SUKABUMIUPDATE.com - "Terima kasih MTV sudah mengisi waktu muda kami dengan acara acara musik televisi yang keren keren, di Indonesia memang sudah lama pergi dari MTV 100% Indonesia sampai pimp my ride dari VJ Jamie Aditya sampai VJ rianti dari tayang di ANTV sampe Global TV...Dan kabarnya sekarang MTV benar benar akan pergi setelah 40 tahun musik dinikmati secara visual bukan hanya telinga.Tahun 2023 , MTV news resmi berakhir dan akhir 2025 ,MTV 80s , 90s , club MTV , MTV live akan menghilang selamanya.MTV memiliki kenangan di hati kita yang tumbuh bersama era itu ...MTV Most Wanted, MTV Celebrity Deathmatch, dan MTV Pimp My Ride adalah MTV favoritku," tulis akun Alex Ferrguson di laman facebook Jamie Aditya.
Narasi di atas menunjukan kesedihan dari seorang penggemar MTV, di mana keputusan untuk mengakhiri siaran saluran-saluran musik ikonik MTV pada akhir tahun 2025, menyusul ditutupnya MTV News di tahun 2023, memang menandai berakhirnya sebuah era yang mendefinisikan budaya pop dan konsumsi musik secara visual selama hampir empat dekade.
Hal ini terjadi terutama di kawasan seperti Eropa tempat saluran-saluran tersebut beroperasi; transisi ini tak terhindarkan seiring dengan perubahan drastis perilaku penonton yang kini beralih sepenuhnya ke platform digital dan streaming, membuat peran MTV sebagai "Music Television" yang sesungguhnya menjadi tidak lagi relevan, meninggalkan kenangan manis di hati para penggemarnya, termasuk mereka di Indonesia.
Baca Juga: Ngaku Habib Minta Sarung ke Santri, Warga Sukabumi Nyaris Diamuk Massa
Jamie Aditya, salah satu VJ ikonik MTV (Credit Foto: Fuad Sofyan/FB)
The End Of Era - Saat Musik TV Klasik Resmi Mengucapkan Selamat Tinggal
Jika Anda adalah generasi yang tumbuh di era 90-an dan 2000-an, bersiaplah untuk mengucapkan selamat tinggal pada sepotong besar nostalgia. Paramount Global, perusahaan induk di balik merek legendaris Music Television (MTV), telah membuat keputusan monumental yang menandai berakhirnya sebuah era: Semua saluran musik MTV termasuk MTV Music, MTV 80s, MTV 90s, Club MTV, dan MTV Live akan resmi ditutup pada 31 Desember 2025.
Penutupan ini, yang dimulai di Inggris dan Eropa serta diperkirakan akan menyusul di Asia dan Amerika Latin, bukan sekadar keputusan bisnis biasa. Ini adalah bagian dari strategi agresif Paramount untuk memangkas biaya hingga $500 juta dan fokus sepenuhnya pada konten reality show serta digital streaming melalui platform seperti Paramount+ dan Pluto TV.
Ya, saluran utama MTV (MTV HD) memang masih akan bertahan, tapi isinya? Jangan harap lagi deretan video clip keren. Isinya akan didominasi program realitas dan non-musik. Dunia telah bergeser. Anak muda hari ini lebih memilih YouTube, TikTok, atau Spotify untuk menikmati musik secara on-demand. Televisi linear, khususnya untuk musik, sudah resmi menjadi artefak sejarah.
Masa keemasan MTV benar-benar meledak ketika beralih ke Global TV (GTV) pada 2002. Dengan slogan "100% Anak Muda"
Kilasan Balik MTV dari Revolusi Global Hingga Ikon Anak Gaul Indonesia
Sebelum menjadi saluran reality show global, MTV adalah revolusi. Diluncurkan pada 1 Agustus 1981 di AS, MTV menciptakan budaya pop baru, dengan Video Jockey (VJ) sebagai host yang karismatik.
Di Asia, aura MTV mulai bersinar sejak 1991, dan puncaknya di Indonesia. MTV Indonesia bukan sekadar program, melainkan trendsetter gaya hidup, fashion, dan bahasa gaul anak muda 90-an hingga 2000-an.
Era Emas MTV Indonesia: Saat 'Gue Banget!' Jadi Slogan
MTV memasuki Indonesia pada 5 Mei 1995 sebagai blok program di ANteve (sekarang antv). Slogan ikonik "Gue Banget!" kala itu mewakili semangat rebel dan gaul generasi muda. Blok program ini memadukan chart global (seperti TRL) dengan adaptasi lokal, menjadi kiblat mutlak musik anak muda Tanah Air.
