Biskuit Kelor untuk Melawan Stunting

Rabu 06 Januari 2021, 02:06 WIB

Oleh: Nasihin Masha

Daun kelor memang sedang booming. Pohon kelor dikenal mudah ditanam. Kandungan gizinya sangat tinggi. Biasanya daun kelor ini untuk dimasak atau dijadikan teh. Namun kali ini bisa dibuat biskuit untuk anak-anak yang kekurangan gizi dan untuk memperbaiki jaringan usus anak-anak yang rusak. Nah, berbeda dengan daun kelor yang dikonsumsi langsung, kali ini biskuit kelor tersebut telah melalui sebuah riset yang panjang dan telah diujicobakan. Problem stunting yang kini masih dihadapi Indonesia, juga bisa diselesaikan melalui biskuit ini.   

Itulah hasil karya Eva Jeumpa Soelaeman. Ia menjadi doktor pertama dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada 2021 ini. Dokter spesialis anak yang berpraktik di RS AB Harapan Kita Jakarta ini meraih gelar tertinggi di jenjang akademik ini dalam sidang promosi doktor pada Selasa, 5 Januari 2021.  Judul disertasinya yang diujikan adalah Efikasi Fortifikasi Glutamin, Zinc, Prebiotik, dan Serat Pangan pada Suplemen Biskuit Berbasis Moringa Oleifera terhadap Perbaikan Integritas Mukosa Usus pada Anak Gizi Kurang Usia 12-18 Bulan. Adapun promotor disertasi adalah Prof Dr dr Agus Firmansyah SpA(K) dan kopromotor Prof Dr dr Saptawati Bardosono MSc dan Prof Dr Clara M Kusharto MSc. Sidang promosi doktor ini dipimpin oleh Dekan FK UI Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD FINASIM.

Eva mengemukakan, data 2018 menunjukkan 17,7?lita di Indonesia masih mengalami masalah gizi. Yaitu, 3,9%  mengalami gizi buruk dan 13,8% menderita gizi kurang. Akibat dari kondisi itu, anak  mudah menderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan infeksi usus (diare). Masalah gizi disebabkan oleh akses terhadap pangan rendah, pemberian makanan tambahan terlalu cepat atau terlalu lambat, terlalu cepat atau terlalu lambat disapih, ataupun asupan makanan yang kurang mengandung gizi. Infeksi usus tersebut berupa atrofi mukosa sehingga menimbulkan malabsorbsi nutrien, insufisiensi pankreas, dan intoleransi laktosa. Jika terus dibiarkan maka anak akan kekurangan protein dengan gejala stunting. Nah, atrofi usus ini bisa direhabilitasi dengan terapi nutrisi untuk memperbaiki mukosa usus. Untuk itu diperlukan suplemen yang mengandung empat bahan aktif, yaitu glutamin, zinc, prebiotik, dan serat pangan. Kelor atau Moringa oleifera mengandung protein yang tinggi, kalsium, kalium, vitamin C, dan vitamin A. Daun kelor sudah terbukti meningkatkan berat badan dan tinggi badan. Daun kelor inilah yang dijadikan tepung lalu menjadi campuran bahan dasar biskuit yang diperkaya (fortifikasi) dengan empat bahan aktif tersebut.

Mengapa dipilih kelor? Selain kandungan gizinya yang tinggi dan sudah teruji, kata Eva, “Juga karena murah dan mudah didapat”. Namun yang jadi soal adalah, belum ada riset dan pengujian ihwal pencampuran kelor dengan empat bahan aktif tersebut. Selain itu, biskuit juga memudahkan pencampuran semua kandungan gizi tersebut. “Anak-anak juga menyukai biskuit dibandingkan dengan bubur, misalnya,” kata dokter yang memiliki klinik Raifa di Ciputat, Tangerang Selatan, tersebut. Atas pertimbangan itu semua, perempuan yang menjadi dokter di usia 22 tahun tersebut melakukan riset untuk disertasi doktoralnya.

Dengan melibatkan 57 anak sebagai subjek yang diuji coba untuk mengkonsumsi biskuit kelor yang telah diperkaya dengan bahan aktif itu kemudian terbukti bisa memperbaiki mukosa usus. Selain itu juga terbukti meningkatkan absorbsi nutrisi. Hal yang tak kalah penting, biskuit tersebut meningkatkan pertumbuhan anak. Namun penelitian ini belum bisa membuktikan bahwa biskuit kelor tersebut bisa menghentikan diare dan menyembuhkan ISPA. Secara teoretis mestinya bisa mencegah diare dan ISPA. “Butuh penelitian yang lebih lama lagi serta subjek yang dilibatkan bisa 100 orang,” kata Eva. Namun penelitian ini sudah bisa menolong anak-anak kurang gizi maupun yang bergizi buruk serta bisa mengurangi stunting pada anak.

