Corona dan Isu Kebocoran Lab di China, Peneliti WHO Ungkap Petunjuk Baru

Senin 08 Februari 2021, 09:12 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Peneliti WHO yang menyelidiki asal Virus Corona mengaku menemukan petunjuk baru. Mereka mengungkap peran pasar seafood Huanan yang diduga menjadi klaster pertama wabah ini, namun isu soal kebocoran Lab di China juga ikut dibahas.

Salah satu peneliti, Dr Peter Daszak mengatakan, tim yang terdiri dari 14 orang ini bekerja dengan beberapa ahli di China dan mengunjungi sejumlah tempat penting, termasuk pusat penelitian, untuk mengungkap petunjuk soal asal usul Virus Corona. Daszak sendiri merupakan ahli zoologi asal Inggris. Namun ia sekarang menjadi Presiden EcoHealth Alliance, sebuah organisasi non-pemerintah nirlaba yang mendukung berbagai program pada kesehatan global dengan markas besar di New York.

Melansir dari laporan The Straits Time yang diterbitkan pada 7 Februari 2021, para peneliti ingin menyelidiki bagaimana virus Sars-CoV-2 tersebut menyebar secara eksplosif di Wuhan, sebelum akhirnya menyebar ke seluruh dunia. Daszak menyebut, penyelidikan ini menandai titik balik dalam mitigasi pandemi.

Ia mengungkapkan bahwa penyelidikan ini menjadi langkah untuk memahami secara mendalam tentang apa yang sebenarnya terjadi. Sehingga seluruh pihak dapat menghentikan apa yang akan terjadi selanjutnya serta dunia tidak terus mengalami kehancuran ekonomi dan kematian yang mengerikan. "Ini bukan masa depan yang dapat dipertahankan," katanya.

Kebocoran Laboratorium Ikut Dibahas

Minimnya informasi mengenai jalur yang jelas dari kelelawar ke manusia soal asal usul Virus Corona, memicu lahirnya spekulasi yang mengatakan bahwa virus ini telah melarikan diri dari Institut Virologi Wuhan, laboratorium penahanan biologis maksimum yang mempelajari Virus Corona yang dibawa kelelawar. Namun teori ini telah dibantah Daszak dan peneliti lainnya.

Sementara dalam wawancara dengan Sky News, Daszak mengaku tidak mengesampingkan kemungkinan soal kebocoran laboratorium menjadi penyebab Virus Corona muncul.

"Kami semua mengetahui hipotesis seputar potensi keterlibatan laboratorium dalam hal ini dan kami pasti akan mengajukan pertanyaan tentang semua aspek kunci dari Institut Virologi Wuhan," katanya. 

"Jika ada data yang mengarah ke hipotesis apapun, kami akan mengikuti datanya, kami akan mengikuti bukti ke mana ia membawa kami. Jika itu membawa kami ke pasar makanan laut dan rantai dingin, kami akan mengikutinya di sana," ucapnya. "Jika itu membawa kita ke peternakan satwa liar atau pasar satwa liar, kita akan pergi ke sana. Jika itu membawa kita ke lab, kita akan pergi ke sana. Semuanya ada di atas meja dan kita akan berpikiran terbuka," jelas Daszak.

Tim peneliti ini juga mengunjungi laboratorium tersebut dan bertanya kepada Dr Shi Zhengli, peneliti di sana yang telah mengumpulkan dan menganalisis virus tersebut selama lebih dari satu dekade, termasuk penelitian tentang Virus Corona yang paling awal diketahui.

"Kami benar-benar harus menutupi keseluruhan garis kunci investigasi," kata Daszak. "Agar adil kepada tuan rumah kami di China, mereka telah melakukan hal yang sama selama beberapa bulan terakhir. Mereka telah bekerja di belakang layar, menggali informasi, melihatnya, dan menyiapkannya," tambahnya.

Daszak memang memiliki hubungan kerja yang lama dengan Institut Virologi Wuhan dan Shi Zhengli, namun ia menyanggah bahwa hubungannya dengan laboratorium akan membuatnya tidak netral.

