Desember Kelabu Masifnya Opini intoleransi

Kamis 26 Desember 2019, 13:15 WIB

Oleh: Heni Andriani

Ibu Pemerhati Umat & Member Akademi Menulis Kreatif

Desember bulan yang berada di penghujung akhir tahun menjadi bulan kelabu bagi umat Islam. Kenapa? Karena di bulan ini gencarnya berbagai paham kesyirikan jikalau tidak memiliki benteng akidah yang kuat akan menghantarkan seseorang lepas dari Islam.

Berbagai paham kesyirikan itu disuguhkan secara cuma-cuma dan mendapatkan berbagai dukungan dari pemangku kekuasaan. Natal dan Tahun Baru menjadi hal yang lumrah disuguhkan untuk mengucapkan selamat dan berbagai selebrasi seolah - olah wajib dilakukan tanpa memandang agama apapun harus ikut merayakannya. Intoleransi menjadi arus opini di negeri yang mayoritas penduduknya muslim seolah menunjukkan bahwa negeri ini darurat intoleransi.

Bahkan Kemenag RI melakukan berbagai survei indeks Kerukunan Umat Beragama tahun 2019 dengan rata-rata nasional sebesar 73,83. Penilaian tersebut diukur dari tiga indikator yaitu : toleransi, kesetaraan dan kerjasama diantara umat beragama. Papua Barat menempati ranking pertama(paling toleran). Disusul NTT, Bali dan Papua. Sementara Aceh dikategorikan wilayah paling intoleran disusul Sumatera Barat, Jawa Barat, Banten, Riau dan NTB.

Adanya hasil survei ini terasa janggal. Wilayah yang sering melakukan pembakaran terhadap mesjid, melakukan pengusiran terhadap warga luar daerah, tingkat kekerasan yang sangat tinggi dikategorikan paling toleran sementara wilayah yang penduduk muslim justru paling rendah toleransinya.

Bahkan pemerintah melakukan berbagai hal untuk menjunjung toleransi di negeri ini. Bisa kita lihat berbagai persiapan dari seluruh komponen masyarakat dalam penyambutan acara Natal dan Tahun Baru.

Dalam rapat terbatas persiapan Natal dan tahun baru 2020, Presiden Joko Widodo meminta semua pihak menjaga toleransi dan kerukunan jelang perayaan Natal dan Tahun Baru. "Kita harus terus memperkuat nilai-nilai toleransi, kerukunan, nilai-nilai persaudaraan di antara sesama anak bangsa. Sehingga dalam menjelang Natal dan Tahun Baru kenyamanan, rasa aman masyarakat bisa kita hadirkan," kata Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, (13/12).

Antusias masyarakat dalam acara Natal dan Tahun Baru menjadi hal yang tidak asing lagi. Mall, pusat pertokoan, kantor-kantor pemerintahan, rumah sakit dihiasi dengan aksesoris perayaan Natal dan perayaan Tahun Baru. Pohon cemara, Patung Sinterklas, boneka salju hingga nyanyian malam kudus dan jingle bell. Riuhnya memenuhi setiap sudut plaza bahkan tak ketinggalan para pelayan tokonya pun mengenakan atribut Natal yang notabene mereka adalah muslim.

Anehnya bagi mereka yang dikategorikan ulama bahkan tak jarang ikut mengucapkan selamat Natal dengan penuh khidmat. Kondisi ini tentu sangat membingungkan umat yang tidak memiliki dasar akidah yang kuat. Karena seolah perbuatan seperti itu diperbolehkan dalam Islam. 

Saat ini sebagian orang memahami bahwa toleransi itu adalah mau mengakui agama lain dan menyetujui keyakinan agama lain. Padahal hal tersebut sangat keliru karena toleransi adalah saling menghargai, menjunjung tinggi keadilan dan tidak merampas hak-hak mereka termasuk non - muslim.

Akibat faham sekulerisme menjadikan toleransi yang bermakna saling menghormati keyakinan agama lain justru kebablasan dalam praktiknya. Bagi mereka yang tidak mau mengucapkan Natal dan Tahun baru akan mendapatkan stigma negatif yaitu intoleransi dan radikal.