Agus Firmansyah, dalam penilaiannya menyatakan, “Biskuit ini sangat bermanfaat untuk menolong anak-anak di pengungsian akibat bencana.” Di saat bencana biasanya anak-anak kurang asupan yang memadai dan biskuit merupakan solusi tepat dalam situasi itu karena biskuit disukai anak-anak. Eva adalah dokter berdarah Aceh yang serius mendalami gastrohepatologi, khususnya anak. Ia dikenal sebagai dokter yang berdedikasi.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Life12 Oktober 2024, 10:00 WIB

5 Penyebab Kucing Susah Makan dan Cara untuk Mengatasinya

Kucing yang susah makan bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang serius.
Ilustrasi - Kucing yang susah makan bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang serius.  (Sumber : Pixabay.com/@mirokola)
Sukabumi12 Oktober 2024, 09:11 WIB

Polisi Tangkap Pelaku! Pelajar Tewas dalam Duel Maut di Caringin Sukabumi

Kejadian diawali unggahan di medsos bernarasi ajakan berkelahi.
(Foto Ilustrasi) Polisi menangkap sejumlah pelajar yang terlibat duel maut di Kampung Sungapan, Desa Cijengkol, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sehat12 Oktober 2024, 09:00 WIB

Gunakan Kompres Dingin atau Hangat, 5 Cara Menghilangkan Sakit Pinggang

Dengan langkah-langkah ini, sakit pinggang bisa dikelola dengan baik sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Ilustrasi - Dengan langkah-langkah ini, sakit pinggang bisa dikelola dengan baik sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. (Sumber : Freepik.com).
Life12 Oktober 2024, 08:00 WIB

6 Perbedaan Makanan Kucing Adult dan Kitten yang Sering Diabaikan Pecinta Anabul

Anak kucing membutuhkan nutrisi yang lebih padat untuk mendukung pertumbuhan, sehingga mereka tidak boleh diberikan makanan kucing dewasa.
Ilustrasi. Makanan Kucing Adult dan Kitten. (Sumber : pixabay.com/@Zsuzsa)
Food & Travel12 Oktober 2024, 07:00 WIB

Resep Makanan Tradisional: Cara Membuat Bongko Pisang Tepung Beras

Makanan tradisional ini berbahan dasar pisang yang dibungkus daun pisang, tapi bukan nagasari atau papais ya!
Makanan Tradisional: Bongko Pisang Tepung Beras. Foto: Instagram/kuejadulenak
Science12 Oktober 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 12 Oktober 2024, Langit Akhir Pekan Cenderung Berawan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan pada 12 Oktober 2024.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan pada 12 Oktober 2024.(Sumber : Pixabay.com/@Kanenori)
Life12 Oktober 2024, 00:16 WIB

Sekolah Inklusi: Tantangan dan Kebutuhan dalam Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus

Dalam beberapa tahun terakhir, konsep sekolah inklusi telah menjadi semakin penting. Sekolah inklusi berarti semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK)
Ilustrasi anak sekolah | Foto : Pixabay
Sukabumi Memilih12 Oktober 2024, 00:03 WIB

Strategi Asep Japar di Pilkada: Sowan ke Tokoh-tokoh Sukabumi Secara Diam-diam

Asep Japar juga mengungkapkan jika ia sebenarnya lebih banyak melakukan sosialiasi dengan sillaturahmi secara diam-diam dan tanpa disorot kamera.
Asep Japar dan Andreas dalam konferensi pers di Kantor KPU Kabupaten Sukabumi usai mendapatkan nomor urut 2. (Sumber : SU/Ibnu)
Sukabumi11 Oktober 2024, 23:03 WIB

Pasar Semi Modern Terminal Cibadak Diresmikan Bupati Sukabumi

Pasar Semi Modern Terminal Cibadak baru saja diresmikan oleh Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, pada Jumat (11/10/2024). Pasar yang dibangun di atas lahan seluas 7.000 meter persegi
Peresmian Pasar Semi Modern Cibadak oleh Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, Jumat (11/10/2024) | Foto : Ibnu Sanubari
DPRD Kab. Sukabumi11 Oktober 2024, 22:36 WIB

Rakor Komisi III DPRD, Dorong Pengembangan Tiga Perumda Milik Pemkab Sukabumi

Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sukabumi menggelar rapat kerja bersama tiga Perusahaan Umum Daerah (Perumda), yaitu Perumda Pesona Pariwisata, Perumda Aneka Tambang, dan Perumda Agro Sukabumi Mandiri.
Rakor Komisi III DPRD Kabupaten Sukabumi dengan 3 Perumda di Taman Rekreasi Tjimelati, Kamis (10/10/204) | Foto : Istimewa