Kuda Lumping dan Cepet, Khas Pangumbahan Kabupaten Sukabumi

Jumat 05 Mei 2017, 07:02 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Alunan musik gamelan mengiringi suasana pagi Kampung Pasir Ceuri RT 01/09 Kedusunan Pananggapan Desa Cikangkung Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. Tidak lama kemudian, satu persatu warga mulai berdatangan memenuhi halaman rumah salah seorang warga yang sedang hajatan.

Usut punya usut, ternyata alunan musik gamelan tersebut berasal dari pertunjukan kesenian tradisional Kuda Lumping dan Tari Cepet (Topeng) yang diperagakan puluhan penari berusia muda hingga dewasa dari Sanggar Senin Putra Amarta dibawah asuhan Dinta Kurniawan (54) warga Kampung Jaringao RT 04/01 Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap.

Seperti terhipnotis alunan suara gamelan, para penari kuda lumping mulai beraksi hingga salah satu penari seperti tidak sadarkan diri memakan rumput. Disisi lain, beberapa penari melakukan aksi yang terbilang berbahaya yakni menari sambil memakai topeng diatas dua bilah bambu yang dipasang melintang setinggi kurang lebih dua meter dari tanah.

“Awalnya keberadaan kami hanya untuk melestarikan seni dan mengembangkan bakat, daripada anak-anak keluyuran lebih baik memanfaatkan waktu untuk belajar menari,” ujar Dinta Kurniawan kepada sukabumiupdate.com di sela-sela mengawasi pertunjukan anak asuhannya, Jumat (5/5).

Sanggar seni Putra Amarta yang berdiri tahun 2010 hingga saat ini sudah memiliki 52 orang personil, terdiri dari 30 penari, 4 pawang, 10 Nayaga, 6 pegawai bawah atau tim jagal dan 2 orang yang bertugas mengurus sesajen.

Berkat perjuangan dan ketekunan Dinta, sekarang kesenian tradisionalnya sudah mulai berkembang dan bisa dirasakan oleh masyarakat banyak. Ditambah saat ini semua sudah memiliki seragam, gamelan dan cepet.

“Jadi kalau dapat uang hasil pertunjukan, dimusawarahkan terlebih dahulu. Buat beli baju atau untuk keperluan lain. Tapi kalau tidak ada yang harus dibeli, hasilnya dibagi langsung ke semua personil,” ujar Dinta.

Ada beberapa kesenian yang dimiliki Sanggar Seni Putra Amarta, yakni Tari Kuda Lumping, Tair Bendrong, Tari Barong, Tari Onclong (khusus perempuan) dan Tari Cepet (Topeng). Selain tampil di berbagai wilayah di Kabupaten Sukabumi, sanggar seni Dinta pernah melakukan pertunjukan di Anjungan Jawa Barat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.

BACA JUGA:

Dalam Keterbatasan, Garuda Mas Putra Ciracap Kabupaten Sukabumi Lestarikan Warisan Leluhur

Dalam Sejarahnya, Seni Tradisional Media Efektif Dakwah Islam di Sukabumi

Malam Minggu, Karasukan Sukabumi Rekrut Anggota di Jalanan

Biaya sekali manggung untuk memenuhi panggilan mengisi suatu acara, Dinta mematok harga Rp5 juta dengan penampilan siang malam khusus di wilayah Kecamatan Ciracap. Jika melakukan pertunjukkan siang hari, harga yang dipatok hanya Rp3 juta tergantung perhitungan jaraknya.

Bagi personil yang masih sekolah, bisa menyusul usai pulang sekolah jika pertunjukannya dekat. Namun jika jauh apalagi harus keluar daerah, pihak sanggar akan meminta izin dari sekolah. “Kebanyakan memang yang masih sekolah, ada 10 orang,” tandas Dinta.

Mengenai uang saku yang diberikan berdasarkan tingkatannya, dari pemula, yunior hingga senior bervariasi antara Rp25 ribu hingga Rp50 ribu. Keinginan untuk memberikan lebih ada, hanya saja masih ada biaya lain yang harus dikeluarkan seperti sewa sound system dan kendaraan dan sesajen.

“Kalau punya sound system sendiri, mungkin bisa maksimal ngasih uang sabun pada anak-anak,” pungkas Dinta.

Sementara itu anggota Sanggar Seni Putra Amarta, Yeni Kurniawati (43) yang setiap pertunjukan mengurusi masalah seragam dan sesajen mengatakan, jika dari awalnya tidak hobi dan cinta dengan kesenian tradisional mungkin sudah ditinggalkan.

“Kalau dihitung-hitung bisnis, tidak ada lebihnya. Cuma kita melestarikan dan menyalurkan bakat tari anak-anak,” katanya.

Bicara penghasilan, terkadang Yeni harus mengalah dengan anak-anak ketika hasil yang didapat dari pertunjukan pas-pasan. “Sekarang kami pertahankan, apalagi sekarang ada kawasan wisata Geopark,” ungkap Yeni yang mengaku sebelum melakukan pertunjukan ada ritual berkomunikasi dengan karuhun (leluhur).

