Tiga Bulan Dana Sertifikasi Tak Cair, PGM Kabupaten Sukabumi: Pemerintah Diskriminasi Guru

Sukabumiupdate.com
Sabtu 24 Feb 2018, 16:47 WIB
Tiga Bulan Dana Sertifikasi Tak Cair, PGM Kabupaten Sukabumi: Pemerintah Diskriminasi Guru

SUKABUMIUPDATE.com - Kondisi memprihatinkan masih dialami guru madrasah non pegawai negeri sipil (PNS) di Kabupaten Sukabumi. Bagaimana tidak, tunjangan sertifikasi dari bulan Januari hingga Mei 2017, sebagian besar belum dicairkan.

Dari jumlah guru madrasah yang tercatat di Persatuan Guru Madrasah (PGM) Kabupaten Sukabumi sebanyak lebih dari 1.500, sebagian besar belum menerima tunjangan sertifikasi.

"Padahal tunjangan itu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari guru madrasah, tapi sampai sekarang tunjangan sertifikasi guru sudah lima bulan belum cair," jelas Ketua PGM Kabupaten Sukabumi, Fery Setiawan, kepada sukabumiupdate.com, Kamis (8/6).

BACA JUGA: Anggaran Tak Cair, Balawista Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Ancam Mogok di Libur Hari Raya

Menurut Fery, dengan belum cairnya tunjangan sertifikasi guru tersebut. Pemerintah telah membuat kesenjangan dan mendiskriminasi guru. Padahal, selain persoalan sertifikasi, masih banyak persoalan lain belum terselesaikan.

Sehingga ketika saat ini kebanyakan belum dibayar, ditakutkan Fery, akan memengaruhi keberlangsungan proses pendidikan di madrasah-madrasah.

"Ada yang sudah dibayar lunas tujangan sertifikasinya, seperti guru yang berada di bawah naungan Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), dan guru PNS. Bahkan ada juga yang masih diutang," beber Fery.

BACA JUGA: Ratusan Buruh Garmen PT SRP Nanggerang Kabupaten Sukabumi Mogok Kerja

Sementara itu, salah seorang kepala sekolah madrasah ibtidaiyyah (MI) di Kecamatan Sukaraja, Habiburrohman menambahkan, perlu ada pembenahan dari pemerintah pusat, agar tidak mengurangi anggaran tunjangan sertifikasi dan tidak hanya sekadar memberi janji-janji saja kepada guru madrasah.

"Banyak guru yang terpaksa mengutang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Nah itu kan persoalan. Permasalahan itu bisa kita mengikis kefokusan dan keikhlasan guru dalam mengajar, karena memikirkan anak istri makan apa hari ini. Kan mustahil mereka ditinggal dalam keadaan lapar. Ini kan merugikan pendidikan madrasah secara kualitas juga kuantitas," pungkasnya.

Berita Terkini