Belum Berizin, Ponpes di Sukabumi yang Terjerat Kasus Pelecehan Santri-Santriwati

Senin 12 Februari 2024, 15:22 WIB
Kondisi ponpes yang dipimpin AU (44 tahun) di Desa Sukamukti, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa

Kondisi ponpes yang dipimpin AU (44 tahun) di Desa Sukamukti, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com - Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sukabumi menyatakan pondok pesantren (ponpes) di Desa Sukamukti, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, yang terjerat kasus pelecehan seksual, belum memiliki izin operasional. Pimpinan ponpes yakni ustaz berinisial AU (44 tahun) sudah ditangkap atas kasus ini.

AU diduga melakukan pelecehan seksual terhadap sejumlah santri dan santriwatinya. Ada dua santri dan lima santriwati yang diduga menjadi korban tindak asusila. Aksi ini dilakukan AU di lingkungan ponpes dengan modus memasukkan khodam. Dalam tradisi spiritual, khodam merujuk pada entitas yang dipercaya memiliki kemampuan dan kekuatan gaib.

"Ponpes itu belum mengantongi izin. Kami berharap semua ponpes punya izin operasional penyelenggaraan yang dikeluarkan Kemenag. Banyak hal yang bisa diperoleh kalau pesantren sudah dapat izin, selain tentunya pengawasan," kata Henda, Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Kabupaten Sukabumi, Senin (12/2/2024).

Henda menyebut ponpes adalah lembaga pendidikan tertua di Indonesia sehingga kontribusinya dalam membangun bangsa sudah tidak diragukan. Namun demikian, lanjut dia, usia pendidikan pesantren belum berbanding lurus dengan kemandiriannya dalam berbagai hal. Termasuk masalah-masalah yang sering muncul dan mengiringi dinamika pesantren.

Baca Juga: Pesantren Sepi, Buntut Pimpinan Ponpes di Sukabumi Lecehkan Santri dan Santriwati

"Membangun pesantren tidak bisa dilakukan kelompok atau perorangan. Ini membutuhkan kesadaran semua pihak seperti lembaga, masyarakat, dan pemerintah. Kini pemerintah hadir dengan mengeluarkan regulasi UU Pondok Pesantren Nomor 18/2019. Ini masih terus disosialisasikan. Akses izin dapat diakses melalui aplikasi Sitren Kemenag," ujar dia.

"Harapannya semua pihak dapat menjaga dan memelihara pendidikan pesantren sebaik mungkin sesuai kiprah masing-masing. Semoga kejadian di ponpes Kecamatan Waluran tidak terulang kembali dan menjadi sebuah catatan dan evaluasi bagi semua elemen," kata Henda.

Sebelumnya diberitakan Ketua RT setempat di Desa Sukamukti, Kecamatan Waluran, AP, mengatakan tak ada kegiatan apa pun di ponpes itu setelah AU ditangkap pada Kamis, 8 Februari 2024. Seluruh santri dan santriwati sudah pulang ke rumahnya masing-masing. "Sejak diamankan 8 Februari 2024, ponpes tak ada kegiatan," kata dia, Senin ini.

Menurut AP, jika tidak salah, ponpes ini dibangun 15 tahun lalu. Ada bangunan dua lantai yang di dalamnya berfungsi sebagai rumah pribadi, madrasah, kobong (tempat tidur santri-santriwati), dan lainnya. Sementara jumlah santri dan santriwati, lanjut AP, ada sekitar 30 orang yang rata-rata berasal dari Waluran dan Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi.

"Mereka (santri dan santriwati) semuanya pulang ke rumah masing-masing. Hingga saat ini belum ada laporan lagi (soal korban), hanya lima santriwati dan dua santri," ujar AP.

Kasus ini ditangani Polres Sukabumi. Lima korban santriwati sudah dimintai keterangan sebagai saksi. Selain tujuh orang yang disebutkan yakni dua santri dan lima santriwati, terdapat satu korban lain yaitu seorang santri, namun telah keluar dari ponpes dan memilih bekerja.

Baca Juga: Modus Masukkan Khodam, Pimpinan Ponpes di Sukabumi Lecehkan Santri dan Santriwati

Korban berusia 16-20 tahun, salah satunya santri berinisial MR (20 tahun). MR menjadi sasaran pelecehan seksual setelah satu tahun menjadi murid di ponpes yang dipimpin AU. MR yang saat ini sudah empat tahun menimba ilmu di sana, mengatakan dugaan asusila berawal dari keinginan AU memasukkan khodam kepada dirinya.

