SUKABUMIUPDATE.com – Selain menyampaikan sejumlah prosedur tetap (Protap), Kepala UPTD Puskesmas Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Dr Teddy Mulyadi pun mengeluarkan Surat Edaran (SE) Waspada Difteri. Menyusul bertambahnya seorang korban terinfeksi bakteri Difteri saat ini.
Teddy mengatakan, Protap tersebut untuk menangani kasus bakteri Difteri, walaupun belum positif terkena infeksi.
BACA JUGA:Â Korban Terinfeksi Difteri Bertambah, Dua Orang Kini Dirawat di RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi
“Baru dugaan saja, lebih baik masuk ke ruang isolasi. Berikan obat Difteri. Kasih vaksin itu langkah awal, sambil menunggu hasil laboratorium,†ujarnya, kepada sukabumiupate.com, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Rabu (20/12/2017).
Begitu positif mengalami infeksi Difteri, kata Teddy, dilanjutkan dengan pengobatan, karena Difteri membahayakan keselamatan jiwa pasien. “Isolasi dulu saja, biar penularan kumannya tidak ke mana-mana. Setidaknya dari awal sudah ditangani,†imbaunya.
Dan begitu si pasien negatif (tidak mengalami infeksi Difteri), lanjut Teddy, distop pengobatannya. “Baru pengobatan aslinya apa? Jadi jangan salah, begitu masuk ruang isolasi, belum tentu positif (terinfeksi Difteri),†imbuhnya.
BACA JUGA:Â Waspada! Warga Enam Kecamatan di Sukabumi Terjangkit DifteriÂ
Pada dasarnya, sesuai Protap, pihaknya pun mendata rumah korban dan menyelidiki Epidemiologi, mulai dari pasien. “Kira-kira dari mana asal penularannya, serta pencegahan penyuntikan serum imunisasi Difteri terhadap keluarga korban,†sampainya.
Dia pun menambahkan, pencegahan seeprti memberikan obat Difteri, kepada keluarga korban sebagai upaya pencegahan penularan. “Untuk itu petugas kami turun melakukan kunjungan ke rumah, mencari data tersebut. Kemudian memastikan data di rumah sakit, dan memastikan sejauh mana, apakah positif atau masih belum positif,†paparnya.
Beberapa hari ke belakang, pihaknya pun mengaku sudah melakukan kegiatan ke setiap Posyandu, mensosialisasikan Difteri. “Dari Puskesmas, kami melakukan kontak dengan klinik atau dokter praktik setempat. Bahkan kami pun sudah mengeluarkan Surat Edaran untuk waspada Difteri,†terangnya.
BACA JUGA:Â Wabah Difteri Jadi Kejadian Luar Biasa, Dinkes Kabupaten Sukabumi Lakukan Ini
Pihaknya mengimbau, kalau ada yang nyeri tenggorokan agar segera diperiksa lebih intensif. “Kalau ragu, dirujuk ke spesialis atau rumah sakit. Hasil laboratorium bisa mendiagnosa ke arah sana,†tandasnya.
Bakteri hampir sama dengan nyeri tenggorokan, seperti radang tenggorokan, radang amandel, hanya yang sedikit membedakan, gejalanya lebih berat, pasien biasanya merasa gelisah, lemah, dan terlihat sesak. Adanya membran di tenggorokan berwarna putih, keabuan, itu yang menjadi dasar Difteri. Namun hasil yang lebih memastikan, tetap di laboratorium.
