Kata Kades Gunung Karamat Sukabumi Soal Laporan Dugaan Penggelapan Pajak

Kamis 17 Maret 2022, 12:55 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Desa (Kades) Gunung Karamat Subaeta angkat bicara soal laporan dugaan penggelapan pajak yang dilaporkan Paguyuban Petani Desa Gunung Karamat, Kecamatan Cisolok ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Sukabumi.

Subaeta menyatakan, sebenarnya itu bukan penggelapan melainkan penangguhan karena tidak ada yang bertanggung jawab terkait lahan yang semestinya 292 hektar sesuai dengan luas penyisihan PT Tybar menjadi kurang lebih 420 hektar. Menurut dia, dengan adanya 420 hektar itu terbit 1.696 Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT).

Baca Juga :

Warga Gunung Karamat Sukabumi Laporkan Dugaan Penggelapan Pajak ke Kejaksaan

Subaeta menyatakan bahwa penangguhan tersebut salah satu solusi, sebelum persoalan ini jelas. "Bukan penggelapan melainkan penangguhan karena dalam persoalan ini tidak ada yang bertanggung jawab terkait meluapnya 292 hektar menjadi kurang lebih 420 hektar," tegasnya.

Subaeta, menuturkan lahan 292 hektar itu berawal dari masa aktif HGU PT Tybar habis. Ketika itu PT Tybar ini ingin mengaktifkan kembali dan memperpanjang HGU, tapi sesuai dengan prosedur bahwa perusahaan harus menyisihkan lahan. PT Tybar pun melakukan proses dan memperoleh persetujuan perpanjangan HGU seluas 834 hektar dari total luas Lahan 1.126 hektar. 

Adapun 292 hektar menjadi lahan penyisihan untuk karyawan, eks karyawan sebagai prioritas dan masyarakat desa setempat. "Siapa yang bertanggung jawab atas dasar terjadinya 292 hektar menjadi 420 hektar, itu yang saya pertanyakan," tukasnya.

Sebelumnya, Paguyuban Petani Desa Gunung Karamat mendatangi Kejari Kabupaten Sukabumi untuk melaporkan dugaan penggelapan pajak, Rabu, 16 Maret 2022. Mereka datang dengan membawa bukti SPPT. 

"Persoalan hari ini adalah dugaan penggelapan uang pajak, jadi masyarakat sudah menitipkan uang pajak kepada pihak kolektor tingkat desa maupun kecamatan dan sebagainya," ujar Koordinator Paguyuban Petani Desa Gunung Karamat, Alansyah, kepada awak media.

Alansyah menuturkan, kasus ini bermula dari kecurigaan warga Gunung Karamat kepada pihak desa yang biasa menjadi penagih pajak kini enggan mengurus hal tersebut. Rasa penasaran pun muncul hingga dilakukan pengecekan pajak secara online.

"Ternyata di 2021 masih ada tunggakan [pajak] yang belum terbayarkan, sementara dari masyarakat sudah dibayar. Yang saya cek Nomor Objek Pajak (NOP) sekitar 300 sampai 400 SPPT," jelasnya.

Dia kemudian membeberkan terkait nominal jumlah kerugian akibat dugaan kasus penggelapan uang pajak tersebut. "Kita cek kemarin di kecamatan, dari Rp 131 juta baru masuk sekitar Rp 17 juta. Kita tidak tahu apakah ada update data atau tidak," ungkapnya.

REPORTER: CRP 4

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Life28 April 2024, 12:00 WIB

10 Tips Jitu Meredakan Emosi Agar Makin Sabar dan Terkendali

Artikel ini akan membahas beberapa strategi praktis untuk mengelola dan meredam emosi yang sedang memuncak, sehingga kita dapat tetap tenang dan terkendali dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
Ilustrasi. Lonjakan Emosi. Sumber : pixabay/noone09
Life28 April 2024, 11:43 WIB

Tobat Sebelum Terlambat, 6 Tanda Hati Kamu Masih Kotor Menurut Islam!