Namun, ada persyaratan aneh yang diminta AU terhadap MR sebelum memasukkan khodam. Pada suatu malam, AU memanggil MR dan memintanya untuk merayu dan mencumbui istrinya sendiri. MR tentu kaget dan bingung sehingga sempat menolak permintaan tersebut, terlebih harus dilakukan terhadap istri gurunya sendiri.

"Suatu malam saya dipanggil oleh guru ngaji sekaligus pimpinan ponpes (AU), dengan maksud untuk memasukkan khodam. Tapi syaratnya harus merayu dan bercumbu dengan istrinya. Saya kaget, dalam pikiran bimbang, mengapa harus bercumbu dan merayu istri guru," kata MR pada Jumat, 9 Februari 2024.

Setelah malam itu menolak, beberapa malam berikutnya MR kembali dipanggil oleh AU dan diminta melakukan hal serupa dengan alasan yang sama yakni akan memasukkan khodam. Namun kali ini alasan lain muncul, selain soal khodam, AU berdalih akan menyampaikan wasiat dari Pakidulan kepada istrinya melalui khodam tersebut.

MR lagi dan lagi menolak permintaan AU. Begitu juga istri AU, menolaknya. Tetapi, permintaan yang sama terus disampaikan AU kepada MR. Singkatnya, dalam satu kesempatan, tidak tahu apa yang terjadi, istri AU tiba-tiba menelepon MR dan meminta bertemu di sebuah ruangan. Alhasil, percumbuan yang diinginkan AU terjadi.

"Pertemuan di ruangan tersebut diketahui oleh pak ustaz (AU). Tidak lama setelah itu saya kembali ke kobong. Malam berikutnya saya dipanggil lagi oleh pak ustaz (AU) serta kembali merayu dan bercumbu dengan istrinya. Saat itu dua kali disuruh (menerima) dimasukkan khodam, sedangkan tiga kali melakukan percumbuan," ujar MR.

Baca Juga: Selain Lecehkan Santriwati, Pimpinan Ponpes di Sukabumi Minta Santri Cumbui Istri

Sejak rentetan kejadian itu, MR menyebut tak lagi diminta melakukan perbuatan serupa. Baru tiga tahun kemudian, tepatnya Desember 2023, MR dipanggil dengan alasan AU menyebut khodam (melalui tubuh AU) ingin berbicara dengan MR. Pembicaraannya adalah soal hubungan MR dengan salah satu santriwati yang juga menjadi korban.

"Saat itu saya bertanya kepada khodam apakah kalau saya menikah dengan Y (santriwati) akan bahagia. Khodam yang masuk dalam diri pak ustaz menyebut hubungan saya dengan Y akan bahagia dan langgeng. Setelah itu saya diminta melakukan hal yang sama seperti dulu (merayu dan bercumbu dengan istri AU)," katanya.

Tak hanya dirinya, MR mengakan permintaan-permintaan seperti itu juga disampaikan AU kepada dua santri lain (satu sudah keluar dan bekerja). Sementara terhadap santriwati atau murid perempuan, khususnya Y (pacar MR), AU diduga melakukan tindak asusila dengan memegang beberapa bagian sensitif tubuh korban.

"Y yang merupakan pacar saya bilang ke neneknya. Neneknya lalu laporan sehingga pak ustaz diamankan," ujar MR.

Belum diketahui soal tindakan AU kepada korban-korban lainnya. Polisi terus mendalami dan mengembangkan perkara ini. "Kasusnya sudah dilimpahkan ke Polres Sukabumi," kata Kapolsek Ciracap Iptu Dudung A Jamin melalui Kanit Reskrim Aipda Jimmy Agung.

Kasatreskrim Polres Sukabumi AKP Ali Jupri mengatakan AU sedang diperiksa lebih lanjut. "Benar, pelakunya itu ustaz yang merupakan pimpinan pondok. Telah kami amankan dan sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," kata dia, Jumat lalu.

"Kalau yang sudah kami periksa yaitu pelapor yang merupakan ibu kandung korban. Lima orang korban (diperiksa), dua orang saksi, dan pelaku," katanya. "Hasil pemeriksaan korban, saksi, dan pelaku, bahwa benar telah adanya dugaan tindak pidana perbuatan cabul yang dilakukan oleh pelaku (ustaz). Korban sebanyak lima orang yang merupakan santriwati di ponpes tersebut," ujar Jupri.

