Menkes: Setiap 5 menit, 2 Orang di Indonesia Meninggal Karena TBC

Sukabumiupdate.com
Jumat 13 Jun 2025, 11:00 WIB
Menkes: Setiap 5 menit, 2 Orang di Indonesia Meninggal Karena TBC

Ilustrasi - Menkes Budi ingatkan pentingnya deteksi dini & pengobatan tuntas demi hentikan penyebaran TBC. (Sumber : Freepik.com/@Freepik).

SUKABUMIUPDATE.com - TBC (Tuberkulosis) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Ini menjadikannya salah satu penyakit mematikan di Indonesia.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa dalam setiap lima menit dua orang di Indonesia meninggal karena Tuberkulosis (TBC). 

“Setiap lima menit ada dua yang wafat. Kita bicara di acara ini, yang wafat karena TBC mungkin sudah 20 lebih,” ujar Menkes dalam dialog bersama warga di Desa Klapanunggal, Kabupaten Bogor Rabu 11 Juni 2025, dikutip dalam keterangan resmi.

Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang sebenarnya dapat disembuhkan, namun hingga kini masih menjadi salah satu penyebab utama kematian tertinggi di Indonesia. 

Menteri Kesehatan menyoroti pentingnya deteksi dini serta pengobatan yang dilakukan sampai tuntas sebagai langkah utama dalam pengendalian penyakit ini.

“Masalahnya, selesainya (konsumsi obat) itu enam bulan. Minumnya setiap hari, pilnya banyak, lebih dari empat. Tapi kita sabar tidak apa-apa daripada tidak sembuh,” ucap Menkes Budi.

Ia menegaskan adanya empat langkah utama yang harus dijalankan oleh masyarakat untuk memutus rantai penularan TBC, yaitu menemukan penderita, memastikan segera memulai minum obat, menyelesaikan pengobatan, dan memberikan terapi pencegahan bagi orang-orang yang melakukan kontak erat dengan pasien.

Menkes juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Desa Klapanunggal sebagai salah satu desa percontohan dalam penguatan penanggulangan TBC berbasis komunitas yang dinilai konsisten melakukan skrining aktif serta mendampingi pasien hingga benar-benar sembuh.

“Saya terima kasih ke Desa Klapanunggal, karena tidak semua desa melakukan ini. Rajin mencari yang kena (TBC), pastikan minum obat sampai selesai. Karena kalau tidak, dia menular, dia mematikan,” ucapnya.

Ia menyebut program desa siaga TBC ini sebagai bagian dari program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang termasuk dalam agenda "quick wins".

“Ini adalah salah satu program quick win-nya Bapak Prabowo. Beliau terkejut melihat kematian TBC ini tinggi sekali,” ungkapnya.

Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus (Bappisus), Aries Marsudiyanto, yang juga hadir dalam kegiatan tersebut, menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam upaya pencegahan penyebaran TBC.

Pemerintah telah menyediakan layanan Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk mendeteksi TBC secara dini. Ia juga mendorong penerapan prinsip TOSS (Temukan, Obati, Sampai Sembuh) di lingkungan sekitar serta mengajak masyarakat untuk saling peduli dan mengawasi.

“TOSS itu kewajiban kita semua. Kalau ada anak, istri, saudara, tetangga yang gejalanya mirip, segera laporkan agar bisa diobati sampai sembuh,” katanya.

Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap hoaks seputar vaksin atau pengobatan dari pemerintah. Ketakutan dan stigma sosial dinilai masih menjadi tantangan besar dalam penanganan TBC, sebab tak sedikit pasien yang enggan mengungkapkan kondisi mereka karena rasa malu.

Sebagai penutup, Menteri Kesehatan mengingatkan kembali bahwa TBC merupakan penyakit yang bisa dicegah dan diobati bila ditangani dengan tepat.

“TBC itu begitu ketahuan, dikasih obat, dia berhenti kok penularannya. Obatnya ada, dan kalau selesai, dia sembuh. Agar mereka bisa kembali sebagai anggota masyarakat kita,” pungkasnya.




Berita Terkait
Berita Terkini