5 Kabar Baik Soal Penanganan Virus Corona

Minggu 29 Maret 2020, 12:13 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah studi memberi harapan baru bagi lahirnya vaksin atau upaya melawan serangan virus corona. Dilansir dari tempo.co, jumlah kasus virus corona baru atau Covid-19 di tingkat global terus mengalami kenaikan dari hari ke hari. Berdasarkan data dari Worldometer hingga Minggu 29 maret 2020 jumlah kasus di seluruh dunia telah mencapai angka 662 ribu infeksi, total kematian sebanyak 30.000 kasus, dan pasien sembuh sebanyak 141 ribu kasus.

Peningkatan jumlah kasus per hari dari pandemi virus corona ini dapat menyebabkan kegelisahan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat luas. Seluruh pihak perlu berpartisipasi mengambil tindakan pencegahan penyebaran virus corona ini.

Berikut beberapa bukti penting dari kasus virus Corona baru.

1. Langkah pengendalian infeksi yang berhasil

Para peneliti dari Hong Kong telah mengevaluasi dampak wabah terhadap 43 rumah sakit umum di negaranya dan hasil yang ditemukan cukup menggembirakan. Dalam 6 pekan pertama sejak awal wabah, petugas layanan kesehatan telah menangani kasus Covid-19. Sebagai hasil dari penerapan dan praktik pengendalian infeksi, tidak ada staf kesehatan yang tertular. Kini, Hong Kong mencatatkan jumlah 519 jumlah kasus infeksi, 4 kematian, dan 111 pasien sembuh.

“Langkah pengendalian infeksi di rumah sakit yang tepat dapat mencegah penularan virus Corona baru. Kewaspadaan dalam praktik kebersihan tangan, pemakaian masker beda, penggunaan peralatan lindung adalah langkah kunci,” kata Vincent C.C. Cheng dari Quenn Mary Hospital, Hong Kong.

2. Virus dapat melindungi tubuh dari re-infeksi

Sebuah studi yang melibatkan empat kera, menunjukkan bahwa kera yang tertular virus SARS-CoV-2 (virus penyebab Covid-19) dapat melindungi diri dari infeksi ulang di masa depan. Para ilmuwan menginfeksi ulang dua dari empat monyet setelah 28 hari infeksi awal dan mereka menemukan bahwa monyet tersebut menunjukkan hasil uji coba negatif dari virus SARS CoV-2.

“Secara keseluruhan, hasil kami menunjukkan bahwa infeksi SARS-CoV-2 primer dapat melindungi dari paparan berikutnya. Ini memiliki implikasi penting untuk desain vaksin dan prognosis penyakit,” kata peneliti.

Martin Bachmann, profesor vaksinologi di Jenner Institute di Oxford University mengatakan bahwa pasien yang telah positif Covid-19 akan memiliki respons antibodi yang bertahan lama. Kendati begitu, ada kasus lain yang menyebabkan tubuh tidak membuat antibodi untuk virus yang sudah masuk ke dalam tubuh.

3. Vaksin untuk Covid-19 sedang diuji coba

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah melakukan uji coba sejumlah vaksin potensial terkait wabah virus corona baru ini. Perusahaan swasta seperti Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle, Amerika Serikat juga telah melakukan uji coba terhadap 45 relawan yang akan menerima vaksin berisi rangkaian kode genetik dari salinan SARS CoV-2.

Para ahli kesehatan memperingatkan bahwa kemungkinan dibutuhkan waktu 12-18 bulan untuk menghasilkan vaksin yang bisa digunakan masyarakat luas. Namun, mereka juga terus berupaya untuk mempercepat uji klinis vaksin yang dibutuhkan.

4. Metode lama bisa melawan Covid-19

Saran penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Clinical Investigation mengungkapkan bahwa dokter mungkin bisa menyarankan metode kuno yang disebut dengan Terapi Andibodi Pasif untuk mengobati Covid-19. Para peneliti yang menulis makalah tersebut mengatakan bahwa penempatan opsi ini tidak memerlukan penelitian atau pengembangan, karena metodenya sudah ada sejak 1930-an.

Metode ini melibatkan pengumpulan darah dari seseorang yang memilki virus dan telah pulih. Dengan menggunakan serum yang mengandung antibodi penangkal infeksi, dokter akan menyuntikkan orang lain sehingga mencegah infeksi atau membantu melawannya.

Arturo Casadevall, profesor di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health mengatakan bahwa hal ini memang bisa dilakukan, tapi membutuhkan upaya dari banyak pihak dan orang yang telah pulih penyakitnya untuk menyumbangkan darahnya.

5. Sistem kekebalan tubuh dapat mengalahkan virus

Sebuah studi kasus baru yang muncul dalam jurnal Nature Medicine, mendokumentasikan kasus pasien Covid-19 yang dinyatakan pulih dari kondisi positifnya dalam beberapa hari. Pasien itu adalah seorang wanita berusia 47 tahun yang tertular virus SARS-CoV-2. Para peneliti memeriksa respons kekebalan tubuhnya dalam upaya memahami pemulihan diri terhadap virus Corona baru.