Baca Juga: Lampaui Lionel Messi, Cristiano Ronaldo Jadi Top Skor Sepanjang Masa Kualifikasi Piala Dunia
Masa keemasan MTV benar-benar meledak ketika beralih ke Global TV (GTV) pada 2002. Dengan slogan "100% Anak Muda", MTV Indonesia beroperasi 24 jam nonstop satu-satunya di dunia. Kontennya adalah perpaduan magis: 60% musik lokal (membuat band seperti Peterpan dan Slank meledak) dan 40% internasional, merambah lifestyle, fashion, dan reality.
Ikon-Ikon Kejayaan MTV: VJ, Program Ikonik, dan Gaya Hidup yang Tak Tergantikan
Kejayaan MTV Indonesia tidak hanya terletak pada playlist musiknya, tetapi pada ekosistem budaya yang diciptakannya. Ia adalah panggung raksasa bagi para ikon yang mendefinisikan youth culture pada masanya. Siapa yang bisa melupakan deretan Video Jockey (VJ) yang karismatik dan stylish? Mereka bukan sekadar pembaca acara; mereka adalah trendsetter dan best friend virtual yang menemani sore hari kita.
Ada Nadya Hutagalung, pionir dengan aura sophisticated internasional yang membuka jalan, diikuti oleh VJ pria karismatik seperti Jamie Aditya yang khas dengan gaya bicaranya yang santai dan cool saat membawakan Asia Hitlist. Di era 2000-an, duo legendaris Shanty dan Alex Abbad berhasil membuat MTV Ampuh jadi program paling ditunggu, dengan chemistry absurd dan humor yang membuat setiap countdown terasa hidup. Jangan lupakan juga Cathy Sharon, dengan gaya rambut warna-warni yang langsung jadi panutan remaja, atau Ari Untung yang dengan brilian mampu menjembatani musik pop urban dengan genre tradisional lewat MTV Salam Dangdut. Bahkan, kompetisi VJ Hunt tahunan adalah ajang bakat paling bergengsi, melahirkan nama-nama besar di industri hiburan seperti Ben Kasyafani hingga aktris/penulis kondang seperti Sarah Sechan.
Baca Juga: Menyala, Harga Cabai Merah di Kabupaten Sukabumi Tembus Rp 70-90 Ribu per Kg
Nadya Hutagalung, memulai karier modeling di Tokyo sejak usia 12 tahun. Kemudian, ia pindah ke Singapura dan sukses menjadi VJ MTV Asia, yang melambungkan namanya di kancah Asia pada era 90-an. Nadya juga pernah menjadi juri sekaligus mentor di acara Asia's Next Top Model. (Foto Credit: Nadya Hutagalung/FB)
Namun, legacy MTV jauh melampaui VJ-nya. MTV adalah mesin pencetak program ikonik. Selain MTV Ampuh yang jadi barometer musik lokal, ada MTV Land yang membawa kita ‘tur’ virtual ke dunia musik Indonesia, atau MTV 100% Indonesia yang fokus pada lifestyle dan streetwear lokal. MTV juga berhasil mengadaptasi format global dengan sentuhan gokil lokal, seperti MTV Cribs versi rumah artis Indonesia, atau Pimp My Whatever yang memodifikasi kendaraan dengan dana seadanya, tapi hasilnya selalu kocak dan relatable. Tak ketinggalan, program komedi reality MTV Bujang, yang dibawakan oleh partner in crime Vincent Rompies dan Desta, menjadi hiburan wajib yang mewakili struggle dan kegilaan hidup single di Jakarta.
MTV Indonesia adalah era di mana kita tidak hanya menonton musik, tetapi juga hidup di dalamnya, membentuk vibe "Generasi Nongkrong MTV" yang kini hanya tinggal kenangan indah di playlist nostalgia. Keputusan penutupan saluran musik MTV secara global pada 2025 ini benar-benar menjadi penanda, bahwa babak terakhir dari buku sejarah TV musik klasik telah ditutup, selamanya.
Dan di tengah kabar penutupan ini, kita menyadari bahwa MTV bukan sekadar saluran televisi; ia adalah sebuah mesin waktu kolektif, sebuah soundtrack visual yang mengikat kita dalam kenangan remaja, dari musik-musik grunge hingga pop yang memicu headbang atau membuat kita meniru gaya berpakaian para selebritas, menjadi pelopor bagaimana musik seharusnya dinikmati bukan hanya didengar, tetapi dilihat, dirayakan, dan dihidupi; meskipun layar TV akan meredup, warisan MTV akan tetap abadi dalam setiap playlist nostalgia di platform digital modern, membuktikan bahwa semangat Music Television akan terus beresonansi, bahkan setelah siaran terakhirnya, sebagai pengingat manis akan masa muda yang penuh energi dan gaya.
(Dari berbagai sumber)