Sementara itu salah seorang warga, Nina Herlina (30) mengaku sangat terhibur dengan pertunjukkan yang ditampilkan para penari perempuan. “Sangat terhibur, sayangnya tidak sampai malam,” tandas warga Kampung Nangkawangi RT 04/06 Desa Cikangung itu.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sukabumi09 Mei 2024, 00:31 WIB

Hati-hati Jadi TKW! Belajar Rugi dari Warga Sukabumi yang Hamil Sepulang dari Dubai

Camat Gunungguruh Kabupaten Sukabumi, Kusyana menanggapi hal tersebut, pihaknya menyebut peristiwa ini harus menjadi contoh (pelajaran) bagi seluruh masyarakat ketika hendak menjadi TKW.
Camat Gunungguruh Kabupaten Sukabumi, Kusyana saat diwawancarai sukabumiupdate.com, Rabu (8/5/2024) | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi08 Mei 2024, 23:30 WIB

Silaturahmi Kepala Desa Se-Dapil V, Satukan Langkah untuk Kemajuan Sukabumi

Silahturahmi dan Halal Bihalal Apdesi Kabupaten Sukabumi bersama para kepala desa, para istri kepala desa, dan aparat desa se Dapil V di gelar di Agro Park, Kecamatan Nyalindung, Rabu (8/5/2024).
Halal Bihalal dan Silaturahmi Apdesi dan Para Kepala Desa Se Dapil V Kabupaten Sukabumi, Rabu (8/5/2024) | Foto : Dok. Apdesi
Sukabumi08 Mei 2024, 23:23 WIB

Diduga Sopir Main HP saat Berkendara, Angkot di Sukabumi Seruduk Mobil Penjual Cireng

Angkot seruduk mobil penjual cireng di Goalpara Sukabumi, diduga gegara sopir asyik main HP saat berkendara.
Angkot seruduk mobil penjual cireng di Goalpara Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
DPRD Kab. Sukabumi08 Mei 2024, 22:54 WIB

DPRD Sukabumi Raker soal Pencabutan Status UHC Non-Cut Off, Ini Hasilnya

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar ungkap hasil raker soal pencabutan status UHC Non-Cut Off bersama Pemda.
Raker Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi dan Pemda soal pencabutan status UHC Non-Cut Off oleh BPJS Kesehatan. (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)
Sukabumi08 Mei 2024, 21:16 WIB

Banyak Kasus Kriminal Libatkan Anak, Bupati Sukabumi Soroti Dampak Medsos hingga Ekonomi

Bupati Sukabumi, Marwan Hamami menyebut pengawasan perserta didik harus diperketat mulai dari pengawasan orang tua, lembaga pendidikan hingga lingkungan sosial
Bupati Sukabumi, Marwan Hamami | Foto : Asep Awaludin
Sehat08 Mei 2024, 21:00 WIB

Tanaman Jelatang: Nutrisi dan 5 Khasiatnya untuk Mengobati Beragam Penyakit

Jelatang adalah tanaman kurus dari keluarga jelatang yang disebut Urticaceae.
Ilustrasi - Jelatang adalah tanaman kurus dari keluarga jelatang yang disebut Urticaceae. (Sumber : pexels.com/@Simon Gough).
Sukabumi08 Mei 2024, 20:59 WIB

Kamboja Belajar soal Pencegahan Perkawinan Anak ke Pemkab Sukabumi

Kabupaten Sukabumi jadi tempat belajar soal pencegahan perkawinan anak bagi delegasi Kamboja.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami saat berbagi cenderamata dengan delegasi pemerintah Kamboja. (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)
Sukabumi08 Mei 2024, 20:14 WIB

Kebakaran Rumah di Lengkong Sukabumi Diduga Akibat Korsleting Listrik, Penghuni Mengungsi

Kerugian akibat kebakaran rumah di Lengkong Sukabumi ini capai Rp65 Juta. Penyebab diduga akibat korsleting listrik.
Kondisi rumah di Lengkong Sukabumi yang hangus terbakar. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi Memilih08 Mei 2024, 20:09 WIB

Pleno DPD Nasdem Putuskan Ayep Zaki Bacalon Wali Kota/Wakil Wali Kota Sukabumi

DPD Partai Nasdem Kota Sukabumi menetapkan Ayep Zaki sebagai satu-satunya nama bakal calon wali kota / wakil wali kota Sukabumi yang lolos penjaringan.
Pleno DPD Partai Nasdem Kota Sukabumi memutuskan H Ayep Zaki satu-satunya yang lolos penjaringan dan akan diusulkan ke DPW Nasdem Jabar, Rabu (8/5/2024) | Foto : Syams
Sehat08 Mei 2024, 20:00 WIB

12 Bahan Alami untuk Mencegah Asam Lambung Naik di Malam Hari

Selain mengonsumsi bahan alami, penderita asam lambung juga penting untuk menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu refluks asam, seperti makanan pedas, berlemak, kafein, dan minuman berkarbonasi.
Ilustrasi. Beberapa bahan alami dapat membantu mencegah asam lambung naik dan meredakan gejalanya (Sumber : Freepik/diana.grytsku)