Dua Wisatawan Tewas Tenggelam, Mbah Jalun dalam Sejarah Situ Gunung Sukabumi

Senin 02 Januari 2023, 09:28 WIB
Proses pencarian wisatawan yang tenggelam di danau Situ Gunung di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Minggu, 1 Januari 2023. | Foto: SU/Oksa Bachtiar Camsyah

Proses pencarian wisatawan yang tenggelam di danau Situ Gunung di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Minggu, 1 Januari 2023. | Foto: SU/Oksa Bachtiar Camsyah

SUKABUMIUPDATE.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) lewat Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) menutup sementara danau Situ Gunung di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Ini dilakukan setelah dua wisatawan tewas tenggelam pada Minggu, 1 Januari 2023.

 

Danau yang berada satu kawasan dengan objek wisata jembatan gantung atau suspension bridge tersebut akan dievaluasi oleh KLHK terutama terkait prosedur keselamatan wisatawan. Kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa akibat tenggelam ini berdasarkan data BBTNGGP adalah peristiwa pertama di danau Situ Gunung.

Hal itu dikatakan Kepala BBTNGGP Sapto Aji Prabowo kepada awak media di lokasi. Aji juga menegaskan danau ini sebenarnya dilarang digunakan berenang oleh wisatawan. Kedalaman danau menurut Aji sekitar 4 meter, namun ada endapan lumpur yang menyebabkan pertumbuhan ganggang atau tanaman air subur di dasar danau.

Baca Juga: Situgunung Sukabumi Ditutup Sementara, BBTNGGP: Mitigasi Pasca Wisatawan Tenggelam

Dua wisatawan yang meninggal adalah warga Bandung dan Cianjur. Keduanya adalah karyawan salah satu rumah makan di Sukabumi yang tengah mengadakan family gathering bersama rombongannya di Situ Gunung sejak Sabtu, 31 Desember 2022.

 

Kedua korban itu Nandi Supriatna (23 tahun) asal Cianjur dan Benthar Kutanagara (27 tahun) kelahiran Bandung dan ditemukan setelah 1,5 jam pencarian. Sementara korban lain yang selamat adalah warga Kota Sukabumi Elvin Prayoga (25 tahun).

Berada di ketinggian 1.100-an meter di atas permukaan laut, danau Situ Gunung memang menyimpan sejumlah cerita. Air bening yang berkelindan dengan eksotisnya hutan pinus dan damar, membuat telaga seluas 7,6 hektare ini menjadi ikon pintu masuk Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) di Kecamatan Kadudampit.

Tak diketahui pasti bagaimana danau ini terbentuk, namun cerita Mbah Jalun dan letusan gunung api purba menjadi dua hal yang bisa ditelusuri.

Baca Juga: Danau Situgunung Sukabumi Renggut Nyawa 2 Wisatawan, Rombongan Family Gathering

Mbah Jalun dan Situ Gunung

Situ Gunung sudah dikenal sejak dulu, baik karena legendanya maupun aktivitas penelitian dan wisatanya. Pada 1881, Situ Gunung sudah menjadi perkebunan yang cukup besar. Bahkan dalam Java-bode (surat kabar yang diterbitkan di Batavia, Hindia Belanda) edisi 30 November 1888, Situ Gunung sudah disebut sebagai danau yang indah atau mooi bergmeer. Situ Gunung memiliki pemandangan danau yang indah di bawah kaki gunung Gede Pangrango dan sudah dikenal dengan transportasinya yang terjangkau.

Pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah mengatakan fasilitas di danau Situ Gunung saat itu sudah cukup lengkap. Kano dan rakit dapat disewa untuk mengelilingi danau karena telaga gunung seluruhnya berada di kawasan hutan lindung, sehingga airnya tidak tercemar dan bersih. Hanya bagian tengah Situ Gunung yang ketika itu cocok untuk berenang karena masih banyak tanaman air di pinggir danau yang harus dibersihkan.

"Situ Gunung dikenal indah," kata Irman kepada sukabumiupdate.com, akhir Mei 2022.

Keberadaan danau Situ Gunung tak terlepas dari sosok Mbah Jalun yang kerap dibicarakan warga setempat. Konon, danau ini dibuat oleh bangsawan Mataram bernama Mbah Jalun yang buron ke wilayah Priangan dan menetap di lereng Gunung Gede. Mbah Jalun adalah nama yang disematkan kepada Raden Rangga Jagad Syahadana atas nama anaknya, Jaka Lulunta. Mbah Jalun diperkirakan hidup pada 1770-1841. Menurut Irman, Mbah Jalun mengeruk tanah di Situ Gunung menggunakan kulit kerbau hingga menjadi danau.