Orang yang berhati kotor biasanya lantaran masih menyimpan penyakit hati. Ini merupakan tanda dari level manusia.
Ilustrasi. Tanda orang yang berhati kotor. | Sumber foto : Pexels/SHVETS production
Sukabumi Memilih28 April 2024, 11:30 WIB

Penjaringan Bacabup Sukabumi dari Golkar Masih Berlangsung, Deklarasi Asjap Dinilai Terlalu Dini

Deklarasi Asep Japar atau Asjap sebagai calon Bupati Sukabumi oleh Golkar Kabupaten Sukabumi dinilai terlalu dini.
Bendera Partai Golkar. | Foto: Istimewa
Life28 April 2024, 11:30 WIB

Coba Terapkan, Ini 6 Hal yang Dapat Dilakukan Agar Anak Lebih Mandiri

Mengajari anak tentang kemandirian adalah kuncinya. Meskipun itu tidak mudah. Berikut beberapa hal sederhana yang bisa Anda lakukan setiap hari untuk membantu si kecil menjadi lebih mandiri.
Ilustrasi. Tips membuat anak lebih mandiri. Sumber : Freepik/@freepik
Science28 April 2024, 11:00 WIB

Gempa M6,2 Laut Garut Dirasakan Warga Sukabumi, Apa Itu Intra Slab Earthquake?

BMKG menyebutkan, Gempa M6,2 Selatan Jawa Barat ini terjadi akibat pecahnya batuan dalam lempeng Indo-Australia (intraslab earthquake).
Intra Slab Earthquake: Gempa M6,2 Garut pada Sabtu 27 April 2024 pukul 23.29.47 WIB malam. (Sumber : X (Twitter)/@DaryonoBMKG)
Life28 April 2024, 10:47 WIB

5 Bahasa Tubuh yang Menunjukkan Pasangan Sedang Berbohong, Ini Buktinya

Pasangan yang sedang berbohong akan nampak pada bahasa tubuhnya saat sedang berbicara.
Ilustrasi. Bahasa tubuh pasangan yang berbohong. | Sumber foto : Pexels/Roderick Salatan
Jawa Barat28 April 2024, 10:37 WIB

Data Terkini Dampak Gempa Laut Garut: 27 Rumah Rusak, 4 Orang Luka

Berikut dampak gempa Garut M6,2 yang tercatat oleh BNPB.
Dampak gempa laut Garut M6,2. (Sumber : Istimewa)
Life28 April 2024, 10:30 WIB

4 Rahasia Mengejutkan dalam Membesarkan Anak Supaya Berperilaku Baik

Anak-anak Anda tidak akan belajar mendisiplinkan diri dalam semalam. Pasti ada saatnya mereka berperilaku buruk, tidak peduli seberapa keras Anda berusaha mencegahnya.
Ilustrasi. Cara membesarkan anak supaya berperilaku baik. Sumber : Freepik/@freepik
Science28 April 2024, 10:24 WIB

2 Kali di Sukabumi, Daftar 13 Gempa Merusak Selatan Jabar 1844-2022

Diantara 13 gempa merusak Selatan Jawa tahun 1844-2022, dua diantaranya pernah terjadi di Sukabumi, tepatnya Gempa di tahun 2012 dan 2021.
Gempa M6,2 Garut pada Sabtu 27 April 2024 pukul 23.29.47 WIB malam. (Sumber : X (Twitter)/@DaryonoBMKG)
Jawa Barat28 April 2024, 10:06 WIB

Temu Rembug PPPH Kabupaten Garut Gaungkan Halal Berbasis Wakaf Bersama LW Doa Bangsa

Temu rembug ini sarat dengan diskusi mengenai akselerasi sertifikasi halal di kabupaten Garut.
Temu rembug pengurus LPPPH Edukasi Wakaf Indonesia (EWI) provinsi Jawa Barat. (Sumber : Istimewa)