Terungkap, Ini Fungsi Loreng Hitam-Putih di Tubuh Zebra

Jumat 25 Mei 2018, 05:25 WIB

 

SUKABUMIUPDATE.com - Misteri loreng zebra terungkap. Selama ini, garis hitam-putih pada tubuh zebra seakan menyimpan segudang misteri. Mengapa satwa itu memiliki pola belang? Sebuah riset mengungkap belang itu ada hubungannya dengan suhu panas di habitat zebra.

Tim peneliti dari University of California, Los Angeles (UCLA), menemukan bahwa garis hitam-putih yang tebal pada tubuh zebra mungkin berevolusi untuk membantu satwa ikonik Afrika itu agar tetap merasa dingin di tengah hari yang terik. Kaitan antara pola garis zebra dan suhu udara memberikan sejumlah manfaat lain bagi mamalia penghuni padang rumput ini.

Pola garis tidak hanya mengontrol suhu tubuh zebra, namun juga melindungi mereka dari penyakit yang dibawa oleh lalat pengigit. Temuan menarik ini diterbitkan dalam jurnal daring Royal Society, Open Science.

"Temuan kami menunjukkan bahwa penyebab pola garis zebra jauh lebih rumit, dan suhu memegang peran penting," kata Thomas B. Smith, profesor ekologi dan biologi evolusi di UCLA College, seperti dikutip Science Daily.

Pemimpin penelitian ini, Brenda Larison, mengatakan ia dan timnya berfokus pada penelitian zebra daratan, jenis paling umum dari tiga spesies zebra. Zebra daratan mempunyai pola garis yang sangat beragam. Dengan begitu, para peneliti dapat mempelajari lebih banyak variasi.

Zebra yang tinggal di daerah beriklim hangat, belang hitamnya terlihat tebal dan nyaris menutupi seluruh tubuh. Adapun zebra yang menghuni kawasan dengan musim dingin yang lebih dingin, seperti Afrika Selatan dan Namibia, garis tubuhnya lebih sedikit, agak terang, dan tidak terlalu lebar. "Dalam beberapa kasus, kaki atau bagian tubuh lainnya malah hampir tidak bergaris," kata Larison.

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa zebra berevolusi dari kuda lebih dari 2 juta tahun lalu. Para ahli biologi telah memperkirakan bahwa garis-garis zebra berevolusi untuk satu atau kombinasi dari empat alasan ini: membingungkan predator, melindungi diri dari serangga pembawa penyakit, mengontrol suhu tubuh, dan hubungan sosial. Nah, dalam penelitian mereka, Larison dan tim menguji seluruh manfaat pola garis hitam-putih pada zebra.

Tim peneliti mengamati kawanan zebra di 16 lokasi di Afrika. Mereka juga mengukur 29 macam faktor lingkungan. Berdasarkan hasil analisis, Larison dan tim menemukan bahwa suhu adalah faktor terkuat yang mempengaruhi pola garis zebra. "Temuan ini memberikan bukti pertama bahwa alasan utama zebra membentuk pola garis adalah untuk mengendalikan suhu tubuh atau termoregulasi," ucap Larison.

Banyak satwa khas Afrika yang tubuhnya memiliki pola garis. Namun tidak satu pun dari pola-pola itu yang tampak kontras seperti pada zebra.

Para ilmuwan telah lama mencari jawaban untuk menjelaskan mengapa tubuh zebra bercorak garis hitam-putih. Ada yang berpendapat pola garis membantu zebra menyamarkan dan melarikan diri dari singa. Sebagian lain menduga motif khas itu menghindarkan zebra dari gigitan lalat pembawa penyakit.

Yang menarik adalah pola garis hitam-putih dapat menghasilkan aliran udara skala kecil di permukaan tubuh zebra. "Di bawah panasnya matahari, garis hitam dan putih akan menghasilkan suhu berbeda," kata Larison. Dari beberapa temuan itu, para peneliti mulai menyadari bahwa corak tubuh zebra memiliki fungsi yang jauh lebih rumit.

Pengenalan zebra berdasarkan pola garis juga dilengkapi dengan data genetik. Larison dan tim penelitiannya telah mengumpulkan sampel jaringan tubuh zebra. Menggunakan teknologi mutakhir, mereka mengurutkan DNA zebra guna mengidentifikasi gen-gen yang mengkode pembentukan garis-garis hitam putih. "Kami terus mempelajari manfaat pola garis zebra," ujar Larison.