Sinkretisme dan pluralisme menjangkiti negeri ini yang mengadopsi sistem sekulerisme . Mencampuradukkan ajaran agama dan memahami semua agama benar terus digaungkan. Paham ini terus digencarkan oleh mereka yang mengaku Islam moderat dan pegiat liberalis.

Masifnya opini toleransi tidak luput dari peranan Barat yang terus menggencarkannya ke negeri-negeri tak terkecuali Indonesia yang memiliki mayoritas muslim. Mereka menghendaki agar ajaran Islam yang taat di buat longgar terutama dalam masalah akidahnya.

Konsep Toleransi Dalam Islam

Islam adalah agama yang mengajarkan tentang toleransi bagi pemeluk agama lain. Konsep ketauhidan dan saling menghargai serta tidak memaksakan agama kepada pemeluk agama lain. Hal ini tercantum di dalam surat al-Kafirun (109):1-6).

Juga hal ini Islam melarang mencampuradukkan antara hak dan batil sebagaimana tercantum di dalam terjemahan Quran surat al- Baqarah (2) :42).

Konsep toleransi telah diterapkan sejak masa Rasulullah saw sampai sepanjang masa kekhilafahan Islam setelahnya. Pada masa itu tiga agama saling berdampingan yaitu Islam, Nasrani dan Yahudi. Meski hidup dalam naungan sistem Islam mereka tetap mendapatkan hak-haknya sebagai warga negara. Bahkan pada masa Umar bin al-Khathab ra. membebaskan Yerusalem Palestina, beliau menjamin warga Yerusalem tetap memeluk agamanya. Khalifah Umar tidak memaksa mereka masuk Islam. Tidak melarang mereka untuk melaksanakan kegiatan ibadah sesuai dengan keyakinannya. Hal ini menjadi bukti bahwa Islam agama yang menjunjung toleransi terhadap agama lain. Will Durant dalam bukunya, The Story of Civilization.

Dia menggambarkan keharmonisan antara pemeluk agama Islam, Yahudi dan Kristen di Spanyol di era Khilafah Bani Umayyah. Mereka hidup dengan aman, damai dan bahagia disana hingga abad 12 M.

Dari fakta di atas tentunya bagi seorang muslim tidak perlu ikut campur dalam perayaan Natal dan perayaan Tahun Baru karena hal ini akan menjerumuskan terhadap kesyirikan. Gegap gempitanya perayaan Tahun Baru hanya dirayakan oleh mereka saja yang memeluk agama Nasrani.

Kita memahami bahwa mengucapkan selamat Natal berarti mengakui nabi Isa As sebagai Tuhan sementara hal ini sangat bertentangan dengan konsep akidah umat Islam. Begitupun dengan perayaan Tahun Baru sangat erat berkaitan dengan ajaran agama Kristen. Tentu bagi kita umat Islam cukup membiarkan orang diluar Islam melaksanakan ibadahnya tanpa harus mengganggu.

Oleh karena itu selayaknya bagi kita seorang muslim senantiasa bersiteguh terhadap ajaran Islam dan tetap menjaga toleransi yang sesungguhnya bukan toleransi yang kebablasan seperti sekarang ini.

Wallahu alam bi ash-shawab.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Life03 Mei 2024, 12:30 WIB

6 Cara Mendidik Anak Agar Jadi Orang yang Berakhlak dan Beradab, Yuk Terapkan!

Cara mendidik anak agar menjadi orang yang berakhlak dan beradab memang impian semua orang tua. Yuk, terapkan!
Ilustrasi. Cara mendidik anak agar berakhlak dan beradab. Sumber foto : Pexels/GustavoRing
Bola03 Mei 2024, 12:00 WIB

Peluang Terakhir ke Olimpiade Paris 2024: Timnas Indonesia U-23 vs Guinea di Laga Play-off

