Jangan Biarkan Kecanduan Game Online Bunuh Anak Kita

Selasa 25 September 2018, 06:44 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2 Januari 2018 menetapkan kecanduan game (gaming disorder) digolongkan sebagai penyakit gangguan mental. Ini adalah pola perilaku bermain yang ditandai dengan gangguan kontrol atas game, dan dicantumkan ke dalam ‘the International Classification of Diseases 11th’ (ICD-11) atau Klasifikasi Internasional untuk Penyakit.

Apa yang harus disadari?

Penggunaan internet, komputer, telepon pintar dan perangkat elektronik lainnya telah meningkat secara dramatis selama beberapa dekade terakhir. Peningkatan ini tidak hanya terkait dengan manfaat yang luar biasa bagi para pengguna, tetapi juga terjadi kasus penggunaan berlebihan yang sering kali justru negatif, terutama terkait game. Di banyak negara masalah ini telah mencapai tingkat masalah kesehatan masyarakat yang signifikan.

Pada awal tahun 2013 kecanduang game on line (Internet Gaming Disorder) telah dimasukkan dalam klasifikasi gangguan mental dan perilaku oleh para dokter spesialis kesehatan jiwa di Amerika (American Psychiatric Association) dalam DSM-5 (The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition). Sejak tahun 2014, WHO telah mengkoordinasikan berbagai penelitian terkait implikasi kesehatan dari penggunaan internet yang berlebihan.

Pada pertemuan pertama tentang masalah ini pada tahun 2014 di Tokyo, Jepang yang diselenggarakan oleh ‘Kurihama Medical and Addiction Centre’, dibahas epidemiologi, fenomenologi, hasil dan implikasi kesehatan akibat penggunaan internet yang berlebihan. Pertemuan kedua di Seoul, Republik Korea pada 2015 oleh ‘the Korean Association of Addiction Psychiatry’ dan Universitas Katolik Kwan Dong, yang membahas spektrum, taksonomi dan deskripsi klinis gangguan perilaku yang terkait dengan penggunaan internet yang berlebihan.

Pertemuan ketiga pada September 2016 oleh Departemen Kesehatan Hong Kong, berfokus pada kebijakan dan program promosi, pencegahan dan pengobatan terkait dengan penggunaan internet, komputer, smartphone dan game lainnya. Pertemuan keempat di Istanbul, Turki, pada 29 November 2017-1 Desember 2017 diselenggarakan oleh ‘the Turkish Green Crescent Society’ dan berfokus pada validitas konseptual dan klinis dari kencaduan games untuk dimasukkan dalam ICD-11.

Kecanduan game online sebagai sindrom yang dapat dikenali dan signifikan secara klinis, ketika jadi memprioritaskan bermain game di atas kegiatan lain, mengalahkan minat dan aktivitas harian lainnya, dan tetap melanjutannya meskipun telah terjadi konsekuensi negatif. Selain itu, juga memiliki sifat dan intensitas yang menghasilkan distress atau kerusakan signifikan dalam fungsi pribadi, keluarga, sosial, pendidikan atau pekerjaan.

Masalah kesehatan yang terkait dengan kecanduan game ini tidak terbatas pada gangguan permainan, tetapi juga mencakup aspek lain dari kesehatan dan fungsi psikososial. Dampak buruk dalam bidang kesehatan meliputi aktivitas fisik yang tidak memadai, diet tidak sehat, masalah penglihatan atau pendengaran, masalah otot atau muskuloskeletal, kurang tidur, perilaku agresif dan depresi.

Aktivitas fisik yang tidak memadai dan diet tidak sehat, merupakan faktor risiko yang dapat dikoreksi, untuk terjadinya obesitas atau kelebihan berat badan. Obesitas telah mencapai proporsi epidemik secara global, bahkan pada 2015 setidaknya 2,8 juta orang meninggal setiap tahun, terkait kelebihan berat badan atau obesitas.

Di Eropa diperkirakan 23 persen wanita dan 20 persen  pria mengalami obesitas. Kegemukan dan obesitas merupakan faktor risiko utama untuk sejumlah penyakit kronis, termasuk diabetes, penyakit kardiovaskular dan kanker.

Kelelahan mata digital berhubungan dengan durasi pemakaian yang lama, penerangan yang buruk, cahaya yang menyilaukan dari layar, serta postur tubuh yang tidak tepat danakan memicu mata kering. Hal ini terkait karena 66 persen lebih sedikit mata berkedip saat sedang menatap layar gawai, sehingga mata mengalami sensasi terbakar.

Memang saat ini jumlah orang yang menderita rabun jauh semakin banyak, termasuk anak-anak, tetapi hubungan dengan kecanduan games dan penggunaan gawai belum terbukti. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kondisi rabun jauh, misalnya genetik, terlalu banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan, bahkan juga irama sirkadian tubuh. Namun demikian, penelitian jangka panjang mengenai efek gawai pada kesehatan mata juga masih terus dilakukan, termasuk bahwa cahaya LED seperti yang dipakai di layar komputer telah terbukti merusak retina mata tikus.

American Academy of Pediatrics (AAP) telah mengeluarkan pedoman penggunaan media sosial pada anak (New AAP Guideline: Kids and Media). Pedoman yang mengatur waktu anak menggunakan perangkat elektronik aplikasi dan televisi (screen time) tersebut dirilis pada 21 Oktober 2016, di National Conference & Exhibition AAP.

