Sejarah Waduk Jatigede Sumedang dan Mitos Buaya Putih dengan Keuyeup Bodas

Selasa 05 November 2024, 13:00 WIB
Ilustrasi - Waduk Jatigede memang menyuguhkan panorama alam yang memukau. (Sumber : Instagram/@infowisatajatigede/Istimewa).

Ilustrasi - Waduk Jatigede memang menyuguhkan panorama alam yang memukau. (Sumber : Instagram/@infowisatajatigede/Istimewa).

SUKABUMIUPDATE.com - Waduk Jatigede yang terletak di Kabupaten Sumedang merupakan salah satu danau buatan terbesar di Indonesia.

Waduk dengan luas 4.983 hektar ini berfungsi untuk menampung cadangan air, mencegah banjir, mengairi lahan pertanian, menyediakan tenaga listrik melalui pembangkit listrik tenaga air, serta menjadi salah satu tujuan wisata populer di Provinsi Jawa Barat.

Waduk ini diresmikan pada tahun 2015 dan mulai beroperasi penuh dua tahun kemudian. Namun, tak banyak yang tahu bahwa rencana pembangunan Waduk Jatigede sebenarnya telah ada sejak masa pemerintahan Hindia Belanda.

Pada masa itu, Pemerintah Hindia Belanda telah merancang pembangunan tiga waduk di sepanjang Sungai Cimanuk, di mana Waduk Jatigede merupakan waduk utama yang direncanakan sebagai yang terbesar. Akan tetapi, rencana ini gagal terlaksana karena mendapat penolakan dari masyarakat di Sumedang.

Setelah beberapa dekade, gagasan untuk membangun Waduk Jatigede kembali diangkat. Berdasarkan berbagai sumber, tahap awal yang dilakukan adalah merelokasi desa-desa yang berada di area pembangunan waduk.

Berdasarkan catatan sejarah, terdapat 28 desa di Kecamatan Darmaraja, Kecamatan Wado, Kecamatan Jatigede, dan Kecamatan Jatinunggal yang termasuk dalam area genangan waduk.

Relokasi pertama dimulai pada tahun 1982, kemudian desain pembangunan waduk ini dibuat pada tahun 1988, dan dilanjutkan dengan proses konstruksi yang berlangsung dari tahun 2007 hingga 2015.

Setelah melalui beberapa kali penataan, Waduk Jatigede kini membawa banyak manfaat positif. Selain untuk masyarakat Sumedang, waduk ini juga memberikan keuntungan bagi lahan pertanian di Kabupaten Majalengka, Kuningan, Cirebon, dan bahkan Indramayu.

Waduk Jatigede Sumedang Jawa Barat | Foto : IstWaduk Jatigede Sumedang Jawa Barat | Foto : Ist.

Namun di balik keindahan Waduk Jatigede, terdapat sejumlah mitos yang beredar secara turun-temurun di kalangan masyarakat sekitar waduk. Salah satu mitos terkenal adalah cerita tentang pertarungan antara kekuatan gaib Bodas dan Buaya Putih di waduk tersebut.

Sejak waktu yang tak diketahui, Sungai Cimanuk diyakini sebagai tempat tinggal dua makhluk raksasa, Keuyeup Bodas dan Buaya Putih, yang merupakan jelmaan jin. Keduanya memiliki banyak pengikut dan hidup di Sungai Cimanuk, meskipun hubungan mereka selalu dipenuhi permusuhan.

Karena sifat serakahnya, Buaya Putih ingin menguasai seluruh aliran Sungai Cimanuk dari hulu hingga ke muara di pesisir utara Indramayu, menempatkan dirinya sebagai penguasa tunggal.

Dengan kesombongannya, Buaya Putih menyatakan dirinya sebagai penguasa sungai dan memerintahkan para pengikutnya untuk membuat danau besar dengan membendung Sungai Cimanuk.

