Masa Depan Jurnalis di Tengah Pandemi dan Ancaman Kekerasan

Selasa 09 Februari 2021, 07:43 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Jurnalis menjadi profesi yang terjerembab dalam ketidakpastian masa depan dan ancaman kekerasan. Dekadensi ini kian diperparah dengan adanya Pandemi Covid-19 yang memaksa cara-cara baru dalam menjalankan pekerjaan tersebut.

Pandemi Covid-19 telah mendorong peningkatan yang signifikan dalam perubahan pola konsumsi berita. Gejolak ekonomi yang mengguncang dunia, termasuk Indonesia, telah mempercepat perpindahan bisnis media ke arah digital. Pandemi mempercepat semuanya.

Dalam laporan The Reuters Institute yang diterbitkan pada Juni 2020 lalu, Pandemi Covid-19 telah meningkatkan penayangan televisi dan berita online secara global. Meskipun kekhawatiran soal beredarnya informasi yang salah tetap tinggi. Facebook dan WhatsApp pun dinilai sebagai saluran utama dalam menyebarkan informasi salah tersebut.

Di tengah ketakutan yang luar biasa terhadap virus mematikan ini, jurnalis tetap dituntut untuk dapat menyanggah informasi salah yang kadung tersebar di masyarakat itu. Bahkan persoalan ini mendapat sorotan organisasi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan dunia UNESCO, sehingga mereka meluncurkan program yang disiapkan untuk membantu para jurnalis dalam mengatasi krisis kesehatan global tersebut.

Masa depan profesi jurnalis semakin dipertaruhkan ketika cara-cara kerja di masa pandemi berbeda dengan pola sebelumnya.

Melansir laporan media Jerman Deutsche Welle, editor The Indian Express, Amitabh Sinha mengungkapkan bahwa para jurnalisnya diminta untuk bekerja dari rumah sesering mungkin.

Kendati demikian, proses pencarian berita tetap mengharuskan para jurnalis berada di lapangan, tentu dengan perlindungan yang lebih ketat dari sebelum adanya pandemi. 

Namun dalam memperoleh berita seputar pandemi ini, kata Sinha, jurnalis hanya mengandalkan informasi pemerintah, seperti penghitungan kasus atau jumlah kematian. Pasalnya, tidak ada cara untuk memverifikasi informasi dari sumber lain, kecuali mencari sumber baru, misalnya dengan mengunjungi sejumlah lokasi pemakaman untuk memeriksa berapa banyak mayat yang dikebumikan untuk membandingkan dengan data yang diberikan pemerintah. Kondisi ini membuat risiko terhadap pekerjaan wartawan semakin berlipat ganda.

Meskipun begitu, para jurnalis pada umumnya telah memberikan pertanggungjawaban yang baik untuk profesi ini. Di tengah kehilangan pekerjaan, pemotongan gaji, dan risiko pribadi yang besar bagi diri mereka sendiri, mereka keluar dan menceritakan kisah-kisah penting tentang pandemi kepada publik.

Sinha yang telah 20 tahun menjadi jurnalis dan pernah bergabung dengan media Reuters dan BBC ini menuturkan, Pandemi Covid-19 sendiri telah membatasi pengiriman surat kabar di banyak negara, sehingga pihaknya mendorong untuk mendistribusikan surat kabar tersebut melalui aplikasi WhatsApp dan email.

Tantangan Jurnalis di Indonesia

Sejak diumumkan secara resmi masuk ke Indonesia pada Maret 2020 lalu, Covid-19 telah berdampak luas bagi media dan jurnalis. Pemerintah berusaha mengatasi penyebaran pandemi ini dengan melakukan sejumlah pembatasan wilayah, yang itu berdampak kepada ekonomi. Bagi media, dampak itulah yang mengakibatkan perusahaan melakukan PHK, efisiensi, dan tindakan penghematan lainnya.

Mengutip dari laman resmi Aliansi Jurnalis Independen atau AJI, Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang sangat serius bagi pers saat ini dan juga masa depan. Dampak nyata dari pandemi ini tentu saja yang utama bagi bisnis media itu sendiri, di mana juga akan berakibat langsung pada kesejahteraan jurnalis. Sementara dampak lainnya adalah pada kualitas jurnalisme karena banyaknya proses news gathering dengan cara daring.

