SUKABUMIUPDATE.com - Jagat media sosial kembali dihebohkan dengan beredarnya klaim menyesatkan terkait penyebaran penyakit tuberkulosis atau TBC. Narasi yang diunggah oleh akun X @Boediantar4 pada Jumat (16/5/2025) menyebut bahwa TBC disebarkan lewat langit menggunakan pesawat, menyerupai teori konspirasi lama soal “chemtrail”.
Unggahan tersebut berbunyi, “Selalu Perhatikan Langit Kita... Chemtrail / racun di Sebar , ga lama batuk2 , pilek , meriang , klo dlu di Vonis c19 , skrg bakal di vonis TBC ...Ada gejala ga ada gejala Kalian di Vonis TB. Ingat dlu 99% yg Meninggal di COVID kan , semua Wafat di RUMAH SAKIT!! think smart”.
Klaim ini muncul tak lama setelah pemerintah mengumumkan kerja sama dengan Gates Foundation milik Bill Gates untuk menggelar uji klinis vaksin TBC. Keterkaitan narasi tersebut dengan Bill Gates menambah kuat aroma teori konspirasi global dalam unggahan tersebut.
Namun, benarkah TBC disebarkan lewat langit dengan pesawat?
Klaim bahwa pesawat menyebarkan zat kimia beracun ke udara bukanlah hal baru. Istilah “chemtrail” telah lama digunakan oleh para penganut teori konspirasi untuk menggambarkan jejak putih di langit yang ditinggalkan oleh pesawat. Namun, para ahli dan pihak otoritatif secara konsisten membantah hal ini.
Baca Juga: HOAKS! Kemenkes Bantah Isu Sertifikat Vaksin TBC Jadi Syarat Naik Pesawat
Kepala Dinas Penerbangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah, seperti dilansir dari kompas.com, menjelaskan bahwa jejak putih yang tampak setelah pesawat melintas adalah contrail, singkatan dari condensation trail. Ini merupakan hasil pengembunan udara yang memiliki kadar air tinggi saat bersentuhan dengan suhu panas dari mesin pesawat.
“Ini merupakan hasil dari pengembunan udara dengan kadar air tinggi yang bergesekan dengan mesin pesawat. Ada juga yang menyebutnya dengan vapor trails, tapi jika bentuknya mulai berpendar atau melebar seperti awan biasa juga disebut aviaticus cloud,” kata Indan.
Hal senada juga disampaikan oleh pengamat penerbangan sekaligus mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Cheppy Hakim. Ia menjelaskan bahwa fenomena ini terjadi karena perbedaan suhu ekstrem di ketinggian.
“Intinya karena di atas itu temperaturnya dingin, exhaust knalpotnya itu panas, maka terjadilah proses kondensasi yang terlihat seperti asap putih itu,” jelas Cheppy.
Penularan TBC Tidak Lewat Udara Terbuka
Sementara itu, Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyebaran bakteri ini tidak terjadi lewat udara terbuka atau langit, melainkan melalui droplet atau percikan cairan dari penderita yang berbicara, batuk, atau bersin.
TBC memang paling sering menyerang paru-paru, tetapi bisa juga menjangkiti organ lain seperti selaput otak, kulit, tulang, dan kelenjar getah bening. Penularan bisa terjadi apabila seseorang sering berinteraksi dekat dengan pasien TBC aktif, khususnya di ruang tertutup tanpa ventilasi yang baik.
Menyebarkan narasi konspiratif seperti “chemtrail penyebab TBC” tidak hanya menyesatkan publik, tetapi juga berpotensi mengganggu upaya pencegahan dan pengobatan TBC yang tengah digencarkan pemerintah.
Kesimpulan
Klaim bahwa penyakit TBC disebarkan lewat langit menggunakan pesawat merupakan konten menyesatkan (misleading content). Narasi ini merupakan bagian dari teori konspirasi yang tidak berdasar dan telah berulang kali dibantah oleh para ahli di bidang penerbangan dan kesehatan. Publik diimbau untuk tidak mudah mempercayai dan menyebarkan informasi yang belum terbukti kebenarannya.
SUMBER:
https://tribratanews.jabar.polri.go.id/klarifikasi-hoax-misleading-content-ada-racun-disebarkan-dengan-chemtrail-sebabkan-tbc/
https://www.bbc.com/indonesia/articles/cz63jlwll6eo
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2025/05/17/143300382/-hoaks-tbc-disebarkan-lewat-langit-menggunakan-pesawat
PENULIS: Muhammad Syauqi Musyaffa, Mahasiswa Magang Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Sukabumi