Jejak Apun Gencay, Wanita Cantik dari Cikembar Sukabumi Pemicu Tewasnya Bupati Cianjur

Selasa 08 Juni 2021, 20:46 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Kecantikan wanita Sukabumi bukanlah bahasan baru. Bahkan sejak dulu, keindahan paras perempuan dari daerah ini menjadi perbincangan. Tak jarang, keistimewaan ini juga justru memicu kontroversi, salah satunya dialami gadis Cikembar bernama Apun Gencay. Kecantikannya membutakan mata seorang ningrat yang menjabat Bupati Cianjur.

Pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah mengatakan kecantikan Apun Gencay konon katanya menjadi pemicu terbunuhnya Raden Aria Wiratanudatar III. Kisah pembunuhan ini sebenarnya memiliki beberapa versi, salah satunya soal kisah cinta terlarang. "Yang tak banyak terungkap justru adalah sosok Apun Gencay," kata Irman kepada sukabumiupdate.com, Selasa, 8 Juni 2021.

Irman yang juga penulis buku Soekaboemi the Untold Story mengatakan tidak banyak sumber sejarah yang mencatat sosok Apun Geuncay. Menjadi wajar jika yang berkembang tentang Apuy Gencay kebanyakan fiktif dan dilebih-lebihkan. Nama Apun Gencay sendiri lebih banyak terabadikan lewat lakon drama, karya carita pondok, dan cerita lisan dari mulut ke mulut sebagai sosok legenda (bukan sejarah).

Irman yang kini aktif sebagai Kepala Riset dan Kesejarahan Soekaboemi Heritages menuturkan Raden Aria Wiratanudatar III--cucu Raden Aria Wiratanudatar I-- diangkat menjadi Bupati Cianjur pada tahun 1707 (memerintah hingga 1726). Ketika itu, wilayah yang kini Sukabumi merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Kadipaten Cianjur.

Nama asli Raden Aria Wiratanudatar III adalah Raden Astramanggala. Ia diangkat menjadi bupati pada tahun 1707 saat ayahnya, Raden Aria Wiratanudatar II meninggal dunia. Ketika Wiratanudatar III naik takhta, ibu kota Cianjur yang berada di Pamoyanan sudah mulai mundur. Maka strategi pertama Wiratanudatar III adalah memindahkan ibu kota dari Pamoyanan ke kampung Cianjur, sampai saat ini.

Raden Aria Wiratanudatar III termasuk bupati yang berprestasi dalam pandangan Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC. Sebab, ia selalu berhasil menyetor kopi yang terbesar ke VOC. Sementara di Sukabumi, masa pemerintahan Wiratanudatar III justru diwarnai banyak pemberontakan petani, terutama di wilayah Jampang, akibat penerapan tanam paksa kapas dan kopi yang sangat merugikan dan membuat petani tersiksa.

Irman menyebut setidaknya ada dua versi yang paling dikenal di balik kematian Raden Aria Wiratanudatar III. Pertama ia meninggal pada 1726 karena ditusuk condre (senjata kuno khas Sunda semacam belati) oleh pemberontak yang merasa menderita karena sistem tanam paksa. Salah satu pemicunya adalah kasus bayaran kopi pada VOC yang seharusnya 17,5 gulden, hanya dibayar 12,5 gulden. Sedangkan yang 5 gulden dipakai Raden Aria Wiratanudatar III.

"Satu versi lain soal kematian Raden Aria Wiratanudatar III adalah masalah cinta, yaitu berhubungan dengan Apun Gencay," kata Irman.

Apun Geuncay dan Kematian Raden Aria Wiratanudatar III

Suatu ketika Raden Aria Wiratanudatar III mendengar bahwa di Cikembar (wilayah di Kabupaten Sukabumi), ada gadis cantik bak bidadari bernama Apun Gencay. Mendengar kabar itu, ia ingin membuktikannya sendiri. Setelah berhasil mengungkap kabar tersebut, Raden Aria Wiratanudatar III langsung jatuh cinta kepada Apun Gencay yang sebenarnya sudah memiliki kekasih yang berasal dari Citeureup, Bogor.

Dengan pengaruhnya sebagai bupati, Raden Aria Wiratanudatar III pun memaksa Apun Gencay agar bersedia menjadi istrinya. Apun Gencay dipanggil menghadap ke Pendopo. Yang tidak diketahui Raden Aria Wiratanudatar III, Apun datang bersama kekasihnya. Tak curiga, pendopo pun tidak ada siapa-siapa hanya Raden Aria Wiratanudatar III dengan saudaranya, Mas Purwa.

Irman mengatakan semua yang ada di pendopo mengira Apun Gencay datang bersama pengiringnya, bukan sang kekasih. Ketika Apun Gencay dipanggil untuk mendekat, kekasihnya ikut mendekat dan dengan cepat menusuk Raden Aria Wiratanudatar III dengan condre sebanyak tiga kali. Bupati Cianjur itu pun tewas dengan isi perut terburai.

