Studi Planet di Luar Tata Surya: Ada Cuaca Ekstrem Hujan Besi

Jumat 13 Maret 2020, 19:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com -  Sebuah planet di luar tata surya (eksoplanet) terungkap memiliki cuaca paling ekstrem dari yang dikenal selama ini, yakni hujan besi. Dilansir dari tempo.co, eksoplanet itu adalah WASP-76b, sebuah planet gas raksasa mirip Jupiter dengan garis edar yang jauh lebih pendek, mengorbit salah satu bintang di konstelasi rasi bintang Pisces, sekitar 640 tahun cahaya jaraknya dari Matahari.

"Ini mungkin satu dari iklim planet paling ekstrem yang pernah kita lihat," kata David Ehrenreich, profesor astronomi di University of Geneva, Swiss, yang menjadi ketua tim peneliti.

Planet WASP-76b ditemukan pada 2013. Terdiri dari gas, planet ini sekuran Jupiter hanya dengan ukuran pinggang yang dua kali lebih lebar. Dalam studi yang terbaru, Ehrenreich dan timnya mempelajari WASP-76b menggunakan Spektograf Echelle untuk Rocky Exoplanets and Stable Spectroscopic Observations (ESPRESSO), sebuah instrumen yang dipasang di teleskop raksasa di Observatorium Eropa Selatan di Cile. 

WASP-76b mengorbit cepat bintang induknya setiap 1,8 hari di Bumi. Orbit yang sangat rapat dengan bintangnya itu menyebabkan planet gas itu seperti terkunci dan selalu menghadap pada sisi yang sama. Akibatnya, suhu pada sisi yang menghadap bintangnya itu (mengalami siang) bisa mencapai 2.400 derajat Celsius atau cukup panas untuk membuat logam menguap. Sementara sisi planet yang gelap (mengalami malam) jauh 'lebih dingin' yakni 1.500 Celsius.  

Itu berarti pula kalau sisi planet yang menghadap ke Bumi terlalu gelap untuk bisa terlihat teleskop. Beruntung ada sebagian kecil cahaya bintang yang menembus atmosfer planet itu untuk mengungkap batas-batas rupa planet itu. Tim Ehrenreich menganalisis cahaya itu dan ESPRESSO menangkap sinyal uap besi yang juga ditemukan di atmosfer ultra-panas Jupiter

Uap besi tak merata di WASP-76b. Sinyalnya hanya di dapat di bagian planet yang menjadi peralihan dari siang ke malam (sore) dan tidak di bagian peralihan dari malam ke siang. "Sesuatu pasti terjadi di bagian yang gelap (malam) sehingga membuat gas besi menghilang," kata Ehrenreich.   

Karena sore menghasilkan penurunan suhu, tim berpikir besi berkondensasi menjadi awan ketika dia mencapai sisi yang lebih gelap dan lebih dingin dari planet itu. Kemudian awan atau kumpulan uap besi beubah mejadi titik-titik cairan besi dan turun sebagai hujan sepanjang malam di planet itu. 

"Sepertinya memang terjadi hujan besi di WASP-76b," kata David Armstrong dari University of Warwick, Inggris. Dia menerangkan, "Cuaca yang sama di Jupiter akan bergantung pada kecepatan angin dan perbedaan suhu antara malam dan siang." 

Sumber: Tempo.co

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sukabumi02 Mei 2024, 13:09 WIB

Dicekik, Disodomi dan Dibunuh! Fakta Tewasnya Bocah Laki-laki di Kadudampit Sukabumi

Korban pergi ke rumah H bersama temannya yang lain dan terduga pelaku.
Konferensi pers kasus tewasnya bocah laki-laki berinisial MA (7 tahun) asal Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Kamis (2/5/2024) di Mapolres Sukabumi Kota. Polisi memperlihatkan barang bukti. | Foto: SU/Asep Awaludin
Sehat02 Mei 2024, 13:00 WIB