Ketua Umum AJI Abdul Manan mengatakan, situasi tersebut menjadi sorotan serius bagi AJI yang memiliki concern soal kebebasan pers, profesionalisme, dan kesejahteraan jurnalis. Situasi sulit media sekarang ini tentu berdampak langsung pada tiga hal tersebut.

"AJI berharap media bisa menghadapi masa-masa sulit ini, dengan tetap menjaga nilai utama profesi ini, yaitu bekerja untuk menemukan kebenaran dan memprioritaskan kepentingan publik," kata Abdul Manan, Jumat, 7 Agustus 2020.

Segendang sepenarian dengan situasi di atas, tingkat kekerasan terhadap jurnalis selama masa Pandemi Covid-19 ini juga dinilai masih sangat besar. Selama tahun 2020, AJI menerima 40 laporan kekerasan, di mana 18 di antaranya terjadi pada bulan Oktober.

Laporan kekerasan tersebut juga terdiri dari beragam jenis, antara lain ancaman kekerasan atau teror (8), gugatan perdata (1), intimidasi lisan oleh pejabat publik (12), kekerasan fisik (7), mobilisasi massa/penyerangan kantor redaksi (2), pemidanaan/kriminalisasi (2), pengusiran/pelarangan liputan (1), perusakan alat dan/atau data hasil peliputan (5), dan sensor/pelarangan pemberitaan (2).

Dari 40 laporan yang ada, kekerasaan paling banyak dilakukan oleh polisi, yakni sebanyak 17 kasus. Hal itu berkaitan dengan meledaknya aksi massa menolak UU Cipta Kerja pada Oktober 2020 lalu.

Sementara dari data Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers yang dikutip melalui Tirto, selama 1 Januari hingga 10 Desember 2020, ada 117 kasus yang berkaitan dengan iklim kebebasan pers dan konflik ketenagakerjaan di bidang media. Angka itu disebut meningkat sekitar 32 persen dibandingkan tahun 2019 yang hanya 79 kasus.

Menurut LBH Pers, pada 2020 juga ditemukan data bahwa jurnalis tidak hanya berisiko terhadap tindakan kekerasan, namun juga berisiko cukup tinggi mendapatkan kecelakaan kerja saat meliput aksi demonstrasi.

Dalam temuan LBH Pers tersebut, Kepolisian RI menjadi institusi negara yang mendominasi melakukan kekerasan terhadap jurnalis dengan kasus terbanyak, yaitu 76 kasus. Tindakan represif oleh aparat banyak terjadi ketika aksi protes terhadap pengesahan UU Cipta Kerja pada Oktober 2020. Pelaku lain yang melakukan kekerasan dan pelanggaran pers adalah militer sebanyak dua kasus. 

Sedangkan untuk pelaku anonim alias tidak diketahui, menempati posisi kedua, yakni sebanyak 12 kasus. Serangan yang dilakukan juga tidak hanya secara konvensional, namun beberapa pelaku melakukan serangan siber terhadap jurnalis atau perusahaan media dengan identitas anonim.

Selama 2020, LBH Pers mencatat ada 99 jurnalis yang mengalami kekerasan, baik berupa penganiayaan, intimidasi, penangkapan, penghapusan data liputan, hingga serangan siber. Aksi protes pengesahan Omnibus Law menjadi salah satu faktor meningkatnya serangan terhadap jurnalis, setidaknya ada 71 kasus.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Musik26 April 2024, 18:02 WIB

Selain IU, Inilah Daftar Idol K-Pop yang Akan Menggelar Konser di Indonesia

Selain IU, ada beberapa idol K-pop yang akan menggelar konser di Indonesia pada tahun 2024. Tentu saja mereka akan memberikan penampilan terbaik untuk penggemarnya.
NCT Dream, aespa, TREASURE, Babymonster, adalah idol K-pop yang akan menggelar konser di Indonesia pada tahun 2024. ( Sumber Foto: instagram @/aespa_official, @/nct_dream, @/yg_treasure_official,/ @/babymonster_ygofficial )
Life26 April 2024, 18:00 WIB