Baca Juga: Libur Nataru ke Situ Gunung Sukabumi, Ini Rute Alternatif Hindari Macet Pasar Cisaat

"Itu dilakukan untuk menunjukkan rasa syukur atas kelahiran anaknya yang bernama Jaka Lulunta," ucap Irman yang juga Ketua Yayasan Dapuran Kipahare.

Berdasarkan informasi yang diperolehnya, Irman mengatakan masih ada keturunan Mbah Jalun yang hidup di kawasan Situ Gunung. Sebagian warga juga mempercayai cerita Mbah Jalun yang berhasil selamat dari hukuman gantungan Belanda di Alun-alun Cisaat pada 1814, lalu melarikan diri ke Bogor. Mbah Jalun memang dikenal ikut pergerakan perjuangan.

Masih menjadi polemik apakah kisah Mbah Jalun hanya legenda atau nyata. Virendra Nath Misra dan Peter Bellwood dalam bukunya "Recent Advances in Indo-Pacific Prehistory" menyebutkan bahwa sedimentasi di danau Situ Gunung dimulai hampir 8.000 tahun lalu. Sehingga, sejarah vegetasi yang tercatat di sana seluruhnya berada pada masa Holosen.

Irman yang sudah menulis beberapa buku tentang Sukabumi, salah satunya "Soekaboemi the Untold Story", mengatakan nama Situ Gunung sendiri mirip dengan danau Tasikardi di Banten, yang dibuat untuk keluarga kerajaan dan pengairan. Dalam "Poesaka-Soenda" keluaran 1922, dijelaskan tasik berarti situ atau talaga, sedangkan ardi artinya gunung. Sementara Situ Ardi merupakan danau buatan.

Wawancara terpisah, tokoh masyarakat setempat, Ki Padugala, mengatakan Mbah Jalun datang ke wilayah Priangan setelah berpisahnya Kerajaan Mataram Kuno menjadi dua bagian: Kesultanan Ngayogyakarta dan Kesultanan Surakarta.

Tak dipungkiri ada pengaruh adu domba Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC dalam perpisahan tersebut. Selama di Priangan, Mbah Jalun kerap berpindah dari satu gunung ke gunung lainnya. Hingga satu waktu bertemu wanita bernama Nyi Neglasari atau Nyi Layung Koneng di wilayah Goalpara.

"Mbah Jalun menikah dengan Nyi Layung Koneng lalu pindah ke Situ Gunung," kata Ki Padugala.

Selaras dengan Irman, Ki Padugala menyebut Mbah Jalun membuat danau Situ Gunung menggunakan kulit kerbau hingga berbulan-bulan untuk menyambut kelahiran putranya.

Kepala Resort Pengelolaan Taman Nasional atau PTN Situ Gunung Asep Suganda mengamini soal berkembangnya cerita Mbah Jalun di masyarakat. Dia pun memperoleh kisah tersebut dari tokoh bermana Abah Oji yang meninggal pada 2019.

Asep yang kurang lebih sudah 24 tahun bertugas di kawasan Situ Gunung mengatakan danau Situ Gunung dibuat Mbah Jalun supaya mengalirkan air ke perkampungan di bawahnya. Menurut penuturan Abah Oji kepada Asep, Mbah Jalun beragama Islam.

Belum bisa dipastikan apakah sosok Mbah Jalun adalah nyata atau hanya personifikasi. Sebab, hingga saat ini belum ada bukti autentik atau penelitian secara khusus yang bisa membuktikan keberadaannya. Terlebih lagi untuk membuktikan apakah danau Situ Gunung dibangun oleh Mbah Jalun atau terbentuk dengan sendirinya.

Asep menyebut sampai sekarang tidak ada yang mengetahui di mana makam Mbah Jalun. "Untuk membuktikan sosok Mbah Jalun perlu penelusuran lebih jauh," kata Asep, juga Mei 2022.

Terlepas cerita Mbah Jalun, Asep Suganda mengatakan adanya kemungkinan danau Situ Gunung adalah bekas kawah gunung api purba yang meletus dan cekungannya membentuk danau seperti saat ini. Pasalnya, kata Asep, terdapat jenis batuan vulkanik di sekitar danau Situ Gunung. Kemudian ada pula lapisan pasir yang menandakan bekas letusan gunung.

Namun kembali, Asep menyebut belum ada pembuktian secara ilmiah ihwal kemungkinan tersebut. "Belum ada riset sampai ke sana," ucap dia.