Diabetes Bukan Akhir Segalanya: 5 Cara Mengelola Gula Darah Tinggi untuk Hidup Sehat

Mengelola gula darah tinggi sangat penting bagi penderita diabetes untuk mencegah komplikasi serius.
Ilustrasi - Mengelola gula darah tinggi sangat penting bagi penderita diabetes untuk mencegah komplikasi serius. (Sumber : Freepik.com).
Life02 Mei 2024, 12:30 WIB

6 Tipe Orang Tua yang Bijaksana dalam Mendidik Anak, Kamu Termasuk?

Menjadi orang tua terkadang ada yang bijak ada yang tidak sama sekali. Akibatnya, ada pengaruh langsung yang berdampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Ilustrasi. Orang tua yang bijak mendidik anak. Sumber foto : Pexels/ Kevin Malik
DPRD Kab. Sukabumi02 Mei 2024, 12:23 WIB

DPRD Sukabumi Kaget Soal Kabar Pemutusan Layanan Kesehatan Warga Miskin

Kabar ini juga direspon anggota DPRD Kabupaten Sukabumi, Andri Hidayana.
Layanan kesehatan di Sukabumi dengan program bantuan untuk warga miskin dan tak mampu (Sumber: istimewa)
Bola02 Mei 2024, 12:00 WIB

Prediksi Timnas Indonesia vs Irak di Perebutan Tempat Ketiga Piala Asia U-23 2024

Indonesia akan menghadapi Irak di perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23 2024.
Indonesia akan menghadapi Irak di perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23 2024. (Sumber : X@TimnasIndonesia).
DPRD Kab. Sukabumi02 Mei 2024, 11:39 WIB

Timnas Tatap Olimpiade, Sodikin Berharap Sepak Bola Sukabumi Ikut Berkembang

Sodikin berhadap sepak bola Sukabumi ikut berkembang.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi sekaligus Ketua DPD PKS Kabupaten Sukabumi M Sodikin. | Foto: Facebook/PKS Kabupaten Sukabumi
Sehat02 Mei 2024, 11:30 WIB

Kurang Tidur, 8 Pola Hidup yang Bisa Membahayakan Penderita Asam Urat

Kurangnya istirahat dan tidur yang cukup dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam tubuh karena tubuh memiliki waktu yang kurang untuk memulihkan dan memperbaiki diri.
Ilustrasi. Kurang Tidur, Pola Hidup yang Bisa Membahayakan Penderita Asam Urat (Sumber : Pexels.com/CottonbroStudio)
DPRD Kab. Sukabumi02 Mei 2024, 11:14 WIB

Kunci Tiket Olimpiade, DPRD Sukabumi Minta Timnas Indonesia Kalahkan Irak

Amran berharap sepak bola lokal Sukabumi juga dapat berkembang.
Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Sukabumi sekaligus Ketua Fraksi PKS Amran Munawar Lutphi. | Foto: Instagram/@fpks.kabsukabumi
Life02 Mei 2024, 11:00 WIB

Tulus, 7 Sikap Sederhana yang Membuat Seseorang Terlihat Bijaksana

Sikap-sikap sederhana orang bijak ini dapat memberikan kesan bahwa seseorang itu bijaksana karena menunjukkan kedewasaan, empati, dan kemampuan untuk berpikir secara rasional dan terbuka.
Ilustrasi. Tulus.  Sikap Sederhana yang Membuat Seseorang Terlihat Bijaksana (Sumber : Pexels/AndreaPiacquadio)
Science02 Mei 2024, 10:52 WIB

Termasuk Sukabumi! Hujan Diprediksi Guyur Jabar pada Dasarian Pertama Mei 2024

Waspadai bencana hidrometeorologis berupa genangan banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan dampak kerusakan lainnya.
(Foto Ilustrasi) BMKG memprediksi curah hujan semakin berkurang pada dasarian pertama Mei 2024 di Jabar. | Foto: Pexels/Cottonbro Studio