Amalkan Setiap Hari Usai Sholat, 5 Doa Mohon Diberikan Keselamatan

Ketika berdoa untuk keselamatan, Anda menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT, dan menerima apapun takdir yang diberikan.
Ilustrasi - Ketika berdoa untuk keselamatan, Anda menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT, dan menerima apapun takdir yang diberikan. (Sumber : unplash/@Masjid MABA)
Sukabumi26 April 2024, 17:44 WIB

Emak-emak Viral Maksa Minta Sedekah Terciduk Kembali ke Sukabumi

Emak-emak viral maksa minta sedekah terciduk kembali meresahkan warga Baros Sukabumi. Polisi dan kelurahan langsung turun tangan.
Petugas kepolisian saat mengadang emak-emak viral maksa minta sedekah yang kembali berulah di Baros Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Opini26 April 2024, 17:00 WIB

Kebangkitan Timnas U-23: Inspirasi untuk Sukabumi dan Indonesia

Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Sukabumi Ayep Zaki nilai kebangkitan Timnas U-23 inspirasi untuk Sukabumi dan Indonesia.
Ayep Zaki bicara prestasi gemilang Timnas Indonesia U-23 yang lolos semifinal Piala Asia U-23 2024. (Sumber : Istimewa)
Musik26 April 2024, 17:00 WIB

Lirik Lagu Kupu-Kupu Tiara Andini: Wahai Cinta Beri Pertanda

Inilah Full Lirik Lagu Kupu-Kupu Tiara Andini yang Viral: Wahai Cinta Beri Pertanda.
Lirik Lagu Kupu-Kupu Tiara Andini yang Viral di TikTok. Foto : YouTube/TiaraAndini
Life26 April 2024, 16:30 WIB

6 Kebiasaan Penting yang Melatih Diri Jadi Penyabar dalam Hidup, Ini Kuncinya

Kebiasaan tertentu akan melatih diri menjadi pribadi yang penyabar ketimbang emosian, baperan (bawa perasaan) dan marah-marah dalam kehidupan ini.
Ilustrasi. Orang Sabar. Kebiasaan penting yang melatih diri jadi penyabar. Sumber foto : Pixabay/Alena Darmel
Sukabumi26 April 2024, 16:25 WIB

Rumah Tak Layak Huni Popon Guru Honorer di Waluran Sukabumi Dibedah Bupati

Rumah tak layak huni Popon guru honorer asal Waluran Sukabumi dirobohkan untuk dibangun kembali oleh Bupati.
Rumah Popon guru honorer di Waluran Sukabumi dirobohkan untuk dibangun kembali oleh Bupati. (Sumber : Istimewa)
Bola26 April 2024, 16:00 WIB

Prediksi RANS Nusantara vs Persija Jakarta di Liga 1: H2H, Susunan Pemain, dan Skor Akhir

RANS FC akan menjalani laga hidup mati saat melawan Persija, demi menjaga asa tetap di Liga 1.
RANS FC akan menjalani laga hidup mati saat melawan Persija, demi menjaga asa tetap di Liga 1. (Sumber : X/@persija/rans.nusantara).
Life26 April 2024, 15:30 WIB

6 Didikan Orang Tua yang Membuat Pola Pikir Anak Semakin Dewasa, Ini Rahasianya

Anak akan memiliki pola pikir dewasa ketika orang tuanya mengajarkan beberapa hal penting sudah semenjak belia. Ini penting untuk pertumbuhan seorang anak kelak.
Ilustrasi. Didikan yang membuat pola pikir anak dewasa. Sumber Foto : Pexels/RDNE Stock Project
Musik26 April 2024, 15:15 WIB

Konser Dua Hari di Indonesia, Berikut Profil dan Daftar Lagu Milik Penyanyi IU

IU akan menggelar konser bertajuk H.E.R selama dua hari di Indonesia. Penggemar menyambut antusias kedatangan penyanyi tersebut sampai tiketnya langsung sold out dan menambah kursi.
IU yang akan menggelar konser H.E.R selama dua hari pada tanggal 27-28 April 2024 di ICE BSD, Tangerang. (Sumber Foto: Instagram /@ dlwlrma)