Keindahan dan keunikan Situ Gunung membuat sejumlah peneliti dunia tertarik mendatangi kawasan ini.

Beberapa peneliti yang pernah datang ke Situ Gunung adalah Caspar Georg Carl Reinwardt (1819), Friedrich Franz Wilhelm Junghuhn (1839), Johannes Elias Teijsmann (1839), Alfred Russel Wallace (1861), Sijfert Hendrik Koorders (1880), Melchior Treub (1891), Dr Van Leuweun (1918), Cornelis Gijsbert Gerrit Jan van Steenis (1920), dan Hindelbrand. Mereka meneliti tentang alam baik flora maupun faunanya.

Pada 1933, ada kunjungan orang Batavia yang tergabung dalam program Natuur Historische Vereeniging. Kemudian pada Juni 1934, seorang naturalis bernama Max Bartels membuka resort Situ Gunung yang disewa dari pemerintah. Resort ini dilengkapi bungalow dan wisata air baru, sekaligus jalan Situ Gunung supaya bisa dimasuki roda empat. Bartels juga menanam sejumlah besar ikan muda serta ikan induk, terutama ikan mas galicia, tawes, gurami, dan banyak spesies lainnya.

Sebulan kemudian, terjadi kecelakaan saat pesta malam venesia dengan menggunakan perahu. Sejumlah perahu terbalik sehingga beberapa orang tenggelam dan dirawat di rumah sakit. Selanjutnya pada Oktober 1934, dilakukan selametan yang dihadiri bupati dan asisten residen, dengan menurunkan 160 rakit dan di-film oleh The People of the Java Pacific Film Comp. Hingga kini, Situ Gunung masih menjadi tempat yang indah dan terjaga.

Mengutip penjelasan di gedepangrango.org, Max Bartels lahir di Pasir Datar, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi, pada 7 Juni 1902, sebagai anak pertama dari Max Eduard Gottlieb Bartels. Max Bartels dikenal telah menyukai berburu sejak kecil dan mendapatkan pendidikan Eropa.

Pada Mei 1932, Max Bartels mendapatkan gelar Dr/PhD dari Bern Switzerland dalam bidang Zoology. Keluarga Bartels adalah penemu Elang Jawa yang juga telah menemukan 21 spesies baik berupa burung, kelelawar, dan tikus.

Situ Gunung dan Pemanfaatannya

Semula Situ Gunung masuk ke kawasan Cagar Alam Cimungkad, yang diresmikan pada 1889. Cimungkad sendiri saat ini dikenal sebagai kawasan konservasi Elang Jawa yang masuk ke wilayah Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi.

Seperti ulasan di atas, saat itu sejumlah peneliti flora dan fauna, termasuk dari Belanda, datang ke Cagar Alam Cimungkad. Ini dibuktikan lewat beberapa foto zaman Belanda yang diarsipkan. Pada 1928, Belanda disebut menjadikan Situ Gunung sebagai waterpark atau taman air.

Seiring berjalannya waktu, Asep Suganda mengatakan pada 1977, Cagar Alam Cimungkad dan Cagar Alam Cibodas di Cipanas, Kabupaten Cianjur, ditetapkan sebagai zona inti Cagar Biosfer Cibodas oleh UNESCO.

Baru pada 6 Maret 1980, Cagar Biosfer Cibodas ditetapkan menjadi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango atau TNGGP lewat Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 736/Mentan/X/1980 dengan luas 15.196 hektare yang meliputi tiga kabupaten: Cianjur, Sukabumi, dan Bogor.

Pada 2003, TNGGP mengalami perluasan lahan menjadi 21.975 hektare. Ini disebabkan zona penyangga (hutan produksi) di TNGGP ikut ditetapkan sebagai taman nasional lewat Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 174-KPTS/II/2003.

Resort Situ Gunung sendiri dengan luas 2.093 hektare menjadi bagian dari TNGGP. Luas Situ Gunung ini sudah mencakup danau, hutan damar dan pinus, Curug Sawer setinggi 35 meter, dan beberapa spot lainnya yang kini menjadi daya tarik wisata di Kabupaten Sukabumi maupun Jawa Barat.

Asep mengatakan, dari 2.093 hektare total lahan Situ Gunung, hanya 222 hektare yang ditetapkan sebagai zona pemanfaatan. Ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Aturan itu menyebut taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budi daya, pariwisata, dan rekreasi.

Kawasan pelestarian alam, termasuk taman nasional, mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Kawasan taman nasional menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 dikelola dengan sistem zonasi yang terdiri dari zona inti, zona pemanfaatan, dan zona lain sesuai keperluan. Dalam zona pemanfaatan, dapat dibangun sarana kepariwisataan berdasarkan rencana pengelolaan.

