Dispendukcapil Lambat, Warga Urus Akta Kematian Anak ke Kemendagri

Selasa 27 Oktober 2020, 07:10 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Lika-liku pengurusan akta kematian yang terbilang rumit baru saja dialami oleh Yaidah (51) warga Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya, Jawa Timur.

Dilansir dari Suara.com, berencana mengurus akta kematian anaknya guna mencairkan klaim asuransi, Yaidah malah mendapat masalah bertubi-tubi hingga harus berangkat ke Jakarta seorang diri untuk memperjuangkan haknya ini.

Kisah warga Surabaya urus akta kematian anak ke Jakarta bermula pada 28 Juli 2020, saat putra terkasih Yaidah yang bernama Septian Nur Mu'aziz (23) meninggal dunia.

Kala itu, Yaidah berinisiatif untuk mencairkan asuransi sang anak yang didapatkan dari perusahaannya. Dalam tenggat waktu 60 hari, Yaidah harus menyelesaikan beberapa persyaratan untuk mengajukan klaim ini.

Yaidah menuturkan bahwa salah satu syarat utama klaim asuransi adalah akta kematian. Oleh sebab itu, awal Agustus 2020 ia bergegas ke kantor kelurahan.

Sayangnya, ia terkendala dengan kelurahan yang lockdown lantaran adalah salah seorang petugas yang terpapar Covid-19.

"Awal Agustus itu mengurus akat kematian. Sistemnya online, tapi saya gak bisa jadi lewat ke tetangga. Namun, mereka juga ternyata gak bisa," kata Yaidah sebagaimana dikutip dari kanal YouTube salah satu stasiun televisi.

"Akhirnya semua berkas saya bawa ke kelurahan awal Agustus. Lalu berkas saya serahkan ke petugas," imbuhnya.

Akan tetapi, perjalanan tidak berhenti sampai di situ saja. Sebab berhari-hari Yaidah tidak mendapat kepastian soal akta kematian anaknya.

Oleh sebab itu, Yaidah kemudian langsung menuju kantor Dispendukcapil di Gedung Siola. Hal ini dilakukannya lantaran sudah tidak sabar dengan pelayanan yang terbilang lambat.

Namun, selama di Dispendukcapil Yaidah mengaku mendapat perlakuan tidak menyenangkan. Pasalnya, Yaidah malah diminta kembali ke kelurahan karena kantor tidak melayani pelayanan tatap muka.

"Saya bawa ke Disdukcapil. Setelah itu petugas gak lama, dilihat berkas saya. Dia bilang sekarang gak melayani tatap muka, kembali ke kelurahan. Saya marah, lho ini berkas sudah berminggu2 di kelurahan. Hampir satu bulan," kata Yainah.

Setelah dilempar ke beberapa bagian, Yaidah lalu mengaku didatangi oleh seorang bernama Anisa. Kepada Yaidah, Anisa mengaku akta kematiannya sulit diproses karna ada tanda petik dalam nama anaknya.

"Anisa itu menunjukkan nomor akta kematian, tapi gak bisa diakses. Kenapa karena nama anak Ibu ada tanda petiknya. Petik menunggu usul Kemendagri," ujar Yaidah menggebu-gebu.

Saat bertanya sampai kapan Yaidah harus menunggu, ia ternyata tidak mendapatkan jawabannya. Oleh sebab itu ia kemudian berangkat ke Jakarta sesuai dengan alamat yang diberikan Anisa kepadanya.

Setibanya di Stasiun Pasar Senen, Yaidah langsung menuju Kantor Kemendagri Pusat di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Namun, Yaidah ternyata salah alamat. Ia seharusnya menuju ke bagian Administrasi Catatan Sipil di Jakarta Selatan.

"Selasa langsung ke Jakarta, eh memberikan alamat juga salah, Kemendagri Pusat. Ternyata diminta ke Administrasi catatan Sipil Jakarta Selatan," ungkap Yaidah.

Sesampainya di Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Selatan, Yaidah disambut kaget oleh petugas yang ada. Sebab petugas terheran-heran kenapa Yaidah mengurus akta kematian sampai Jakarta.

Yaidah lantas menjelaskan kronologi yang membawanya sampai Jakarta kepada salah seorang petugas. Tak lama berselang, petugas itu menghubungi pegawai Dispendukcapil Surabaya.

Setelah itu, petugas Dispendukcapil Surabaya langsung memproses berkas akta kematian anak Yaidah. Setelah jadi, file kemudian dikirimkan kepada Yaidah.

Akhirnya, Yaidah pun selesai mengurusi berkas akta kematian anaknya dan mengirimkannya langsung kepada pihak asuransi setelah perjalanan panjang ia lalui.

Pemkot Surabaya Minta Maaf

Pemkot Surabaya melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) menyampaikan permohonan maaf kepada Yaidah.