Pernyataan Jupri belum diperbaharui dengan fakta adanya korban santri, salah satunya MR.

AYO! main games di Sukabumi Update Games
Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sehat27 Juli 2024, 09:00 WIB

7 Cara Mengurangi Risiko Penyakit Jantung Mulai dari Sejak Usia Muda

Kesehatan jantung adalah harta yang tak ternilai. Dengan menjaga gaya hidup sehat, Anda dapat hidup lebih lama dan berkualitas.
Ilustrasi -  Kesehatan jantung adalah harta yang tak ternilai. Dengan menjaga gaya hidup sehat, Anda dapat hidup lebih lama dan berkualitas. (Sumber : pexels.com/Andrea Piacquadio)
Inspirasi27 Juli 2024, 08:00 WIB

Info Loker Teknik di Perusahaan Makanan, Posisi Operator Peralatan

Info Loker Teknik Posisi Operator Peralatan. Rekrutmen Pegawai Tetap untuk posisi Operator Peralatan ini dibuka hingga 18 Agustus 2024 mendatang.
Ilustrasi. Info Loker Teknik (Sumber : Freepik/@pvproductions)
Life27 Juli 2024, 07:00 WIB

10 Ciri Orang Tidak Punya Rasa Bersalah, Perhatikan Sikapnya!

Menghadapi seseorang yang tidak punya rasa bersalah bisa sangat menantang.
Ilustrasi. Ciri Orang Tidak Punya Rasa Bersalah, Perhatikan Sikapnya! (Sumber : Pexels/YanKrukau)
Science27 Juli 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 27 Juli 2024, Cek Dulu Yuk Langit di Akhir Pekan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca cerah dan cerah berawan pada Sabtu 27 Juli 2024.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca cerah dan cerah berawan pada Sabtu 27 Juli 2024. (Sumber : Pixabay.com).
Inspirasi26 Juli 2024, 22:02 WIB

Jatim Media Summit Bagikan Tips Bikin Konten Video Disukai Penonton di Medsos

Sebelum memulai membuat konten video, alangkah baiknya untuk mengenal audiens atau penonton. Cari tahu apa yang mereka suka dan dibutuhkan.
Jatim Media Summit, Kamis (25/7/2024) | Foto : Ist
Sukabumi26 Juli 2024, 21:26 WIB

Ini Dugaan Penyebab Kebakaran Gudang Limbah Pabrik di Parungkuda Sukabumi

Warga ungkap asal muasal api yang menjadi penyebab kebakaran gudang limbah pabrik di Parungkuda Sukabumi.
Petugas Damkar berjibaku memadamkan kebakaran yang melanda gudang limbah pabrik kain di Parungkuda Sukabumi. | Foto: Istimewa
Jawa Barat26 Juli 2024, 21:11 WIB

16 Rumah Dilaporkan Rusak, Pj Gubernur Jabar Tinjau Lokasi Gempa di Kuningan

Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin meninjau sejumlah lokasi yang terdampak bencana gempa bumi di Kabupaten Kuningan, Jumat (26/7/2024).
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin saat meninjau lokasi terdampak gempa di Kuningan. (Sumber : Humas Jabar)
Sehat26 Juli 2024, 21:00 WIB

Oatmeal Hingga Minyak Kelapa, 7 Cara Mengatasi Kulit Kering yang Dapat Anda Lakukan

Cuaca dingin dan kering, sering mencuci tangan, atau paparan sinar matahari berlebihan dapat membuat kulit kering.
Ilustrasi - Dengan perawatan yang tepat, kulit kering dapat diatasi dan kembali sehat. (Sumber : Freepik.com).
Sukabumi26 Juli 2024, 20:56 WIB

Langganan Banjir, Warga Minta Pengerukan Sungai Cibening Purabaya Sukabumi

Warga berharap adanya penanganan Sungai Cibening Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi yang mengalami pendangkalan serta penyempitan
Forkopimcam dan relawan saat sedang membersihkan Sungai Cibening Purabaya Kabupaten Sukabumi | Foto : Ist
Life26 Juli 2024, 20:30 WIB

10 Ciri Orang Memiliki Dendam Namun Bersikap Pura-pura Baik Pada Kita

Senyuman orang yang memiliki dendam mungkin tampak dipaksakan atau tidak tulus. Ekspresi wajah sering kali tidak selaras dengan kata-kata mereka.
Ilustrasi. Ciri Orang Memiliki Dendam Namun Bersikap Pura-pura Baik Pada Kita (Sumber : Pexels/YanKrukau)