"Zona pemanfaatan yang 222 hektare ini berada di ketinggian 1.050 hingga 1.200 meter di atas permukaan laut atau MDPL," kata Asep.

Luas wisata atau zona pemanfaatan 222 hektare meliputi danau, hutan damar dan pinus, air terjun Curug Sawer, hingga spot lainnya yang kini menjadi daya tarik wisata. Sementara zona inti Situ Gunung berada di dekat puncak gunung Gede dan Pangrango. Di zona inti, setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional.

Berdasarkan data pada 1980-an, Asep mengatakan luas danau Situ Gunung mencapai 12 hektare. Namun, munculnya sedimentasi serta tumbuhnya rumput dan ganggang, mengakibatkan danau ini menyempit menjadi kurang lebih hanya 7,6 hektare dengan kedalaman maksimal tiga meter.

Luasan danau tersebut menjadi bagian dari pembukaan lahan di zona pemanfaatan yang diizinkan. Sebab dari 222 hektare zona pemanfaatan, hanya 10 persen (22,2 hektare)--termasuk konsesi swasta--yang bisa digunakan sebagai fasilitas wisata.

"Tujuannya supaya alam tetap seimbang dan tidak membuka tutupan lahan seluas-luasnya," ucap Asep.

Hingga saat ini, Situ Gunung menjadi objek wisata yang masih terjaga kelestariannya. Bahkan, beberapa satwa liar endemik gunung Gede Pangrango seperti macan tutul, babi hutan, landak, kijang, rusa, hingga beberapa jenis burung, reptil dan serangga unik lainnya, terlihat di kawasan Situ Gunung. Ini terabadikan oleh camera trap yang dipasang per enam bulan. "Ada 300 hingga 500 foto," kata Asep.

Menjadi Wisata Dunia

Sejak 2019, Situ Gunung disulap menjadi wisata kelas dunia. Ini disebabkan andil pihak swasta yang datang dengan konsep wisata baru di kawasan itu: jembatan gantung atau suspension bridge.

Mengutip situgunungbridge.com, jembatan gantung suspension bridge merupakan jembatan gantung terpanjang yang berada di tengah hutan di Asia Tenggara dan menjadi daya tarik wisata dunia. Jembatan ini membentang sepanjang 243 meter, dengan lebar 1,8 meter, dan ketinggian 121 meter di atas permukaan tanah.

Jembatan gantung suspension bridge pertama kali dibangun pada pertengahan 2017 oleh PT Fontis Aquam Vivam. Proses pembangunan jembatan dilakukan secara manual dengan melibatkan warga lokal dan tenaga ahli dari Bandung. Meski tidak menggunakan alat berat, pembangunan jembatan ini selesai dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, lebih tepatnya selama empat bulan. Untuk keselamatan dan kenyamanan, selama pembangunan dilakukan pendampingan teknis dari Puslitbang Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Pada 9 Maret 2019, jembatan gantung suspension bridge diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan. Hadir dalam peresmian tersebut para pejabat seperti Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Bupati Sukabumi Marwan Hamami, dan beberapa pejabat lainnya. Selain jembatan gantung suspension bridge, saat ini di Situ Gunung juga terdapat jembatan anggrek, jembatan merah, jembatan 183/Tarzan Camp, hingga wahana keranjang sultan.

Pembangunan spot wisata di Situ Gunung sempat memicu polemik lantaran khawatir dapat merusak kelestarian alam. Namun, Asep menegaskan seluruh pembangunan fasilitas wisata dilakukan di zona pemanfaatan. Termasuk pembangunan oleh swasta di Situ Gunung yang memiliki lahan konsesi seluas 102 hektare (bagian dari 222 hektare zona pemanfaatan). Dari 102 hektare tersebut, hanya 10 persen (10,2 hektare) yang boleh menjadi fasilitas wisata, salah satunya jembatan gantung suspension bridge.

"Saya sebagai ujung tombak harus mengawasi konsesi ini. Ketika perusahaan lewat 10,2 hektare, kartu merah. Ketika lewat, ini bisa diputus kerja samanya dan izinnya bisa dicabut," kata dia.