 

Sumber: Tempo

 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Tags :
Berita Terkini
Sukabumi04 Mei 2024, 23:13 WIB

Mau Diperbaiki? Jembatan Reyot Penghubung Waluran-Surade Sukabumi Ditinjau Staf Kemenlu

Jembatan gantung yang berada di aliran Sungai Cikarang, Kampung Cukangbayur, Desa Caringinnunggal, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, kondisinya sudah lapuk.
Pemdes Caringinnunggal Kecamatan Waluran. Staf Kemenlu, Relawan dan Pemdes saat meninjau Jembatan Gantung Sungai Cikarang | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi04 Mei 2024, 22:54 WIB

58 Persen Masyarakat Kabupaten Sukabumi Kurang Puas Atas Kinerja Marwan-Iyos

Lembaga Kajian dan Penelitian Skala Institute, merilis hasil survei terkait tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi dibawah kepemimpinan Bupati Marwan Hamami dan Wakil Bupati Iyos Somantri.
Gedung Pendopo Kabupaten Sukabumi | Foto : Ist
Sukabumi04 Mei 2024, 21:49 WIB

Niat Cari Kerja: Pelaku Tolak Sodomi hingga Duel Sebelum Bunuh Pria di Citepus Sukabumi

Kasat Reskrim Polres Sukabumi, AKP Ali Jupri, mengatakan bahwa pelaku berinisial A (20 tahun) awalnya mendatangi Ceceu ini dengan niat mencari kerja, sebelum akhirnya membunuh korban
Pelaku pembunuhan setelah ditangkap di Mapolsek Parungkuda Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Sukabumi04 Mei 2024, 21:09 WIB

Pemkab Sukabumi Akan Relokasi Rumah yang Terdampak Longsor di Cibadak

Pemerintah Kabupaten Sukabumi berencana merelokasi warga terdampak longsor di Kampung Cibatu Hilir RT 01/RW 11, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, yang berdampak pada belasan rumah.
Foto udara lokasi longsor di Kampung Cibatu Hilir RT 01/11, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Instagram/@kiekiesukabumi
Sehat04 Mei 2024, 21:00 WIB

8 Cara Sehat Menyembuhkan Asam Urat Agar Tidak Kambuh di Malam Hari

Berikut Sederet Cara Sehat Menyembuhkan Asam Urat Agar Tidak Kambuh di Malam Hari yang Bisa Dilakukan.
Ilustrasi - Pijat Ringan untuk Meringankan Penyakit Asam Urat (Sumber : Freepik/freepik)
Sukabumi Memilih04 Mei 2024, 20:46 WIB

Survei Terbaru Elektabilitas 17 Calon Bupati Sukabumi: Tidak Ada Sosok yang Kuat

asil survei dirilis oleh Lembaga Kajian dan Penelitian Skala Institute bekerjasama dengan Litbang Sukabumiupdate.com.
Ilustrasi pasangan calon bupati/wakil bupati Sukabumi dari jalur perseorangan atau independen | Foto : Sukabumi Update
Life04 Mei 2024, 20:00 WIB

6 Dampak Buruk Terlalu Memanjakan Anak yang Wajib Diketahui Orang Tua

Terlalu memanjakan anak rupanya memiliki dampak buruk bagi perkembangan anak jika sudah tumbuh dewasa. Ini yang perlu diperhatikan para orang tua.
Ilustrasi. Dampak buruk terlalu memanjakan anak. Sumber foto : Pexels/ Pavel Danilyuk
Sukabumi04 Mei 2024, 19:40 WIB

Sukabumi Dinilai Stagnan, Koalisi 5 Partai Cenderung Usung Figur Alternatif di Pilkada

ima partai politik yaitu, PKB, PKS, Demokrat, PAN dan PDIP secara resmi berkoalisi di Pikada Kabupaten Sukabumi 2024. Deklarasi koalisi digelar di salah satu kafe di Jalan Cemerlang, Kota Sukabumi, Sabtu, (4/5/2024).
Deklarasi koalisi 5 partai, PKB, Demokrat, PKS, PAN, PDIP | Foto : Asep Awaludin
Sehat04 Mei 2024, 19:00 WIB

5 Jenis Ikan Laut Tinggi Purin yang Tidak Aman Dikonsumsi Penderita Asam Urat

Penderita Asam Urat Sebaiknya Mengetahui Apa Saja Jenis Ikan Laut Tinggi Purin yang Tidak Aman Dikonsumsi Guna Mencegah Serangannya Kambuh.
Ilustrasi. Jenis Ikan Laut Tinggi Purin yang Tidak Aman Dikonsumsi Penderita Asam Urat (Sumber : Pexels/OzielGomez)
Sukabumi04 Mei 2024, 18:57 WIB

Di Kubur Berdampingan, Pasutri Tewas Tertabrak Kereta di Kebonpedes Sukabumi Dikenal Ramah

Dalam prosesi pemakaman, berlangsung haru serta diiringi isak tangis keluarga. Mengingat semasa hidup korban yang baik dan suka bersosialisasi dengan tetangga.
Suasana saat pemakaman jenazah suami istri korban tertabrak kereta di Kampung Gunung Kebonpedes Kabupaten Sukabumi | Foto : Asep Awaludin