Di danau buatan ini, Buaya Putih berniat menghabiskan waktu berbulan madu bersama putri dari Ratu Pantai Utara. Pengikutnya, termasuk kura-kura, biawak, dan ikan-ikan, patuh menjalankan perintah tersebut.

Namun, kelompok Keuyeup Bodas, termasuk makhluk kecil seperti kepiting, menentang rencana pembuatan danau itu. Hal ini membuat mereka menjadi sasaran amarah Buaya Putih yang tengah dilanda asmara.

Buaya Putih kemudian memerintahkan panglima-panglimanya untuk membasmi Keuyeup Bodas dan semua pengikutnya, dengan mengerahkan ribuan prajuritnya. Akan tetapi, tak satu pun dari mereka yang tertangkap, karena Keuyeup Bodas dan pasukannya telah bersembunyi di tempat yang aman sebelum serangan tiba.

Mengira kelompok Keuyeup Bodas telah pergi ke tempat lain, pasukan Buaya Putih melanjutkan perjalanannya ke wilayah Sanghyang Tikoro. Di sana, mereka bersatu untuk menghancurkan tebing-tebing sungai, menyebabkan tanah longsor yang akhirnya menutup aliran sungai dan mengakibatkan banjir di area persawahan dan ladang.

Menyaksikan kejadian ini, Keuyeup Bodas tidak tinggal diam. Ia menyerukan agar para pengikutnya meruntuhkan penahan air, karena hal ini bisa mengancam keselamatan manusia di sekitar.

Setelah penghalang air dihancurkan, banjir pun surut, membuat Buaya Putih sangat marah. Ia menyadari bahwa kejadian itu adalah ulah Keuyeup Bodas, sehingga dengan penuh amarah, ia memerintahkan pengikutnya untuk menyerang kelompok Keuyeup Bodas.

Namun, para panglima Buaya Putih menentang perintah ini, karena mengalahkan Keuyeup Bodas bukanlah hal yang mudah. Para panglima menyarankan bahwa untuk menundukkan Keuyeup Bodas diperlukan strategi cerdik dan rencana matang.

Pada akhirnya, Buaya Putih mengumumkan tawaran damai. Namun, Keuyeup Bodas menolak tawaran tersebut, yang membuat Buaya Putih semakin marah. Pertarungan pun tak terhindarkan, dan pada akhirnya, Keuyeup Bodas berhasil dikalahkan.

Buaya Putih kemudian bersumpah bahwa selama ia masih hidup, ia akan terus berusaha membendung Sungai Cimanuk. Ia juga bersumpah bahwa jika ia mati, rohnya akan mempengaruhi pemimpin negara di masa depan sehingga suatu saat nanti bangsa asing akan datang ke Cinambo untuk meneruskan misinya membendung sungai.

Keuyeup Bodas hanya menjawab dengan singkat, “Silakan, asal bisa!” Jawaban ini membuat Buaya Putih semakin geram. Saat hendak menyerang, Keuyeup Bodas berubah menjadi cahaya putih yang melesat ke angkasa, diikuti Buaya Putih yang seketika berubah menjadi cahaya merah dan mengejarnya ke langit.

Sumber: (Disparbud Jawa Barat dan Cipakuputrablog)

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi02 Desember 2024, 21:28 WIB

Pencarian Berakhir Duka, Mayat Pria di Cibadak Sukabumi Tak Diautopsi usai Keluarga Ikhlas

Keluarga ikhlas, mayat pria yang ditemukan tersangkut di pintu air PLTA Ubrug Cibadak Sukabumi tak diautopsi.
Ujang Saepudin anak kedua Sodin saat berada di RSUD Sekarwangi Cibadak Sukabumi. (Sumber Foto: Istimewa)
Jawa Barat02 Desember 2024, 20:45 WIB

Gempa M4,5 di Barat Daya Bandung, BMKG: Aktivitas Sesar Aktif Bawah Laut

Episenter terletak pada koordinat 8.11 LS dan 107.1 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 129 km Barat Daya Kabupaten Bandung pada kedalaman 21 km.
Episenter gempa M4,5 di laut selatan Jawa Barat pada Senin (2/12/2024) pukul 19:40:03 WIB. (Sumber : BMKG)
Food & Travel02 Desember 2024, 20:00 WIB

