bali United di Leg 2 Semifinal Championship Series.
Pemain Persib motivasinya kian berlipat jelan menghadapi Bali United di Leg 2 Semifinal Championship Series. (Sumber : PERSIB.co.id)
Sukabumi17 Mei 2024, 11:58 WIB

Merinding! Ulat Bulu Warna-warni Serbu di Alun-alun Masjid Agung Kota Sukabumi

Binatang yang bisa bikin gatal ini turun dari sejumlah pohon ketapang kencana dan tanaman pelindung di kawasan tersebut.
Pohon pelindung ketapang kencang di alun-alun masjid agung Kota Sukabumi dipenuhi ulat bulu (Sumber: warganet/akun medsos @abcdadan)
Life17 Mei 2024, 11:45 WIB

Patut Ditiru! 6 Ajaran Hidup Para Perantau Agar Bisa Sukses di Tanah Orang

Kaum perantau tentu bukan tanpa prinsip dan ajaran hidup di tanah rantauan. Mereka tentu membawa modal ajaran hidup yang dipegangnya erat demi bisa meraih sukses di sana
Ilustrasi Ajaran hidup perantau agar cepat sukses di tanah rantau (Sumber : Pexels.com/@cottonbrostudio)