Pilih Rangka Atap Baja Ringan atau Kayu? Simak penjelasan Dosen Universitas Nusa Putra Ini!

Senin 16 September 2019, 08:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Dulu, material kayu untuk membangun atap rumah paling banyak digunakan. Namun, setelah ada rangka atap baja ringan, material atap rumah mulai banyak beralih menggunakan baja ringan. Nah, bagi anda yang masih bingung menentukan rangka atap memakai baja ringan atau kayu untuk pembangunan rumahnya, simak pejelasan dari Dosen Teknik Sipil, Universitas Nusa Putra (NPU) Sukabumi, Paikun.

Menurut Paikun, sedikitnya ada empat aspek perbandingan rangka atap baja ringan dengan kayu yang dapat dijadikan pertimbangan. Pertama, aspek harga beli termasuk ongkos pasangnya. Jika dibandingkan berdasarkan kelas penggunaannya, kata dia, antara rangka atap kayu kelas satu dan baja ringan kelas satu, harganya lebih mahal rangka atap kayu. “Kayu lebih mahal harga pembelian dan upah pemasangannya,” ujar Paikun.

Dari perbandingan yang ia lakukan, antara penggunaan rangka atap baja ringan kelas satu dengan kayu kelas dua saja. Hasilnya, kata dia, pekerjaan rangka atap baja ringan dengan spesifikasi kanal C 7,5 cm tebal 0,75 mm biayanya hanya Rp.160.000 per meter persegi, sedangkan dengan kayu kelas dua mencapai Rp.206.000 per meter persegi. “Kedua analisa tersebut pekerjaannya sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), tetapi belum termasuk pekerjaan penutup atap atau gentingnya,” terangnya.

BACA JUGA: Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Nusa Putra Sukabumi Bantu Renovasi MCK Warga

Aspek kedua, kata Paikun, aspek kualitas material yang berkaitan dengan umur pakai. Untuk material kayu, menurutnya, perlakukan yang sama berdasarkan kelasnya akan menghasilkan umur pakai yang berbeda.  Kayu kelas dua dan kelas satu, lanjut dia, jika dilindungi dari masuknya air keawetannya bisa mencapai 15-20 tahun, sedangkan kayu kelas tiga bisa awet sampai 10 tahun.

“Apalagi jika kayu tidak berhubungan dengan tanah lembab dan dilindungi terhadap kelemasan, keawetan kayu kelas satu dan dua bisa tak terbatas. Dan kayu kelas satu itu tidak akan terserang rayap, untuk kelas dua jarang terserang rayap, sedangkan kayu kelas tiga relatif cepat terserang rayap,” kata Paikun.

Sedangkan untuk kualitas umur pakai rangka atap baja ringan, dapat diketahui dari spesifikasinya. Menurutnya, kelemahan utama baja ringan adalah karat, karena itu memerlukan spesifikasi tertentu agar tahan lama. Dia menyarankan memilih material baja ringan yang bergaransi karat minimal 25 tahun, sehingga tingkat keawetannya bisa mencapai 50 tahun.

Paikun mengaku belum mengetahui berapa usia baja ringan sampai berkarat yang tidak tersertipikasi. Untuk yang tidak tersertipikasi biasanya, kata dia tergantung spesifikasi bahan baja ringannya. “Ada yang menggunakan bahan Galfalum ada juga yang menggunakan Galfanis, spesifikasi yang menggunakan Galfalum akan lebih tahan lama dari karat,” jelasnya.

Jadi dari aspek perbandingan kualitas dan umur pakai, kesimpulan Paikun, untuk kayu tergantung kelas kayu dan perlakuannya.  Dan untuk baja ringan sangat tergantung kepada tersertipikasi atau tidak spesifikasi baja ringannya. Namun, menurut pengalamannya, faktanya sering ditemukan rangka atap kayu yang sebagian masih bagus dan sebagian sudah rapuh, hal itu menurutnya terjadi karena menggunakan kayu secara acak, atau kualitasnya tidak sama.

“Karena memang kondisi saat ini untuk mendapatkan kayu sesuai kualitas yang diinginkan mulai kesulitan. Untuk penggunaan kualitas kayu yang acak, maka sebaiknya 5 tahun sudah harus di cek,” saran Paikun.

