SUKABUMIUPDATE.com - Dua remaja putri di Peru tiba-tiba kerasukan setelah menerima dan membaca pesan “setan†melalui aplikasi WhatsApp. Remaja berusia 13 dan 16 tahun itu langsung dibawa ke rumah sakit setelah mengalami kesurupan di rumah mereka di Tacna, sebelah selatan Peru, akhir pekan lalu.
Keluarga mereka merekam remaja itu meraung dan meronta ketika menunggu paramedis tiba untuk merawat keduanya. Rekaman yang diunggah ke media sosial itu juga menunjukkan remaja itu masih mengenakan pakaian tidur. Mereka terlihat menggigil dan kejang-kejang.
Seperti dilansir Inquisitr pada 15 Januari 2017, video menunjukkan paramedis berjuang untuk memeluk salah satu gadis dan mencoba menenangkannya dalam ambulans.
Dokter di Rumah Sakit Hipólito Unanue menjelaskan, berdasarkan hasil tes medis, tidak ditemukan adanya penyakit tertentu selain manifestasi perilaku histeris. Para dokter mengatakan gadis-gadis itu agak sedikit tenang setelah dibius.
Ibu kedua remaja putri itu dikatakan memberi tahu seorang tetangga bahwa perilaku anaknya berubah menjadi aneh setelah mereka membaca pesan berantai di WhatsApp melalui ponsel masing-masing pada Jumat dinihari.
Ini bukan pertama kali ada laporan kasus serangan setan mempengaruhi gadis-gadis muda di Peru. Mei lalu, Inquisitr menampilkan cuplikan mengejutkan yang menunjukkan kasus “kerasukan setan massal†di Sekolah Flores Elsa di Tarapoto, sebelah utara Peru. Insiden itu mempengaruhi sekitar 100 anak-anak sekolah berusia 11–14 tahun.
Banyak remaja putri dilaporkan mengalami halusinasi menakutkan, seperti melihat bayang dari seorang laki-laki yang gelap dan tinggi mengenakan jubah hitam mencoba membunuh mereka dengan cara mencekik.
Rumor menyatakan bahwa gadis-gadis itu telah menggunakan papan Ouija untuk menghubungi setan. Rumor lain mengklaim sekolah itu dibangun di atas kuburan mafia tua, dan selama pembangunan ruang kelas sekolah, pekerja telah menemukan sebuah kuburan massal yang berisi tumpukan jasad yang diduga dari orang-orang yang disiksa dan dibunuh puluhan tahun lalu oleh mafia lokal.
Sumber: Tempo