Katherine Kedzierska, kapala laboratorium di Doherty Institute di Melbourne, Australia menemukan adanya peningkatan imunoglobulin G dalam sampel darah pasien yang sembuh itu. Mereka juga menemukan adanya peningkatan imunoglobulin M. Kedzierska dan ilmuwan lainnya juga mendeteksi sejumlah besar sel imun kunci seperti sel T pembantu khusus, sel T pembunuh, dan sel B pada kurun waktu 7-9 hari setelah timbulnya gejala dari penyakit Covid-19.

 

Sumber : tempo.co

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Life27 April 2024, 13:00 WIB

10 Cara Mudah Menghadapi Anak yang Tantrum, Bunda Wajib Tahu!

Setiap orangtua pasti pernah mengalami momen di mana anak mereka meledak tantrum yang intens.
Ilustrasi - Setiap orangtua pasti pernah mengalami momen di mana anak mereka meledak tantrum yang intens. (Sumber : Pixabay.com/@parent90).
Life27 April 2024, 12:30 WIB

Kehadirannya Sering Mengganggu! 6 Cara Ampuh Menghilangkan Semut di Rumah

Ada beberapa cara untuk menghilangkan semut di rumah yang sering mengganggu.
Ilustrasi - Ada beberapa cara untuk menghilangkan semut di rumah yang sering mengganggu. (Sumber : Pixabay.com/@actee3).
Life27 April 2024, 12:15 WIB

Rasa Iri atau Dendam, 7 Alasan Seseorang Membenci Kita yang Perlu Diwaspadai

Salah satu realitas yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan adalah bahwa tidak semua orang akan menyukai atau menyambut kita dengan baik.
Ilustrasi - Salah satu realitas yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan adalah bahwa tidak semua orang akan menyukai atau menyambut kita dengan baik. (Sumber : Pixabay.com/nooneknow22).
Bola27 April 2024, 12:00 WIB

Jadwal Semifinal Piala Asia U-23 2024: Timnas Indonesia vs Uzbekistan

Timnas Indonesia U-23 memiliki peluang untuk mengalahkan Uzbekistan U-23, mengingat performa apik yang ditunjukkan selama turnamen ini.
Timnas Indonesia U-23 memiliki peluang untuk mengalahkan Uzbekistan U-23, mengingat performa apik yang ditunjukkan selama turnamen ini. (Sumber : pssi.org)
Sukabumi27 April 2024, 11:55 WIB

Indonesia Menuju Olimpiade, Kisah Wasit Asal Sukabumi Pernah Pimpin Laga di Ajang Serupa

Kosasih memulai kariernya sebagai pesepak bola bersama klub Pertiwi.
Kosasih Kartadiredja, wasit berlisensi FIFA pertama di tanah air asal Sukabumi. | Foto: Historia.id
Fashion27 April 2024, 11:30 WIB

7 Tips Berpakaian Agar Terlihat Tinggi, Bikin Badan Jadi Lebih Proporsional

Dengan sedikit usaha dan strategi, orang bertubuh pendek dapat menemukan pakaian yang pas, stylish, dan nyaman.
Ilustrasi - Dengan sedikit usaha dan strategi, orang bertubuh pendek dapat menemukan pakaian yang pas, stylish, dan nyaman. (Sumber : Pixabay.com/@ditaa12).
Figur27 April 2024, 11:21 WIB

Lahir di Sukabumi, Sastrawan Joko Pinurbo Meninggal Dunia

Rencananya jenazah Joko Pinurbo akan dimakamkan di Sleman.
Foto Joko Pinurbo pada 2018. | Foto: Instagram/@joko_pinurbo
Inspirasi27 April 2024, 11:00 WIB

Lowongan Kerja Administrasi Minimal Lulusan SMA dengan Lokasi Penempatan di Kota Bandung

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi - Lowongan Kerja Administrasi dengan Lokasi Penempatan di Kota Bandung. | (Sumber : Freepik.com/jcomp)
Sukabumi27 April 2024, 10:32 WIB

435 Kasus DBD Tercatat di Kota Sukabumi pada Triwulan Pertama 2024

Periode triwulan pertama 2024, sebanyak 132 pasien berasal dari usia 5-14 tahun.
(Foto Ilustrasi) Dinkes Kota Sukabumi merilis data terbaru kasus DBD selama Januari hingga Maret 2024. | Foto: Pixabay
Life27 April 2024, 10:30 WIB

Stres dan Kecemasan, 5 Penyebab Susah  Tidur  yang Harus Anda Diwaspadai

Stres dan kecemasan adalah salah satu faktor utama yang menjadi penyebab orang susah tidur.
Ilustrasi - Stres dan kecemasan adalah salah satu faktor utama yang menjadi penyebab orang susah tidur. | (Sumber : Freepik.com/@DCStudio)