BACA JUGA: 54 Mahasiswa jadi Anggota Baru UKM Universitas Nusa Putra Sukabumi

“Sedangkan, jika menggunakan spesifikasi baja ringan yang tidak tersertifikasi, maka setelah usia 10 tahun harus di cek, sudah berkarat atau belum, jika sudah berkarat, maka sebaiknya segera diganti,” imbuhnya.

Aspek ketiga, aspek pemeliharaannya. Aspek ini, menurutnya sangat erat kaitannya dengan penggunaan spesifikasi penutup atap atau genting. Pada umumnya, kata Paikun, penggunaan rangka atap baja ringan sering paket dengan genteng metal, sedangkan rangka atap kayu masih jarang yang menggunakan genteng metal.

Apabila keduanya sama-sama menggunakan genteng metal, menurutnya rangka atap baja ringan nyaris tidak perlu perawatan, sedangkan pada rangka kayu sering lebih cepat keropos pada material rengnya. Tapi, masih menurutnya, apabila sama-sama menggunakan genting selain genteng metal, jika kualitas gentengnya tidak bagus, kemungkinan masih terjadi rembes air, selain rembes juga bisa merosot atau bocor.

“Kemungkinan ada rembesan air hujan yang cukup membasahi kayu atau baja ringan, tetapi baja ringan lebih tahan lama, tetapi kayu jika kena rembesan air akan mempercepat keropos, umumnya pada bagian reng atau kaso. Jadi, perawatan rangka kayu yang mungkin cepat di perbaiki adalah reng dan usuk atau kaso,” ujarnya.

BACA JUGA: Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Nusa Putra Sukabumi Merambah ke Rutilahu

Sedangkan kekurangan rangka atap baja ringan, kata Paikun, apabila satu berkarat kemungkinan besar seluruhnya berkarat, sehingga itu bukan lagi perawatan, tetapi ganti total. “Jadi kesimpulan dari aspek perawatan, penggunaan rangka atap baja ringan nyaris tidak ada perawatan, tapi kalau sudah berkarat harus diganti semua. Sedangkan menggunakan rangka kayu harus ada perawatan,” ucapnya.

Aspek terakhir, kata Paikun, aspek dampak lingkungan hidup. Pertama, kata dia, dapat dilihat dari aspek kesehatan. Rangka atap menggunakan kayu, menurutnya tidak berdampak untuk kesehatan. Sedangkan untuk rangka atap baja ringan, dapat dilihat dari bahan dasar dan standar atau persyaratan kandungannya berdasarkan SNI.

Carbon Steel  adalah bahan dasar pembuatan baja ringan. Carbon Steel, menurutnya adalah baja yang terdiri dari elemen-elemen yang persentase maksimum selain bajanya sendiri itu terdiri dari unsur, carbon (1,70 persen), manganese (1,65 persen), silicon (0,60 persen) dan coppe (0,60 persen). “Dengan adanya persyaratan yang ditentukan oleh SNI, jika kita memilih baja yang sesuai SNI, maka baja ringan tidak akan berdampak buruk terhadap kesehatan,” ujarnya.

BACA JUGA: Berbagi Ilmu, HMSI Universitas Nusa Putra Sukabumi Goes to School

Lebih lanjut menurutnya, yang harus dipertimbangkan, penggunaan kayu saat ini sudah tidak seimbang dengan produksi kayu, hal itu jelas akan berdampak buruk bagi lingkungan hidup. “Untuk material baja ringan juga menggunakan bahan baku hasil alam dari dari tambang, sehingga berbahaya atau tidak terhadap lingkungan perlu kajian yang sangat mendalam, tetapi selama bahan bakunya melimpah maka tidak berbahaya untuk lingkungan,” jelasnya.

Yang kedua, menurut Paikun dari aspek limbah. Limbah rangka atap dari kayu mungkin hanya menjadi kayu bakar, sedangkan limbah baja ringan bisa di daur ulang. Karena itu menurutnya, jika dilihat dari aspek lingkungan dari aspek limbah, kondisi saat ini masih lebih baik menggunakan baja ringan.

