Kenapa Jujun Warga Nagrak Sukabumi Tak Juga Menerbangkan Helikopternya? Ini Penyebabnya

Senin 27 Januari 2020, 09:30 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Jujun Junaedi (41 tahun) perakit helikopter asal Kampung Cibubuay, Desa Darmareja, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi terus melakukan penyempurnaan pada bagian-bagian helikopternya agar dapat segera diuji coba. 

"Semua item sudah ada, cuman pembuatan helikopter ini masih proses assembling. Assembling itu adalah pengoptimalan item-item yang terpasang di helikopter. Karena kita bukan barang pabrikan, jadi selalu ada pergeseran-pergeseran item dan itu yang sedang disempurnakan," ujar Jujun kepada sukabumiupdate.com, Senin (27/1/2020).

BACA JUGA: Helikopter From Cibubuay Sukabumi Harus Terbang! Bantu Jujun Sempurnakan JN77GM

Jujun menjelaskan, terdapat perubahan pada sistem di bagian penyambung mesin ke baling-baling belakang helikopter. Bagian tersebut sebelumnya menggunakan karet panbel, namun ketika diuji coba terdapat penurunan tenaga yang membuat baling-baling belakang tidak bekerja optimal. Kini bagian tersebut menggunakan sistem gardan.

"Ternyata panbel itu tidak efektif. Itu disebabkan karena karet penbel yang tidak cocok dan memicu getaran," terangnya.

BACA JUGA: LAPAN: Helikopter dari Cibubuay Sukabumi Tunda Uji Terbang, Apa Langkah Jujun Selanjutnya?

Perubahan-perubahan itu menjadi faktor Jujun terus memundurkan jadwal uji coba helikopternya. Sebelumnya Jujun merencanakan uji terbang helikopter rakitan bermesin genset pada akhir tahun 2019 lalu.

Ia mengaku perubahan tersebut bukan suatu kegagalan baginya, namun itu pembuktian untuk dirinya karena telah menemukan part yang tidak cocok untuk pembuatan ini. Ketika transisi sistem tersebut harus dilakukan maka perlu penggambaran ulang. Karena material untuk helikopter itu tidak hanya kuat tapi itu harus ringan juga.

BACA JUGA: Menristek Tanggapi Helikopter Rakitan Jujun, Habibie From Cibubuay Sukabumi

"Banyak yang menanyakan kapan bisa terbangnya? saat ini saya tidak bisa menjanjikan. Karena pembuat helikopter itu ilmu pasti, dan sangat pernuh perhitungan," ucapnya.

Dalam hal ini, Jujun menegaskan akan tetap konsisten dengan helikopter bernama Gardes JN 77 GM itu. Ia pun termotivasi dengan Chaerul, perakit pesawat jenis ultralight dari Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel). Seperti diketahui Chaerul berhasil terbang dengan ultralight rakitan bermesin motor 2 tak. Namun tak terlintas niat dibenak Jujun untuk membuat pesawat ultralight. 

"Tidak ada niatan beralih membuat ultra light. Karena tingkat kesulitannya lebih tinggi membuat helikopter," tandasnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Life07 Mei 2024, 14:15 WIB

Jarang Disadari, Inilah 5 Kebiasaan Jelek yang Bikin Masa Depan Susah Hidup Kaya

Kebiasaan tertentu menjadi penyebab seseorang sangat susah menjadi kaya raya. Hal ini yang kadang sering disepelekan, padahal dampaknya buruk
Ilustrasi kebiasaan yang menyebabkan susah kaya (Sumber : Pexels.com / @MARTPRODUCTION)
Sukabumi07 Mei 2024, 14:11 WIB

Lewat Diskumindag, 29 Koperasi Ikut Pelatihan yang Digelar Pemkot Sukabumi

Tujuannya pembinaan dan pengembangan koperasi lewat peningkatan kapasitas.
Pj Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji (kiri) dan Kepala Diskumindag Agus Wawan Gunawan (kanan) di acara pelatihan perkoperasian pada Selasa (7/5/2024) di Hotel Fresh. | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sukabumi Memilih07 Mei 2024, 14:04 WIB

