Lockdown Berakhir, Warga Wuhan Bersiap Jalani Kehidupan Normal

Rabu 08 April 2020, 04:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Puluhan ribu warga Wuhan akan meninggalkan kota untuk bekerja di luar setelah lockdown virus Corona dicabut pada Rabu.

Dilansir dari tempo.co, pembatasan perjalanan dicabut dua minggu setelah kelonggaran lockdown serupa di seluruh provinsi Hubei, yang memiliki populasi 60 juta, atau kira-kira seukuran Italia.

Penduduk sekarang dapat meninggalkan kota jika mereka telah mendapat sertifikat kesehatan bebas virus dan banyak layanan transportasi kota, termasuk feri dan taksi, akan diizinkan untuk melanjutkan operasi.

Namun, dilaporkan South China Morning Post, 8 April 2020, orang-orang masih perlu membawa kode QR atau dokumen yang menunjukkan bahwa mereka dalam keadaan sehat sebelum diizinkan meninggalkan kompleks perumahan dan menggunakan transportasi umum atau memasuki toko.

Salah satu warga Wuhan, Tang Zhiyonhg, yang merupakan wakil presiden perusahaan furnitur Red Star Macalline, mengatakan dia berencana ke Shanghai di mana kantornya berada.

"Sebagai manajer bisnis, saya biasanya perlu lebih banyak istirahat, tetapi saya merasa perlu bekerja sekarang," kata Tang. "Saya sudah terjebak di Wuhan selama lebih dari dua bulan."

Tang mengatakan dia terus dibayar ketika dia terjebak di kota, dan pemerintah juga telah mengumumkan langkah-langkah untuk membantu perusahaan menjaga staf dalam penggajian mereka selama lockdown.

Petugas keamanan menggunakan masker saat membongkar barikade usai meredanya virus corona atau Covid-19 di Wuhan, China, 5 April 2020. Aktivitas di Wuhan mulai kembali normal kembali pasca lockdown. REUTERS/Aly Song

Otoritas Cina menutup Wuhan, pusat industri dengan 11 juta penduduk, pada akhir Januari, dalam upaya membatasi penyebaran wabah. Pada saat itu, banyak orang luar melihatnya sebagai langkah ekstrem, langkah yang hanya bisa dicoba dalam sistem otoriter seperti Cina. Tetapi seiring dengan memburuknya epidemi, pemerintah di seluruh dunia telah memberlakukan berbagai pembatasan ketat pada gerakan warganya.

Dikutip dari New York Times, sekitar 1,4 juta infeksi dan 80.000 kematian telah dilaporkan di seluruh dunia, angka-angka yang meningkat dengan cepat, dan bahwa para pejabat mengatakan sangat meremehkan tingkat sebenarnya dari pandemi tersebut. Penularannya telah melambat di negara-negara yang dilanda bencana seperti Italia dan Spanyol, tetapi terus menyebar dengan cepat di tempat lain di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat, yang mendekati 400.000 infeksi yang diketahui.

Sebagian besar Eropa, India, sebagian besar Amerika Serikat dan banyak tempat lain memerintahkan bisnis tutup dan kebanyakan orang tinggal di rumah. Langkah ini melumpuhkan ekonomi dan membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan.

Pengorbanan yang diperlukan oleh kebijakan semacam itu pertama kali dirasakan orang-orang Wuhan.

Tetapi setelah berjuang dalam lockdown, Wuhan kini bebas.

Polisi kota mengatakan pada Selasa bahwa tingkat lalu lintas di kota Wuhan telah mencapai sekitar setengah dari tingkat pada bulan Desember, sebelum wabah itu diidentifikasi.

Semua 75 pos pemeriksaan jalan yang didirikan di pinggiran kota akan dibongkar, lapor surat kabar milik pemerintah Changjiang Daily.

Kota itu terkunci sebelum Tahun Baru Imlek, saat puluhan juta orang di seluruh Cina mudik untuk mengunjungi kerabat.