Data dari Pew Research Center mengatakan bahwa anak di depan layar (screen time)dapat lebih dari 11 jam sehari, menggantikan waktu yang dihabiskan untuk kegiatan lain, misalnya olahraga, belajar, bermain, mengobrol atau berbicara dengan teman, atau bahkan dengan keluarga. Selain itu, cahaya yang dipancarkan layar, apalagi beberapa stimulasi dari aplikasi lainnya, berpotensi mengganggu tidur. Tidur yang berkualitas sangat penting untuk anak agar tumbuh berkembang, mengendalikan perilaku, dan belajar dengan baik.

Pola perilaku kecanduan games (gaming behavior) telah digolongkan sebagai penyakit sesuai ICD-11. Peran orangtua saat mendampingi anak dengan kecanduan games dan dalam periode sreen time sangatlah penting.

Sudahkah kita bertindak bijak?

Sumber: Tempo

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sukabumi07 Mei 2024, 21:52 WIB

Dinas PU Tangani Ruas Jalan Longsor di Kalibunder Sukabumi

Pasang bronjong hingga perbaikan plat beton, UPTD PU Wilayah Jampangkulon tangani ruas jalan longsor di Kalibunder Sukabumi. Begini progresnya.
Kepala UPTD PU Wilayah Jampangkulon, Rudi AB saat monitoring penanganan ruas jalan longsor di Kalibunder Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi07 Mei 2024, 21:10 WIB

Tingkatkan Minat Baca Pelajar, Diarpus Sukabumi Optimalkan Peran Pusling UPP Surade

Lewat Perpustakaan Keliling atau Pusling, Diarpus Kabupaten Sukabumi melalui UPP Surade gencar melakukan upaya peningkatan minat baca pelajar di Pajampangan.
Para murid SDN 1 Cibodas Cibitung Sukabumi sambut antusias Perpustakaan Keliling (Pusling) UPP Surade. (Sumber : Istimewa)
Life07 Mei 2024, 21:00 WIB

7 Kebiasaan Sepele yang Membuat Penderita Asam Urat Sulit Tidur di Malam Hari

Awas! Inilah Kebiasaan Sepele yang Membuat Penderita Asam Urat Sulit Tidur di Malam Hari.
Ilustrasi. Kurang Tidur, Pola Hidup yang Bisa Membahayakan Penderita Asam Urat (Sumber : Pexels.com/CottonbroStudio)
Keuangan07 Mei 2024, 20:45 WIB

Antusiasme Tinggi, Pendaftaran Tahara di BPR Kalapanunggal Sukabumi Diperpanjang

Pendaftaran rekening Tahara di Perumda BPR Sukabumi cabang Kalapanunggal telah diperpanjang hingga tanggal 15 Mei 2024.
Kepala Seksi Umum Administrasi dan Keuangan BPR Sukabumi cabang Kalapanunggal, Susan Irawati, menunjukan brosur Tahara. (Sumber : SU/Ibnu)
Bola07 Mei 2024, 20:30 WIB

Misi Raih Tiket Olimpiade Paris 2024: Shin Tae-yong Berharap Kebugaran Pemain Terjaga

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong ingin kebugaran pemain terjaga jelang lawan Guinea.
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong ingin kebugaran pemain terjaga jelang lawan Guinea. (Sumber : pssi.org).
Sukabumi07 Mei 2024, 20:24 WIB

Perumdam TJM Perbaiki Pipa Bocor akibat Terlilit Akar Pohon di Parungkuda Sukabumi

Perumdam TJM Sukabumi Cabang Parakansalak melakukan perbaikan pada pipa distribusi utama berukuran 4 inci yang bocor akibat terlilit akar pohon.
Perbaikan pipa milik Perumdam TJM yang bocor akibat terlilit akar pohon mahoni di Parungkuda Sukabumi, Selasa (7/5/2024). (Sumber : Istimewa)
Sukabumi07 Mei 2024, 20:07 WIB

Tak Diberi Minuman Gratis, 2 Pemuda Mabuk Aniaya Penjual Jamu di Sukaraja Sukabumi

Berikut kronologi dan motif dua pemuda mabuk aniaya pria tua penjual jamu di Sukaraja Sukabumi. Kedua pelaku kini sudah diringkus polisi.
Tempat kejadian perkara dua pemuda mabuk aniaya pria tua penjual jamu yang berada di Sukaraja Sukabumi (Sumber : Istimewa)
Life07 Mei 2024, 20:00 WIB

7 Cara Menagih Hutang dengan Baik Agar Tidak Memutus Silaturahmi, Ampuh!

Begini Cara Menagih Hutang dengan Baik Agar Tidak Memutus Silaturahmi. Yuk Praktekkan!
Ilustrasi - Cara Menagih Hutang dengan Baik Agar Tidak Memutus Silaturahmi. (Sumber : Pexels/fauxels)
Sehat07 Mei 2024, 19:45 WIB

Teh Hijau: Manfaatnya untuk Meningkatkan Umur Panjang, Kolesterol dan Mengelola Gula Darah

Antioksidan dalam teh hijau mungkin memberikan manfaat, seperti melindungi kesehatan tulang, otak, dan jantung Anda.
Ilustrasi - Antioksidan dalam teh hijau mungkin memberikan manfaat, seperti melindungi kesehatan tulang, otak, dan jantung Anda. (Sumber : Freepik.com).
Life07 Mei 2024, 19:30 WIB

Bisa Bunda Terapkan,Inilah 5 Alasan Orang Tua Membesarkan Anak Tanpa Hukuman

alasan orang tua membesarkan anak tanpa hukuman, orang tua membesarkan anak tanpa hukuman, membesarkan anak tanpa hukuman.
Ilustrasi membesarkan anak tanpa hukuman (Sumber : pexels.com/@Harrison Haines)