Sejarawan Sunda Gunawan Yusuf, kata Irman, menyebut peristiwa terbunuhnya Raden Aria Wiratanudatar III menumbuhkan luka yang mendalam hingga kini di hati orang-orang Cianjur, terutama keluarga para dalem. Begitu membekasnya, hingga sesepuh Cianjur "melarang keras" turunan Wiratanudatar untuk menyentuh condre dan pantang menikahi gadis Cikembar, Kabupaten Sukabumi.

Menurut sumber yang ia peroleh, Irman mengatakan kekasih Apun Gencay kemudian dibunuh dan badannya dipotong-potong oleh Mas Purwa dan para prajuritnya. Apun yang begitu mencintai pacarnya konon memunguti satu per satu potongan tubuh sang kekasih. Dalam linangan air mata, Apun melakukannya sambil meratap.

Ratapan itulah yang mengilhami pujangga Sunda kenamaan Yus Rusyana menulis kidung kematian yang tedapat dalam cerita pendeknya berjudul "Apun Gencay". Tidak jelas bagaimana nasib Apun Gencay pasca pembunuhan itu. Namun ada yang mengatakan Apun berhasil lari kembali dan menyepi sampai akhir hayatnya di Cikembar.

Keturunan Wiratanudatar dan Apun Gencay

Dari peta pertigaan pasar Pangleseran tahun 1889, terlihat rumah Raden Enoh Soeramanggala. Rumahnya digambarkan dalam bentuk kotak hitam setelah jalan masuk kecil di antara lahan yang diarsir (sebelah lahan bertuliskan P). Menurut keluarga, lokasi rumah Raden Enoh Soeramanggala berada di area Boemi Soeramanggala, yang sekarang sedikit ke tengah. Dahulu, rumahnya berupa panggung kayu. 

Raden Enoh Soeramanggala merupakan keturunan Raden Soeramanggala, putra alem Tarikolot (Wiratanudatar II), yang dalam silsilah keluarga bernama Ki Mas Bansadinata. Raden Soeramanggala sendiri merupakan adik Raden Aria Wiratanudatar III.

"Raden Soeramanggala kemudian tinggal di Cikembar. Entah karena ditugaskan di wilayah ini atau bagaimana, namun kebiasaan saat itu, Cacah Wiratanu menyebarkan keluarganya di area Sukabumi Utara untuk mengatur administrasi wilayah," kata Irman. Di Cikembar, Raden Soeramanggala mempunyai anak bernama Wirakusumah, yang kemudian memperistri Apun Gencay.

photoPeta pertigaan pasar Pangleseran tahun 1889 (KITLV via Soekaboemi Heritages)

Wirakusumah dan Apun Gencay kemudian mempunyai anak bernama Kusumah Diningrat. Dari sana, Kusumah Diningrat juga memiliki anak yang bernama Puspanata. Selanjutnya Puspanata pun mempunyai anak bernama Raden Orsom, yang dikenal masyarakat sebagai Wedana Cikembar dan terkenal di masa Kolonial. "Kuburannya sekarang dianggap angker," ucap Irman. 

Melihat runutan tersebut, maka keturunan Soeramanggala dimungkinkan memiliki jabatan tertentu, semacam Cutak/Wedana di area Cikembar dan sekitarnya. Sebab, pada masa itu jabatan tertentu masih berupa keturunan.

Sementara Raden Orsom, sambung Irman, memiliki putra, yakni Raden Enoh Soeramanggala, yang memulai kembali menggunakan trah Soeramanggala dengan menduduki jabatan sebagai Lurah Parakanlima (sebelum pemekaran Desa Parakanlima yang cukup luas melingkupi Pangleseran) dan tinggal di Pangleseran di sekitar Boemi Soeramanggala saat ini. Salah satu anaknya yaitu Raden Asep Soerawigoena (Soeramanggala I) pun menduduki jabatan lurah Parakanlima, menggantikan sang ayah.

Irman menyebut Raden Asep Soerawigoena memperoleh predikat Loerah Bentang sebagai penghargaan pemerintah atas jasanya membuat saluran irigasi. Sementara 10 anak Raden Enoh Soeramanggala yang lain berprofesi cukup beragam, ada yang menjadi petani, pengusaha, dan pegawai pemerintah.

Rumah Raden Asep Soerawigoena masih di wilayah Pangleseran ke arah timur dari rumah Raden Enoh Soeramanggala. Rumah Raden Enoh Soeramanggala kemudian menjadi warisan keluarga. "Salah satu yang tinggal di sekitar situ adalah Raden Yaya Supriyadi (Soeramanggala XI), seorang pegawai kehutanan (buyutnya Omar).

Baca Juga :

Saat ini di area tersebut dibangun Boemi Soeramanggala untuk mengenang keberadaan trah keluarga Soeramanggala. Di sana disimpan pula sebagian koleksi barang-barang keluarga Soeramanggala. "Hal ini dimaksudkan supaya sejarahnya masih bisa digali dan peninggalan keluarga masih bisa dilihat dan dikunjungi," kata Irman.