Pantai Karang Taraje, Melihat Atraksi Alam dengan Sensasi Ombak dan Karang

Pantai Karang Taraje menjadi pilihan yang tepat bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam dengan suasana yang damai, ditemani pemandangan spektakuler yang sulit ditemukan di tempat lain.
Pantai Karang Tarje menjadi opsi menarik saat berliburan di kawasan Lebak Banten. | (Sumber : Google/Foto Dani).
DPRD Kab. Sukabumi02 Desember 2024, 19:51 WIB

Mieling Surade Ke-266, Ini Harapan Anggota DPRD Sukabumi Erpa Aris Purnama

Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Erpa Aris Purnama memberikan ucapan selamat ulang tahun (Milangkala), berdirinya Surade.
Erpa Aris Purnama, Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi Fraksi PKS | Foto : Istimewa
Sukabumi02 Desember 2024, 19:35 WIB

Angkot Ringsek Diseruduk Truk Boks di Jalan Bhayangkara Sukabumi, 4 Orang Terluka

Berikut kesaksian warga terkait kecelakaan truk boks seruduk angkot di jalan Bhayangkara Kota Sukabumi.
Kecelakaan di Jalan Bhayangkara Kota Sukabumi, Senin (2/12/2024) sore. (Sumber : SU/Asep Awaludin)
Sukabumi Memilih02 Desember 2024, 19:09 WIB

Minum Teh Bareng Andri Hamami, Ayep Zaki: Kompetisi Sudah Selesai, Kita Bersama Kembali

Calon Walikota Sukabumi terpilih, Ayep Zaki, memastikan bahwa kompetisi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Sukabumi sudah selesai.
Ayep Zaki saat menjamu kunjungan Cawalkot Paslon 3 Andri Hamami di kediamannya, Minggu malam (1/12/2024) | Foto : Dok. Ayeuna
Sukabumi02 Desember 2024, 19:01 WIB

Sekda Ade Suryaman Dorong Kolaborasi Wujudkan Smart City di Kabupaten Sukabumi

Forum ini mengumpulkan 100 orang dari banyak unsur perangkat daerah, Apkasi, Apdesi BUMD serta swasta.
Sekretaris Daerah Ade Suryaman, mendorong kolaborasi dalam mewujudkan konsep smart city Kabupaten Sukabumi. (Sumber: dokpim Kabupaten Sukabumi)
Film02 Desember 2024, 19:00 WIB

Sinopsis Drama Korea The Trunk, Kisah Pernikahan yang Menyimpan Misteri

Di penghujung bulan ada drama korea original Netflix terbaru berjudul The Trunk yang telah menayangkan seluruh episodenya pada Jumat, 29 November 2024.
Sinopsis Drama Korea The Trunk, Kisah Pernikahan yang Menyimpan Misteri (Sumber : Instagram/@netflixid)
Sukabumi02 Desember 2024, 18:37 WIB

Penjelasan Polisi soal Luka di Leher Mayat Pria di Cibadak Sukabumi

Polisi ungkap hasil visum luar terhadap mayat pria lansia yang tersangkut di PLTA Ubrug Cibadak Sukabumi. Korban memiliki riwayat pikun.
Proses evakuasi mayat dari pintu air PLTA Ubrug, Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Senin (2/12/2024). | Foto: BPBD Kabupaten Sukabumi
Produk02 Desember 2024, 18:03 WIB

BPP Ciracap Sukabumi Monitoring Pertumbuhan Padi Gogo yang Ditanam di Lahan Kelapa

Padi gogo ini ditanam dengan metode tumpang sisip atau tusip di lahan perkebunan kelapa yang berada di Desa Purwasedar, Ciracap Sukabumi.
Lahan kebun kelapa yang ditanami padi gogo di Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Senin (2/12/2024). (Sumber Foto: BPP Ciracap)