“Bagi yang memiliki cukup biaya atau mereka yang tinggal dipedesaan dan mempunyai pohon kayu, tentu masih memilih menggunakan kayu. Tetapi, kalau tidak memiliki kebun kayu atau biayanya tidak cukup untuk membeli material kayu, rangka atap baja ringan bisa jadi solusinya,” pungkasnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkini
Sehat29 April 2024, 07:00 WIB

7 Kategori Makanan Tinggi Serat yang Baik untuk Penderita Gula Darah

Mengonsumsi makanan tinggi serat secara teratur dapat membantu mengatur kadar gula darah, mencegah lonjakan gula darah yang tajam setelah makan, dan memberikan rasa kenyang lebih lama.
Ilustrasi. Mencuci Buah. Contoh Makanan Tinggi Serat yang Baik untuk Penderita Gula Darah (Sumber : Freepik)
Food & Travel29 April 2024, 06:00 WIB

Cara Membuat Jus Jambu Biji untuk Menurunkan Gula Darah, Hanya 5 Langkah!

Jus jambu biji segar ini dapat menjadi tambahan yang menyegarkan dan sehat dalam diet untuk menurunkan gula darah.
Ilustrasi. Cara Membuat Jus Jambu Biji untuk Menurunkan Gula Darah (Sumber : pexels/quangnguyenvinh)
Science29 April 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 29 April 2024, Cek Dulu Yuk Langit di Awal Pekan!

Prakiraan cuaca hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya Senin 29 September 2024.
Prakiraan cuaca hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya Senin 29 September 2024. (Sumber : Freepik/@wirestock)
Life28 April 2024, 23:24 WIB

7 Trik Jitu Move On dari Mantan Pacar, Ini yang Bisa Kamu Lakukan!

Putus cinta adalah salah satu momen paling sulit dalam kehidupan, terutama ketika harus melepaskan mantan pacar yang pernah kita cintai dengan sepenuh hati.
Ilustrasi putus cinta. | Sumber Foto: pixabay/oppy77
Life28 April 2024, 23:17 WIB

6 Cara Memiliki Mental Kuat agar Tahan Banting dan Tidak Direndahkan Orang Lain

Memiliki mental kuat sangat dibutuhkan dalam hidup supaya tahan banting dan tidak mudah direndahkan oleh orang lain.
Ilustrasi. Cara memiliki mental kuat. | Sumber foto : Pexels/Andrea Piacquadio
DPRD Kab. Sukabumi28 April 2024, 23:12 WIB

Soroti Isu Pungli di PT GSI Sukabumi, DPRD Kritik Program Disnakertrans Tak Efektif

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi, Hera Iskandar angkat bicara terkait isu pungli di GSI Cikembar.
Warga sempat blokade jalan cikembar, sebagai bentuk protes praktik pungli tenaga kerja di PT GSI (Sumber : SU/Ibnu)
Life28 April 2024, 22:12 WIB

Ini 5 Sikap Sabar yang Membuat Anda Hidup Damai Setiap Hari

Sikap sabar akan membantu setiap orang lebih merasakan kedamaian dan ketenangan dalam hidupnya.
Ilustrasi. Sikap sabar yang membuat damai. | Sumber Foto : Pexels/Andrea Piacquadio
Sukabumi28 April 2024, 22:07 WIB

Dihuni Nenek dan Cucu, Rutilahu di Surade Sukabumi Nyaris Roboh Akibat Gempa Garut

Rutilahu yang dihuni nenek dan cucu di Surade Sukabumi nyaris roboh akibat gempa Garut M6,2.
Kondisi rutilahu yang nyaris roboh akibat diguncang gempa laut Garut. (Sumber : Istimewa)
Life28 April 2024, 21:30 WIB

Sembunyi Saat Bertemu Orang Baru, Kenali 7 Perilaku Umum Anak Usia 2 Tahun

Anak usia dua tahun menunjukkan emosinya dengan cara yang cukup aneh. Pelajari cara memecahkan kode tujuh perilaku umum balita.
Ilustrasi. Perilaku umum anak 2 tahun. Sumber : Freepik/@freepik
Bola28 April 2024, 21:22 WIB

Kapolres Sukabumi Ajak Nobar Semifinal Piala Asia U-23 Indonesia Vs Uzbekistan, Ini Lokasinya

Dukung Timnas masuk Final, Polres Sukabumi gelar nobar semifinal Piala Asia U-23 Indonesia vs Uzbekistan.
Timnas Indonesia U-23 lolos ke Semifinal Piala Asia U-23 2024 usai kalahkan Korea Selatan. (Sumber : Dok. AFC)