Irman mengatakan kisah Apun Gencay juga dicatat dalam buku Belanda berjudul Inlandsche Verhalen Van Den Regent Van Tjiandjoer 1857, yang dirilis tahun 1857.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
DPRD Kab. Sukabumi19 April 2024, 22:01 WIB

DPRD Minta Bakesbangpol Usut Penyebab Meninggalnya Peserta Seleksi Paskibraka Sukabumi

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar turut berbelasungkawa atas meninggalnya Kayla Nur Syifa saat mengikuti seleksi Paskibraka.
Jenazah siswi SMAN Negeri 1 Cisaat saat akan diberangkatkan dari RSUD Palabuhanratu menuju rumah duka di Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Opini19 April 2024, 21:44 WIB

Menjadi Lelaki Berkualitas: Inspirasi dari Kartini

Sosok Kartini, seorang pejuang kesetaraan gender dari Indonesia pada abad ke-19, memberikan pandangan yang menarik dan relevan, bukan saja bagi perempuan, bahkan bagi kaum laki-laki masa kini.
Dr. Ari Riswanto, M.Pd., MM / Dosen Universitas Linggabuana PGRI Sukabumi/Pengurus DPW Forum shilaturahmi Doktor Indonesia | Foto : Sukabumi Update
Sukabumi19 April 2024, 21:08 WIB

Dinsos Sukabumi Salurkan Program Makan Untuk Lansia Di Tegalbuleud Sukabumi

Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi, bantu salurkan program bantuan makanan bagi lanjut usia (Lansia), yang merupakan program Kemensos RI.
Program makan bagi lansia di Tegalbuleud Sukabumi | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi19 April 2024, 21:04 WIB

Kronologi dan Dugaan Penyebab Meninggalnya Siswi Sukabumi saat Ikut Tes Seleksi Paskibraka

Berikut kronologi dugaan penyebab meninggalnya Kayla Nur Syifa Siswi Sukabumi peserta seleksi Paskibraka.
Suasana rumah duka Kayla Nur Syifa di Desa Cibentang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Asep Awaludin
Life19 April 2024, 20:29 WIB

5 Penjelasan Kenapa Seseorang Mudah Menangis Tanpa Sebab

Ketika seseorang menangis tanpa alasan yang jelas, hal itu seringkali dapat menjadi pengalaman yang membingungkan dan membuat frustrasi.
Kenapa seseorang mudah menangis tanpa sebab | Foto : pixabay/jouycristoo
Sukabumi19 April 2024, 20:11 WIB

Ratusan Buruh Garmen di Cicurug Sukabumi Demo Tuntut Perusahan Bayar Gaji

Ratusan buruh pabrik garmen berdemonstrasi di depan halaman PT Indo Garment Lestari (IGL) tepatnya di Kampung Bojong Pereng, Desa Nyangkowek, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024).
Sejumlah buruh pabrik garmen melakukan aksi demo di depan halaman PT IGL | Foto : Ibnu Sanubari
Sukabumi19 April 2024, 20:05 WIB

Cita-citanya Polwan, Orang Tua Terpukul Kehilangan Kayla Siswi Peserta Paskibraka Sukabumi

Orang tua Kayla Nur Syifa peserta seleksi Paskibraka Kabupaten Sukabumi yang meninggal punya cita-cita jadi Polwan.
Orang tua Kayla Nur Syifa peserta Paskibraka Kabupaten Sukabumi yang meninggal saat diwawancarai sukabumiupdate.com di rumah duka (Sumber : SU/Asep Awaludin)
Sehat19 April 2024, 20:00 WIB

8 Makanan Tinggi Protein Purin yang Tidak Dianjurkan untuk Penderita Asam Urat

Updaters Wajib Mengetahui Apa Saja Makanan Tinggi Protein Purin yang Tidak Dianjurkan untuk Penderita Asam Urat.
Ilustrasi - Makanan Tinggi Protein Purin yang Tidak Dianjurkan untuk Penderita Asam Urat (Sumber : pexels.com/@Sebastian Coman Photography)
Sukabumi Memilih19 April 2024, 19:25 WIB

Gelar Perundingan Kebonpedes, Kader PDIP Minta Yudi Suryadikrama Maju Pilkada Sukabumi

Sejumlah kader PDI Perjuangan Kabupaten Sukabumi menggelar pertemuan dalam rangka menyikapi pemilihan bupati / wakil bupati Sukabumi yang akan dihelat pada 27 November 2024 mendatang.
Kader PDI Perjuangan menggelar Perundingan Kebonpedes, Jumat (19/4/2024) | Foto : Syams
Sukabumi19 April 2024, 19:15 WIB

SDN Sundawenang Sukabumi Dibobol Maling, Pelaku Gondol Proyektor dan Gitar

Berikut kronologi kejadian SDN Sundawenang Parungkuda Sukabumi dibobol maling. Pelaku sempat kepergok dan dikejar penjaga sekolah.
SDN Sundawenang Parungkuda dibobol maling, Jumat (19/4/2024). (Sumber : Istimewa)