Namun, tak berlangsung lama, terdapat keributan yang menahan langkahnya untuk pulang. Keributan tersebut berasal dari tembakan gas air mata ke tribun.
"Saya terkena gas air mata. Yang saya rasakan, mata saya perih dan saya tidak bisa membuka mata saya. Saya cuma mendengar saudara-saudara saya Aremania yang minta tolong. Mereka terdiri dari anak kecil dan ibu-ibu," kata Yohanes dikutip dari tayangan YouTube Najwa Shihab.
"Sejak itu, kemudian saya berinisiatif untuk turun ke lapangan meminta ke polisi agar tidak meneruskan tembakan itu. Kita sama-sama Aremania. Jika mereka sakit, saya pun juga merasa sakit," lapornya.
Yohanes Prasetyo meneruskan, ketika ia turun ke lapangan untuk meminta polisi agar menghentikan tembakan gas air mata ke arah tribun, ia justru mendapat serangan dari berbagai arah.
Semula serangan diarahkan ke kepalanya bagian belakang, lalu bagian kiri dan kanan. Sementara ia tidak bisa mengetahui siapa yang menyerang dirinya, sebab tembakan gas air mata telah membuatnya sulit membuka mata.
Ia juga memberi persaksian, tidak ada luka-luka berdarah pada bagian tubuhnya. Hanya luka memar di kepala, kening, punggung, dan kedua kakinya.
SUMBER: SUARA.COM
Writer : Ikbal Juliansyah