Seorang pria yang hanya memberikan nama keluarganya Zhang mengatakan dia akan kembali ke Beijing untuk melanjutkan pekerjaannya di sebuah perusahaan IT.

"Komunitas tempat tinggal saya telah melakukan estimasi kasar tentang berapa banyak orang yang akan pergi ke Beijing, dan mengatur tes COVID-19 untuk kami. Tes saya negatif," katanya.

Bagi yang lain, lockdown belum berakhir. Xiao Fei, seorang mahasiswa PhD yang tinggal di dalam Universitas Sains dan Teknologi Huazhong, masih tidak diizinkan meninggalkan kampus.

"Saya kira akan ada waktu yang sangat lama sebelum kehidupan dapat kembali normal," kata Xiao. "Orang-orang di Wuhan bisa meninggalkan provinsi besok, tapi saya kira orang-orang di provinsi lain akan takut pada mereka, dan saya berharap akan melihat diskriminasi yang berkepanjangan."

Banyak orang di Wuhan tidak perlu diberitahu untuk terus mengasingkan diri. Pengalaman pilu dengan banyaknya kematian telah meninggalkan luka psikis. Dari lebih dari 80.000 kasus yang dilaporkan di Cina daratan, hampir dua pertiganya berada di Wuhan.

"Orang-orang Wuhan mengalaminya secara langsung," kata Yan Hui, seorang penduduk Wuhan berusia 50-an yang semubuh dari virus Corona kepada New York Times. "Teman-teman mereka sakit. Teman dan kerabat teman mereka meninggal. Tepat di depan mata mereka, satu per satu, mereka meninggalkan kami."

"Pemahaman mereka tentang bencana ini lebih dalam dibandingkan dengan orang-orang di kota-kota lain," katanya.

Menurut JD.com, peritel online dan perusahaan pengiriman di Provinsi Hubei, di mana Wuhan adalah ibu kotanya, meningkat tiga kali lipat pada Maret dibandingkan dengan Februari.

JD.com mengatakan konsumen yang dulunya membeli kebutuhan sehari-hari atau membeli peralatan kebugaran di rumah, beralih membeli pakaian, kosmetik dan aksesoris perjalanan.

Perusahaan-perusahaan di Wuhan telah dengan hati-hati memanggil karyawan mereka untuk kembali bekerja, berkontribusi pada kebangkitan kembali kehidupan kota.

Kota itu masih menghadapi tugas yang sulit dan rumit untuk mengidentifikasi pasien asimptomatik dan melacak pasien yang pulih yang mungkin dites positif lagi, kata Tao Cunxin, seorang pejabat dalam tim ad hoc COVID-19 di kota Wuhan. Wuhan melaporkan tambahan 34 kasus tanpa gejala pada hari Senin.

Kasus-kasus baru telah dicatat di sekitar 70 kompleks perumahan di kota selama tiga hari terakhir. Namun, lebih dari 97 persen area Wuhan sekarang diklasifikasikan sebagai "bebas virus Corona", menurut otoritas kesehatan provinsi.

Sumber: Tempo.co

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sehat04 Mei 2024, 13:00 WIB

9 Cara Sehat Menurunkan Gula Darah Secara Alami Tanpa Obat Diabetes

Sebelum mengubah pola makan atau gaya hidup, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan terkait menurunkan gula darah secara alami tanpa obat diabetes.
Ilustrasi. Olahraga di rumah. Tips menurunkan gula darah secara alami tanpa obat diabetes. | Foto: iStock
Life04 Mei 2024, 12:30 WIB

Jangan Disepelekan Bund! Inilah 5 Tanda Rendahnya Harga Diri pada Anak

Harga diri yang rendah dapat berdampak pada perkembangan akademis, pribadi, dan sosial anak. Untungnya, ada tanda-tanda yang dapat dicari orang tua dan cara untuk membantu.
Ilustrasi. Rendahnya harga diri pada anak. Sumber : Pexels.com/@PuskarRai
Life04 Mei 2024, 12:00 WIB

Stres Termasuk 7 Penyebab Berat Badan Turun Drastis, Kamu Mengalaminya?