Pasalnya, hanya karena miskomunikasi dan salah paham, Yaidah harus berangkat ke Jakarta untuk mengurus berkas kematian anaknya. Padahal hal itu bisa diselesaikannya hanya lewat kantor kelurahan saja.

Lebih lanjut lagi, Pemkot Surabaya berjanji akan mengintensifkan layanan informasi call center Dispendukcapil dengan harapan apabila ada warga yang kebingungan bisa bertanya lewat media itu.

Sumber: Suara.com

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkini
Sukabumi Memilih25 April 2024, 21:39 WIB

Tiga Partai Bahas Draft Koalisi, Sepakat Usung Asep Japar di Pilkada Sukabumi?

Menjelang perhelatan Pilkada Sukabumi 2024, sejumlah elit partai tengah sibuk melakukan komunikasi dengan sesama partai untuk membangun koalisi.
Pertemuan Golkar PPP dan Gerindra membahas draf koalisi | Foto : Ist
Sukabumi25 April 2024, 21:19 WIB

Pemkot Sukabumi Beri Hadiah Untuk SKPD dengan Pendaftaran Pekerja Rentan Terbanyak

SKPD yang menerima hadiah dianggap telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendorong pendaftaran pekerja rentan ke dalam program jaminan sosial.
Pemberian hadiah bagi SKPD Pemkot Sukabumi dengan Pendaftaran Pekerja Rentan Terbanyak. (Sumber : Istimewa)
Bola25 April 2024, 21:00 WIB

Link Live Streaming Timnas Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024, Klik Disini!

Bagi kamu yang ingin menyaksikan pertandingan Piala Asia 2024 antara Timnas Indonesia U-23 vs Korea Selatan U-23 berikut kami sediakan layanan live streamingnya.
Bagi kamu yang ingin menyaksikan pertandingan Piala Asia 2024 antara Timnas Indonesia U-23 vs Korea Selatan U-23 berikut kami sediakan layanan live streamingnya. (Sumber : Instagram/@jagad_stadium/Ist).
Life25 April 2024, 20:59 WIB

Dapat Tekanan dari Orang Tua Lain, Berikut 4 Penyebab Penerapan Pola Asuh Helikopter

Pola asuh helikopter berarti orang tua sepenuhnya menyetir anak mereka agar menjadi orang yang mereka inginkan karena beberapa penyebab.
Ilustrasi penyebab penerapan pola asuh helikopter. | Sumber Foto: Freepik/@freepik
DPRD Kab. Sukabumi25 April 2024, 20:29 WIB

DPRD Sukabumi Apresiasi Capaian Otonomi Daerah dan Harapan untuk Kemajuan Lebih Mandiri

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sukabumi, Usep Wawan, menyampaikan apresiasi atas capaian otonomi daerah yang mandiri
Usep Wawan, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Nasional25 April 2024, 20:03 WIB

Surya Paloh Deklarasikan NasDem Dukung Penuh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Hal itu disampaikan Surya Paloh usai melakukan pertemuan dengan Prabowo Subianto, Kamis, 25 April 2024.
Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto saat menerima kedatangan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. (Sumber : IG Sufmi Dasco)
Sehat25 April 2024, 20:00 WIB

11 Kebiasaan Ini Bantu Jaga Gula Darah Anda Tetap Normal, Yuk Lakukan

Beberapa kebiasaan ini harus dimulai dari sekarang jiga ingin menjaga gula darah tetap normal.
Ilustrasi - Beberapa kebiasaan ini harus dimulai dari sekarang jiga ingin menjaga gula darah tetap normal.  (Sumber : Freepik/Lifestylememory)
Life25 April 2024, 19:46 WIB

Hindari 8 Aktivitas Berikut Agar Hubungan Orang Tua Dengan Anak Lebih Erat Harmonis

Ikuti tips berikut untuk memiliki hubungan yang lebih sehat dengan anak-anak Anda dalam jangka panjang.
Ilustrasi hubungan orang tua dengan anak | Foto : Sumber : Freepik/@tim kita
Sukabumi25 April 2024, 19:36 WIB

Peringati Hari Bumi, Pemuda Pabuaran Sukabumi Tebar 15.000 Bibit Ikan di Sungai Cikaso

Dalam rangka memperingati Hari Bumi, sejumlah pemuda di Pabuaran Sukabumi tebar ribuan bibit ikan di Sungai Cikaso.
Sejumlah pemuda di Pabuaran Sukabumi tebar ribuan bibit ikan di Sungai Cikaso. (Sumber : Istimewa)
Life25 April 2024, 19:32 WIB

Dapat Menurunkan Rasa Percaya Diri, Ini 5 Dampak Pola Asuh Helikopter Pada Anak

Pola asuh helikopter dapat berdampak negatif pada anak, karena penerapan pola asuh ini melibatkan orang tua sepenuhnya terhadap kegiatan anak.
Ilustrasi dampak pola asuh helikopter | Foto : Freepik/@jcomp