Kini, Situ Gunung sudah bertransformasi menjadi wisata dunia. Pembangunan di kawasan ini diharapkan mampu memberi dampak nyata, terutama dalam bidang ekonomi, bagi masyarakat sekitar. Sisi gelap pembangunan harus bisa dikonversi oleh nilai manfaat yang berkelanjutan bagi pariwisata dan kelestarian alam Sukabumi.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkait
Berita Terkini
Sehat20 April 2024, 21:00 WIB

Tanpa Bahan Kimia, 6 Cara Alami Mengobati Pilek dengan Rempah-rempah

Meskipun rempah-rempah tradisional ini dapat membantu meredakan gejala pilek, penting untuk tetap mengonsumsi makanan bergizi dan minum cukup air untuk membantu tubuh melawan infeksi.
Ilustrasi. Sakit Flu Pilek dan Batuk (Sumber : pexels/lucianphotography)
Life20 April 2024, 20:00 WIB

7 Cara Mencegah Kolesterol Tinggi dengan Gaya Hidup Sehat

Dengan mengadopsi gaya hidup sehat, Anda dapat membantu mencegah kolesterol tinggi dan menjaga kesehatan jantung Anda.
Ilustrasi. Makan Sehat. Cara Mencegah Kolesterol Tinggi dengan Gaya Hidup Sehat | Foto : Pixabay
Keuangan20 April 2024, 19:02 WIB

Rp 6 Juta Sehari! Omzet Tukang Bakso di Jalan Sukabumi-Bogor Akibat Longsor Tol Bocimi

Pendapatan yang meningkat ini dirasakan oleh pedagang dan tukang parkir.
Warung bakso Zaenal (35 tahun) di area Masjid Nurul Anda, Desa Pondokkasolandeuh, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (20/4/2024). | Foto: SU/Ibnu Sanubari
Sehat20 April 2024, 19:00 WIB

6 Makanan yang Tidak Dianjurkan untuk Penderita Kolesterol

Dalam kondisi normal, hati mengatur produksi kolesterol sesuai dengan kebutuhan tubuh. Namun, pola makan tidak sehat dan gaya hidup yang tidak aktif dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, yang nantinya dapat mengarah pada penyakit kardiovaskular
Rendang. Contoh Makanan yang Tidak Dianjurkan Dikonsumsi Berlebihan untuk Penderita Kolesterol (Sumber : YouTube Devina Hermawan)
Life20 April 2024, 18:00 WIB

4 Doa Mohon Diberi Kesehatan, Kesembuhan dan Dilindungi dari Penyakit

Berikut Bacaan Doa Mohon Kesembuhan dan Dilindungi dari Penyakit, Tersedia Arab Latin dan Artinya.
Ilustrasi. Dirawat di rumah sakit. (Sumber : Shutterstock)
Musik20 April 2024, 17:00 WIB

Trending Now! Lirik dan Terjemahan Lagu As I Am Justin Bieber feat Khalid

Berikut Lirik dan Terjemahan Lagu As I Am Justin Bieber feat Khalid yang Sedang Trending di YouTube Music!
Trending Now! Lirik dan Terjemahan Lagu As I Am Justin Bieber feat Khalid | Foto : YouTube/@JustinBieber
Nasional20 April 2024, 16:27 WIB

Posko THR Ditutup: Ada 1.475 Laporan hingga Berbagai Jenis Pengaduan

Anwar menyatakan ada beberapa jenis pengaduan yang masuk.
(Foto Ilustrasi) Kementerian Ketenagakerjaan menutup layanan Posko THR. | Foto: Istimewa
Life20 April 2024, 16:00 WIB

6 Mental Kaya yang Wajib Anda Miliki Jika Ingin Sukses Sampai Hari Tua

Manakala seseorang ingin sukses hidupnya tentu harus memiliki mental kaya agar jalan menuju ke sana mudah dan cepat.
Ilustrasi. Mental kaya untuk mencapai kesuksesan. Sumber foto : Pexels/Ambu Ochieno
Inspirasi20 April 2024, 15:00 WIB

Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 di Perusahaan Makanan Wilayah Bandung

Berikut Informasinya Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 di Perusahaan Makanan Wilayah Bandung. Jobseeker Ayo Daftar!
Ilustrasi. Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 di Perusahaan Makanan Wilayah Bandung. | Foto: Pixabay
Sukabumi Memilih20 April 2024, 14:41 WIB

Punya 10 Kursi! PKS-PAN Satu Fraksi di DPRD Sukabumi, Siap Seperahu untuk Pilkada 2024

Dalam pilkada serentak 2024, diperlukan persyaratan minimal 20 persen kursi parlemen untuk mencalonkan bupati/wakil bupati.
Pertemuan PKS dan PAN di Aula Kantor DPD PKS Kabupaten Sukabumi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (20/4/2024). | Foto: Istimewa