Daszak berujar bahwa penyelidikan ini merupakan kerja kolaboratif dengan peneliti China, di mana mereka membantu menggali lebih dalam untuk menemukan petunjuk asal usul Virus Corona. 

"Kami duduk bersama mereka setiap hari dan memeriksa informasi, data baru, dan kemudian berkata kami ingin pergi ke tempat-tempat utama," ucap Daszak. "Mereka meminta daftar. Kami menyarankan ke mana kami harus pergi dan orang-orang yang harus kami temui. Kami pergi ke setiap tempat di daftar itu dan mereka benar-benar bersedia memberikannya," jelasnya.

Mencari Benang Merah Virus Corona

Tim peneliti ini bekerja dalam tiga kelompok yang berfokus pada kemungkinan keterlibatan hewan, epidemiologi atau penyebaran penyakit, dan temuan dari pengambilan sampel lingkungan. Data sekuensing genetik membantu para peneliti ini untuk mengidentifikasi benang merah yang menghubungkan informasi, antara pasien dan satwa liar.

"Perasaan saya kami akan dapat mengatakan sesuatu yang berharga pada akhir perjalanan ini. Tetapi saya tidak ingin membahas apa yang akan terjadi atau ke arah mana," katanya. Ia menuturkan bahwa temuannya tersebut masih dirahasiakan hingga dirilis ke publik.

Kembali ke topik di awal, Daszak mengatakan bahwa perjalanannya ke pasar makanan laut Huanan di pusat Kota Wuhan sangat berguna untuk penyelidikan tersebut. Pasar ini sebagian besar menjual makanan laut dan daging yang termasuk ke dalam kelompok satwa liar. Lokasi ini menjadi fokus untuk mencari asal usul Virus Corona, karena ketika kasus terjadi di antara pekerja dan pembeli di Pasar Huanan, para peneliti menduga virus ini melompat dari hewan ke manusia.

Ilmuwan di China mengambil sampel lingkungan di dalam pasar untuk mengidentifikasi di mana jejak Virus Corona terdeteksi. Hasil identifikasi tersebut juga memberi banyak manfaat kepada para peneliti WHO tersebut.

Daszak mengungkapkan bahwa tidak menutup kemungkinan adanya kasus lain yang asimtomatik atau tanpa gejala yang saat itu ikut masuk ke rumah sakit. Namun ia mengaku masih mencari kapan kasus tanpa gejala ini dimulai dan berapa banyak.

Menyelidiki asal usul Virus Corona memang hal sulit dan memakan waktu yang sangat lama. Para peneliti ini telah menemukan sejumlah petunjuk dan mereka berharap dapat menjelaskannya dengan baik di akhir investigasi yang dilakukannya itu.

Asal usul Virus Corona sendiri telah dipolitisasi menyusul tuduhan bahwa China tidak transparan dalam penanganan awal wabah tersebut. China pun telah mendorong gagasan bahwa virus itu bisa berasal dari tempat lain.

Sementara itu, Dr Dwyer, seorang spesialis HIV/Aids Australia yang sebelumnya bekerja dengan WHO selama wabah Sars dan flu burung mengatakan bahwa teka-teki Covid-19 adalah bahwa pembawa asimtomatik awal mungkin tidak mengetahui bahwa mereka mengidapnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Nasional28 April 2024, 01:43 WIB

Gempa Laut Garut Merusak, Sejumlah Rumah di Sukabumi Dilaporkan Ambruk

Sejumlah bangunan dilaporkan rusak, termasuk di Sukabumi.
Rumah rusak dampak gempa laut garut di Kampung Cigaru Rt 014 / 002 Desa Cidahu Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi (Sumber : Koramil surade)
Nasional28 April 2024, 01:13 WIB

Intra Slab Earthquake, Simak Rekomendasi BMKG pasca Gempa Kuat di Laut Garut

Gempa dipicu oleh aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat.
Parameter gempa di laut garut (Sumber: Bmkg)
Sukabumi27 April 2024, 21:59 WIB