Meskipun kalah dari Irak di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024, Garuda Muda masih memiliki peluang lolos melalui babak play-off melawan Guinea, wakil Afrika.
Meskipun kalah dari Irak di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024, Garuda Muda masih memiliki peluang lolos melalui babak play-off melawan Guinea, wakil Afrika. (Sumber : pssi.org)
Life03 Mei 2024, 11:40 WIB

Simak Alasan dan Konsekuensi Perbedaan Pendapat dalam Mendisiplinkan Anak

Perbedaan pendapat terkadang bisa menjadi pelengkap dalam setiap pasangan, begitu pun ketika mendisiplinkan anak. Namun apa alasan perbedaan itu?
Ilustrasi perbedaan pendapat dalam mendisiplinkan anak. | Foto: Pexels.com/@Migs Reyes
Sukabumi03 Mei 2024, 11:38 WIB

Penampakan Pintu Tol Cisaat di Cibolang Kaler, Realisasi dan Target Tol Bocimi Seksi 3

Proses pembukaan lahan di pintu tol Cisaat di Cibolang Kaler ini dilaporkan oleh edwar widodo, youtuber spesialis pemantau perkembangan pembangunan tol bocimi di Sukabumi.
Proses land clearing, untuk area pintu tol Cisaat di Cibolang Kaler pembanggunan tol bocimi seksi 3 Cibadak - Sukabumi Barat (Sumber: istimewa/akun youtube edwar widodo)
DPRD Kab. Sukabumi03 Mei 2024, 11:33 WIB

Hardiknas 2024, Wakil Ketua DPRD Sukabumi: Kurikulum Merdeka Harus Munculkan Inovasi

Masih ada aspek yang perlu ditingkatkan seiring perkembangan teknologi.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi sekaligus Ketua DPD PKS Kabupaten Sukabumi M Sodikin. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Life03 Mei 2024, 11:30 WIB

Tak Selalu Positif, Ini 6 Bahaya Terlalu Percaya Diri yang Harus Diketahui

Percaya diri merupakan mentalitas yang baik bagi seseorang. Tetapi, terlalu percaya diri juga tidak baik, mengingat terdapat berbahaya di balik itu semua.
Ilustrasi. Bahaya terlalu percaya diri. Sumber foto : Pexels/Nicole Michalou
Life03 Mei 2024, 11:15 WIB

5 Cara yang Bisa Dilakukan Orang Tua Jika Beda Pendapat saat Mendisiplinkan Anak

Meskipun selalu berbeda pendapat, namun Anda berdua memiliki tujuan yang sama, yaitu mencintai dan membimbing anak dengan kemampuan terbaik Anda.
Ilustrasi orang tua berbeda pendapat. | Foto: Pexels.com/@Agung Pandit Wiguna
DPRD Kab. Sukabumi03 Mei 2024, 11:04 WIB

Apresiasi Timnas di Piala Asia U-23, DPRD Sukabumi: Harapan Tembus Olimpiade Masih Ada

Anak asuh Shin Tae-yong memiliki peluang terakhir untuk lolos Olimpiade Paris 2024.
Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Sukabumi sekaligus Ketua Fraksi PKS Amran Munawar Lutphi. | Foto: Instagram/@fpks.kabsukabumi
Inspirasi03 Mei 2024, 11:00 WIB

Lowongan Kerja Lulusan D3 dan/atau S1 untuk Penempatan Wilayah Ancol

Berikut Informasi Lowongan Kerja Lulusan D3 dan/atau S1 di Perusahaan Makanan untuk Penempatan Wilayah Ancol, Jakarta.
Ilustrasi - Lowongan Kerja di Sukabumi Sebagai Teknisi Jaringan Minimal Lulusan SMK. (Sumber : Freepik.com)
Life03 Mei 2024, 10:30 WIB

10 Cara Hidup Tenang Meski Banyak Masalah dan Cobaan, Jangan Lupa Bersyukur!

Yuk Praktekkan Sederet Cara Hidup Tenang Ini Meskipun Kamu Sedang Menghadapi Banyak Masalah dan Cobaan, Jangan Lupa Bersyukur Ya!
Ilustrasi. Cara Hidup Tenang Meski Banyak Masalah dan Cobaan. (Sumber : Pexels/thnhphng)