SUKABUMIUPDATE.COM – Pernyataan Bupati Sukabumi Marwan Hamami menyebut faktor mental manusia, seperti sopir angkutan kota (Angkot) yang berhenti sembarangan, pedagang kaki lima yang berjualan di tempat yang sudah dilarang. “Tidak mungkin menghilangkan masalah kemacetan kalau mental manusianya masih belum bisa diatur oleh aturan yang ada,†ujar Marwan di sela-sela kunjungan kerja ke sejumlah perusahaan di daerah Sukalarang dan Cikembar, Selasa (25/10), disesalkan Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sukabumi Dewek Sapta Anugrah.
“Secara pribadi saya setuju, bahwa persoalan mental manusia menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan. Tapi saya ingin balik bertanya, bagaimana dengan mental para birokrat Sukabumi? Masih ada kah main bawah tangan dalam hal pemberian izin?†Dewek kepada sukabumiupdate.com, Rabu (26/10) pagi, sekitar pukul 02.00 WIB.Â
Menurutnya sebagai masyarakat, ia berhak menuntut kepada bupati. Hal itu karena kepala daerah memiliki kekuatan untuk memaksa jajarannya agar segera mengambil langkah kongkret dalam menyelesaikan persoalan macet, bukan malah menyalahkan mental masyarakat.†Lantas kapan penertiban PKL (pedagang kaki lima-red) akan dimulai?†Tanya aktivis yang juga tergabung dalam  Forum Masyarakat Peduli Kemacetan Lalulintas Sukabumi (Formalitas) itu.
Lebih jauh Dewek mempertanyakan mentalitas birokrat Kabupaten Sukabumi, ia merasa bingung jika mental birokrat masih seperti robot. Mereka baru melakukan tindakan setelah ada perintah, padahal secara aturan memungkinkan bagi mereka untuk mengambil tindakan preventif dan cepat.
Dewek memberi contoh, soal banyak berdirinya bangunan liar baru, seperti di atas trotoar di sekitar Stasiun Parungkuda. Menurutnya, seharusnya sejak awal Satuan Polisi Pamong Praja bisa mencegah pendirian bangunan tersebut, karena sudah jelas melanggar aturan.
"Jadi, kalau beliau menyalahkan mental masyarakat, lalu salah siapa kalau Dishub dan Sat Pol PP lamban menyelesaikan persoalan-persoalan yang menimbulkan kemacetan seperti yang disebut oleh bapak bupati?"
Lebih jauh, Dewek meminta Bupati Sukabumi menilai mental bawahannya terlebih dulu, sebelum menilai mental masyarakat. " Saya kira, kalau Sat Pol PP tegas dan bekerja dengan benar, masyarakat pasti nurut," pungkasnya.