Janda Asal Kompa, Identitas Mayat Setengah Telanjang di Sungai Cicatih Sukabumi

Menurut Yulianti, korban mengalami keterbelakangan mental.
Mayat EKS (25 tahun) di Sungai Cicatih, Kampung Jamu Diva RT 05/03 Desa Langensari, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (27/4/2024). | Foto: Istimewa
Science27 April 2024, 21:20 WIB

Warga Sukabumi Ngerasa? BMKG Catat Gempa Darat M3.1 Akibat Sesar Cugenang

Gempa yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Cugenang.
Peta gempa bumi berkekuatan 3.1 magnitudo pada Sabtu (27/4/2024) pukul 20.22.59 WIB di wilayah Sukabumi dan Cianjur. | Foto: BMKG
Life27 April 2024, 21:00 WIB

Mau Tahu Rahasianya? 6 Langkah Menjadi Orang yang Berkelas dan Elegan

Menjadi orang berkelas di mata orang lain bukanlah tentang kemewahan atau kekayaan, tetapi lebih kepada cara Anda bersikap, berperilaku, dan membawa diri.
Ilustrasi - Menjadi orang berkelas di mata orang lain bukanlah tentang kemewahan atau kekayaan, tetapi lebih kepada cara Anda bersikap, berperilaku, dan membawa diri. (Sumber : Pexels/ Andrea Piacquadio).
Life27 April 2024, 20:42 WIB

Tanggapi dengan Serius, 7 Cara Ini Bisa Dilakukan saat Anak Tidak Mau Pergi Sekolah

Apakah anak prasekolah Anda kesulitan meninggalkan Anda? Bagaimana dengan anak Anda yang berusia 5 tahun? Apakah mereka tidak mau sekolah? Inilah yang harus dilakukan.
Ilustrasi anak ke sekolah. | Foto: Pexels.com/@RDNEStockproject
Life27 April 2024, 20:33 WIB

Dapat Memupuk Keterampilan Kognitif, Ini 6 Aktivitas yang Sangat Baik untuk Anak

Membesarkan anak yang baik hati, bersemangat, dan mandiri mungkin lebih mudah dari yang Anda kira. Berikut beberapa aktivitas yang sering diabaikan yang memupuk keterampilan kognitif, sosial, dan emosional.
Ilustrasi aktivitas anak. | Foto: Freepik/jcomp
Life27 April 2024, 20:00 WIB

7 Penyakit Hati yang Haram Dipelihara agar Selamat Dunia Akhirat, Apa Kamu Memilikinya?

Orang yang memiliki penyakit hati menandakan hatinya belum bersih dan masih kotor dengan persoalan-persoalan keduniawian yang bersifat semua semata.
Ilustrasi. Orang yang memiliki penyakit hati menandakan hatinya belum bersih dan masih kotor dengan persoalan-persoalan keduniawian yang bersifat semua semata. (Sumber : Freepik/@freepik)
Sukabumi27 April 2024, 19:52 WIB

Polres Sukabumi Kota Gelar Nobar Timnas Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Polres Sukabumi Kota mengajak kepada warga Kota Sukabumi untuk ikut nobar Timnas Indonesia vs Uzbekistan.
Ilustrasi - Polres Sukabumi Kota mengajak kepada warga Kota Sukabumi untuk ikut nobar Timnas Indonesia vs Uzbekistan. (Sumber : X/@@kabarmojokerto_).
Sukabumi27 April 2024, 19:36 WIB

Mayat Wanita Setengah Telanjang di Sungai Cicatih Sukabumi, Rambutnya Pendek

Jenazah berusia remaja ini ditemukan dalam kondisi tersangkut pada tumpukan kayu.
Mayat wanita setengah telanjang yang ditemukan di Sungai Cicatih, Kampung Jamu Diva RT 05/03 Desa Langensari, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (27/4/2024). | Foto: Warganet Instagram