Stres fisik yang disebabkan oleh cedera, operasi, atau trauma, serta stres emosional yang berkepanjangan, dapat menyebabkan penurunan berat badan karena tubuh mengalami kelelahan dan kekurangan energi.
Ilustrasi. Orang Mengalami Stres Sehingga Menyebabkan Berat Badan Turun Drastis (Sumber : Pexels/NathanCowley)
Jawa Barat04 Mei 2024, 11:43 WIB

Jarkom PDs Canangkan Dana Abadi Berbasis Wakaf Bersama LW Doa Bangsa

Pengurus Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H) Edukasi Wakaf Indonesia (EWI) Provinsi Jawa Barat bersilaturahmi kepada Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Jaringan Komunikasi Pembangunan Desa (Jarkom PDs)
Perwakiln LP3H Provinsi Jawa Barat Agus Kamil dan Entus Wahidin serta Ketua Umum Jarkom PDs Pusat, Ayi Kosasih, dan Sekretaris Jenderal Jarkom PDs Pusat, Dasep Saepuloh | Foto : Ist
Life04 Mei 2024, 11:30 WIB

Temukan Akar Masalahnya, 3 Cara Membantu Anak yang Memiliki Harga Diri Rendah

Harga diri pada anak sangatlah penting. Namun bagaimana cara membantu apabila harga diri anak rendah?
Ilustrasi. Membantu Anak Yang Memiliki Harga Diri Rendah. Sumber : pexels.com/@Annushka
Sukabumi04 Mei 2024, 11:21 WIB

Pria Dipanggil Ceuceu, Korban Pembunuhan di Citepus Sukabumi Diduga Penyuka Sesama Jenis

ria yang menjadi korban penganiayaan hingga terjadi pembunuhan di sebuah perumahan di Desa Citepus, Kecamatan Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (4/5/2024) diduga penyuka sesama jenis.
Evakuasi korban pembunuhan di perumahan di Citepus Sukabumi | Foto : Ist
Sehat04 Mei 2024, 11:00 WIB

6 Makanan Berlemak yang Masih Boleh Dikonsumsi Penderita Asam Urat

Ketahui Sederet Makanan Berlemak yang Masih Boleh Dikonsumsi Penderita Asam Urat. Yuk, Simak!
Ilustrasi. Alpukat dan Telur - Makanan Berlemak yang Masih Boleh Dikonsumsi Penderita Asam Urat. (Sumber : Pexels/FoodieFactor)
DPRD Kab. Sukabumi04 Mei 2024, 10:58 WIB

Anggota DPRD Janji Perjuangkan Kebutuhan Perahu untuk Siswa ke Sekolah di Cibitung Sukabumi

Harapan warga adanya bantuan perahu untuk siswa dan pengajar ke sekolah (SMPN 4 Cibitung), Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi, mendapat respon positif dari anggota DPRD Kabupaten Sukabumi, Andri Hidayana.
Andri Hidayana, Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Sukabumi | Foto : Istimewa)
Sukabumi04 Mei 2024, 10:30 WIB

Kantongi Identitas, Polisi Buru Pelaku Pembunuhan Pembantu Pria di Citepus Sukabumi

Satreskrim Polres Sukabumi melakukan pengejaran terhadap terduga pelaku penganiayaan atau pembunuhan di sebuah perumahan di Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi
Rumah (TKP) pembantu ditemukan tewas di Citepus Palabuhanratu | Foto : Ilyas Supendi
Life04 Mei 2024, 10:30 WIB

6 Cara Mengajarkan Anak Tatakrama Agar Punya Budi Pekerti Luhur Sejak Kecil

Mengajarkan anak tentang tatakrama tentu menjadi keharusan bagi orang tua. Pendidikan ini harus diajarkan sejak kecil kepada anak-anak.
Ilustrasi. Cara mengajarkan anak tatakrama. Sumber foto : Pexels/Monstera Production