Serahkan Berkas ke Nasdem, Ayep Zaki Daftar Maju Pilkada Kota Sukabumi ke 4 Partai

Pengusaha sekaligus politisi Sukabumi, Ayep Zaki menjadi orang pertama yang menyerahkan berkas pendaftaran bakal calon wali kota / wakil wali kota ke DPD Partai Nasdem Kota Sukabumi, hari ini, Rabu (7/5/2024).
H Ayep Zaki saat menyerahkan berkas pendaftaran maju wali kota ke Partai Nasdem Kota Sukabumi | Foto : SU
Sukabumi07 Mei 2024, 14:00 WIB

Kepala Bapenda dan 3 Pejabat Jadi Peserta PKN, Ini Pesan Sekda Sukabumi

Sekda Ade menjelaskan dalam kegiatan tersebut membahas Penilaian Sikap Perilaku dan Strategi Pengembangan Potensi Diri dari Peserta
Sekda Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman hadir dan mendampingi keempat pejabat dalam proses PKN yang berlangsung virtual di Aula Utama Pendopo Sukabumi, Selasa (7/5/2024). (Sumber: dokpim kabupaten sukabumi)
Sehat07 Mei 2024, 14:00 WIB

Tantangan di Balik Piring: Memahami 9 Alergi Makanan yang Paling Umum Terjadi

Gejala alergi makanan berkisar dari yang ringan dan nyaman hingga yang mengancam jiwa.
Ilustrasi Kerang - Gejala alergi makanan berkisar dari yang ringan dan nyaman hingga yang mengancam jiwa. | Foto: Instagram/@enak_makan12
Sukabumi07 Mei 2024, 13:52 WIB

Diserahkan ke Keluarga, Nasib Bayi yang Dibuang di Semak-semak Gunungguruh Sukabumi

Penyerahan bayi akan disaksikan aparat diakhiri penandatanganan surat pernyataan.
Polsek Gunungguruh dan puskesmas saat menitipkan bayi laki-laki yang dibuang ibunya ke bidan. | Foto: Istimewa
Life07 Mei 2024, 13:45 WIB

7 Ciri Orang yang Tetap Hidup Miskin dan Melarat sampai Tua, Kamu Termasuk?

Ciri orang yang akan hidup miskin dan melarat sejatinya sangat nampak pada perilaku seseorang yang memiliki kebiasaan buruk
Ilustrasi ciri orang yang akan tetap miskin (Sumber : Pexels.com/ @Steven Arenas)
Life07 Mei 2024, 13:30 WIB

6 Sikap Konsumtif yang Membuat Hidupmu Miskin dan Sulit Kaya

Sikap konsumtif orang miskin bisa mengakibatkan hutang yang menumpuk, terutama jika mereka bergantung pada kartu kredit atau pinjaman untuk memenuhi gaya hidup konsumtif mereka.
Kartu ATM. Sikap Konsumtif yang Membuat Hidup Miskin dan Sulit Kaya (Sumber : Freepik/freepik)
Sukabumi Memilih07 Mei 2024, 13:25 WIB

KPU Kota Sukabumi Buka Pendaftaran Bacalon Wali Kota Jalur Perseorangan, Ini Syaratnya

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Sukabumi telah membuka pendaftaran bagi warga masyarakat yang akan mencalonkan Pilkada 2024 melalui jalur perseorangan atau calon independen.
Pengumuman pendaftaran bakal calon wali kota Sukabumi melalui jalur perseorangan | Foto : Dok. KPU Kota Sukabumi
Sukabumi07 Mei 2024, 13:21 WIB

Bukan Parafilia Murni, Menebak Pikiran Pelajar SMP Bunuh dan Sodomi Bocah SD di Sukabumi

Alasan Joko tidak meyakini kasus ini sebagai parafilia murni adalah karena terduga pelaku masih dalam kondisi pubertas.
Proses ekshumasi makam MA (7 tahun) di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, pada 25 Maret 2024 oleh tim forensik Polda Jawa Barat. | Foto: Humas Polres Sukabumi Kota