SUKABUMIUPDATE.COM - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sukabumi merasa berkewajiban menhapus ketakutan warga saat harus tajhijul jenazah (pemulasaraan mayit-red) yang terindikasi positif HIV/AIDS. MUI bahkan menggandeng ahli dari Dinas Kesehatan dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) R Syamsudin, SH., untuk ikut berbagi ilmu kepada puluhan petugas kematian di Kota Sukabumi.
“Tidak ada yang perlu ditakutkan karena ada cara dan ilmu untuk mengurusi mayit yang terindikasi berpenyakit menular, bahkan positif HIV/AIDS sekalipun. Jangan gara-gara takut jenazah ini terbengkalai karena tidak ada petugas kematian yang mau memandikan dan mengurusinya,†jelas Sekretaris Umum MUI Kota Sukabumi, HM Kusoi dihadapan 60 petugas kematian se Kota Sukabumi, Rabu (14/12).
MUI menggelar pendidikan dan pelatihan bagi petugas kematian dari seluruh kelurahan, kecamatan dan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam se-Kota Sukabumi di Gedung Pusat Kajian Islam (PUSKI). Kusoi berharap melalui ajuang ini seluruh petugas kematian memahami dan belajar teknik pemulasaraan mayit dari awal hingga akhirnya.
“Kuncinya harus memperhatikan sisi kebersihan, seperti menggunakan sarung tangan karet, dan masker penutup  hidung. Ini salah satu kunci agar para petugas bisa lebih tenang melakukan kewajibannya, walaupun jenazah yang diurusinya positif HIV/’AIDS, insyallah tidak akan menular,†tutur Kusoi.
Kegiatan ini juga rutin dilakukan setiap tahun, dan upgrade ilmu seiring dengan perkembangan zaman, Â disaat banyak penyakit menular yang menjadi ketakutan para petugas kematian.
“Usai ikut pelatihan ini kami harap kader petugas kematian meneruskan pengetahuan ini kepada warga lainnya di tempat tinggal masing-masing.